Part 2 Bantuan dari putri pejabat

“Kalian udah cuci tangan?” tanya Mang Ojo dengan suara lembut.

“Udah, Mang!” jawab Mereka serentak.

“Nah sekarang kalian semua boleh makan, tapi jangan lupa apa?”

“Baca do’a!”

“Bagus, nah silahkan dimakan, hanya itu nasi kita hari ini, kalian tak boleh mengeluh, harus sabar."

“Baik Pak!” jawab Alhuda, putra sulung Mang Ojo.

Kemudian Mang Ojo duduk diantara mereka, lalu membagikan sepiring nasi lengkap dengan sayurnya dan secangkir air putih. Salah seorang di antara mereka langsung memimpin do’a, dan yang lainnya menengadahkan tangan mereka.

Cukup tak cukup mereka harus merasa cukup, tak ada kata tambah. Karena hanya itulah nasi yang dimasak Mang Ojo, nasi sisa yang dibuang oleh penghuni perumahan dan dipungut kembali oleh istri Mang Ojo. Nasi bekas itu di cuci lalu di masak kembali.

Walau hidup susah dan berkekurangan, namun Mang Ojo tak pernah melupakan sang penciptanya, Allah yang maha pemurah dan pemberi rezki, dia selalu sujud setiap saat. Begitu pula ajarannya pada kelima orang anaknya.

“Meski hidup kita susah, namun kita tak boleh berputus asa, tetap berusaha dan berdo’a, selebihnya, kita serahkan kepada Allah yang maha pemberi rezki.”

“Iya, Pak," jawab kelima anak Mang Ojo dengan suara lembut.

Mereka saling menyayangi satu sama lainnya. Kata Mang Ojo “ Jika rohani kita diberi makan yang sehat, tentu jasmani kita akan tumbuh kuat,” itulah kenapa Mang Ojo selalu menanamkan nilai-nilai keimanan dalam diri pribadi anak-anaknya.

“Jika harus jadi pengemis maka jadilah pengemis yang beriman dan jika menjadi pejabat jadilah pejabat yang jujur, jangan menindas orang yang tak berdaya, karena doa orang yang teraniaya cepat di ijabah oleh Allah .

Kata-kata itu selalu di sematkan dalam hati sanubari anak-anaknya, agar kelak jika mereka sudah dewasa mereka akan selalu ingat akan pesan orang tuanya.

Karena rasa sakit serta kekurangan yang mereka rasakan sedari kecil, secara tak langsung telah mendidik jiwanya untuk selalu bersifat Qona'ah.

Begitulah setiap harinya, Mang Ojo selalu mengajarkan anaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Selain itu Mang Ojo juga menerapkan pendidikan kepada anak- anaknya. Biar hidup susah tapi sekolah tak boleh putus, gali ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekal di masa depan nanti.

Namun walau demikian anak Mang Ojo tak pernah mengeluh, sekalipun mereka tak punya apa-apa layaknya teman di sekolahnya.

Sesekali jika ada uang yang bersisa Mang Ojo menyempatkan diri pergi ke toko loak untuk mencari buku bekas demi keperluan sekolah anaknya.

Pagi itu sangat cerah, sepertinya cuaca begitu menjanjikan untuk Mang Ojo berjualan kacang rebus keliling komplek perumahan. Setelah merasa letih berkeliling Mang Ojo duduk sejenak di pinggir trotoar jalan.

Namun nasib sial datang menyambanginya, tiba-tiba saja dari perempatan jalan muncul orang berlarian menuju ke arahnya. Mang Ojo jadi kaget, tak taunya teryata ada pria berpakaian seragam lengkap sedang berlari mengejar para pedagang kaki lima.

Mang Ojo jadi bingung, lalu diapun bergegas untuk lari, saking paniknya salah seorang pedagang menabrak Mang Ojo dengan gerobaknya, Mang Ojo pun terjungkal, kacang rebus nya berserakan di jalanan.

Air mata Mang Ojo menetes sebanyak butiran kacang yang dikutipnya. Tiba-tiba saja, "Plak” sebuah kaki yang menggunakan sepatu dari kulit berwarna hitam menendangnya dari belakang, Mang Ojo pun tersungkur kejalan, kacang yang dikutipnya kembali berserakan.

“Heh, pak tua! Apa kamu nggak tau, kalau ini jalan umum bukan jalan nenek moyangmu!”

teriak pria itu.

“Maaf pak, maaf! Saya baru datang dan belum ada dagangan saya yang laku, tapi Bapak udah bikin dagangan saya rugi hari ini!” jelas Mang Ojo.

“apa kata mu, pak tua? kau bilang rugi!" bentak pria itu, seraya menginjak-injak kacang rebus milik Mang Ojo yang berserakan.

“ya, Allah! tega sekali kalian ini,” kata Mang Ojo seraya menggeser kaki petugas itu dari atas kacang rebus yang di pijaknya.

“Hei, kenapa kau memegang kaki ku!”

“Heh pak! Suatu hari nanti kau pasti akan membayar semua perbuatan mu ini!” seru Mang Ojo dengan suara lantang.

Walau demikian petugas itu tak mengindahkan sama sekali gertakan dari Mang Ojo, seraya terus berjalan petugas itupun terus mengusir pedagang kaki lima lainnya.

Menyaksikan hal itu Mang Ojo hanya bisa duduk terhenyak di pinggir jalan, dia merugi besar hari itu.

“Sabar ya pak, semoga Allah memberikan kekuatan pada Bapak,” ujar seorang wanita tua yang ikut membantu Mang Ojo mengutipi kacang rebus yang berserakan itu.

“Makasih ya Buk! udah repot-repot bantuin saya.”

“Sama-sama pak, udah kewajiban kita menolong sesama, bukan seperti pria itu, bukannya mengayomi tapi malah dia pula yang buat orang kecil seperti kita menderita,” gerutu wanita tua itu seraya melangkah pergi.

Setelah kacang terkumpul semua, Mang Ojo pun duduk lesu dipinggir trotoar. Tiba-tiba saja dia di sapa oleh seseorang yang di kenalnya.

“Hai Mang. Kenapa Bonyok aja? ada masaalah ya, ceritain dong!”

“Eh, ada Neng Ranita rupanya!” kata Mang Ojo sedih.

“Kenapa sedih Mang?”

“Ini Neng para petugas itu udah bikin dagangan Mamang rugi.”

“O ya?”

“Karena ulah mereka dagangan Mamang habis berserakan, untung aja ada orang yang bantu ngutipin, kalau nggak Mamang benar-benar apes hari ini.”

“Ooo, itu masaalahnya! Tapi Mamang tak perlu cemas, kan ada aku disini. Aku punya kejutan lho untuk Mamang.”

“kejutan? Kejutan apa Neng?” tanya Mang Ojo penasaran.

“Tarra ! Ini kejutannya!” seru Ranita seraya mengeluarkan tiga lembar uang ratusan, dan memberikannya pada Mang Ojo.

“Maksudnya apa ini Neng?” tanya Mang Ojo tak mengerti.

“Maksudnya, Uang ini untuk Mamang!”

“Aaah, jangan Neng! Mamang nggak suka di beri sedekah, Mamang masih kuat kok.”

“Kenapa?”

“Lagian, Mamang masih sanggup bekerja kok.”

“Mamang tersinggung ya? Aku nggak bermaksud menyinggung perasaan Mamang lhoh, anggap aja ini uang dari putri Mamang sendiri, jadi Mamang nggak perlu merasa sungkan pada ku," jelas Ranita tersenyum.

“Tapi Neng, uangnya terlalu banyak, Mamang agak merasa takut, kalau Mama Neng Ranita nanti marah!”

“Dah ! Mamang nggak perlu cemas! Mama nggak bakalan tau kok.”

“Maksud Neng Ranita, Si Eneng mencuri uang Mama, gitu?”

“Oh, Bukan Mang! sebenarnya ini uang aku sendiri Mang, lagian berapapun uang Mama kuambil Mama nggak bakalan tau kok.”

“Lho, Kok bisa gitu Neng, itu kan dosa? membohongi orang lain, apa lagi itu orang tua kandung Neng Ranita sendiri.”

“Siapa yang bohong sih Mang, aku nggak bohong kok.”

Bersambung...

\*Selamat membaca\*

Terpopuler

Comments

Dwi sonya

Dwi sonya

wah Ranita mesti kaya tapi dia suka membantu.

2023-07-17

0

Iril Nasri

Iril Nasri

cerita yang menarik tor

2023-01-03

0

AbyGail

AbyGail

semangat terus yaaa

2022-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Disiplin yang diterapkan keluarga
2 Part 2 Bantuan dari putri pejabat
3 Part 3 Keunikan rumah Mang Ojo
4 Part 4 pelajaran berharga
5 Part 5 Didikan Mang Ojo
6 Part 6 Ketiban Sial
7 Part 7 Bantuan untuk keluarga Mang Ojo
8 Part 8 Mendapat hukuman
9 Part 9 Komentar Mang Ojo
10 Part 10 Kisah Mang Ojo
11 Part 11 Berita heboh
12 Part 12 Menikmati hidangan istana
13 Part 13 Tambahan karyawan baru
14 Part 14 ketiban rezeki
15 Part 15 Kesuksesan yang diraih
16 Part 16 Gagasan yang dirancang Intan
17 Part 17 Menunaikan ibadah haji
18 Part 18 Kejutan untuk keluarga
19 Part 19 Kembali dari tanah suci
20 Part 20 Perjodohan
21 Part 21 Dilecehkan
22 Part 22 Lamaran yang di tolak
23 Part 23 Terpenjara di rumah mewah
24 Part 24 Masuk rumah sakit
25 Part 25 Keinginan yang di tolak
26 Part 26 Pemaksaan kehendak
27 Part 27 Bertemu keluarga Pejabat
28 Part 28 pernikahan yang di restui
29 Part 29 Membuat keributan
30 Part 30 Pernikahan yang gagal
31 Part 31 Pelajaran berharga
32 Part 32 Kecewa dan putus asa
33 Part 33 Perdebatan
34 Part 34 Ke orang pintar
35 Part 35 Mencari orang suruhan
36 Part 36 Sadar dari koma
37 Part 37 Pelajaran berharga
38 Part 38 Menyadari kesalahan
39 Part 39 Di permalukan
40 Part 40 Berkarya
41 Part 41 Pembangunan panti
42 Part 42 Bertemu gadis cantik
43 Part 43 Jatuh cinta
44 Part 44 Diperlakukan sepesial
45 Part 45 Kejutan untuk keluarga
46 Part 46 Pesta yang mewah
47 Part 47 pesta yang penuh haru
48 Part 48 Pergi menuntut ilmu
49 Part 49 Rencana yang diatur
50 Part 50 Kejutan untuk Randi
51 Part 51 Kecelakaan di kilometer tiga belas
52 Part 52 Salah tingkah
53 Part 53 Shock
54 Part 54 Keputusan yang sulit
55 Part 55 Bertemu gadis idaman
56 Part 56 Berita Duka
57 Part 57 Pengorbanan seorang ibu
58 Part 58 Ketulusan hati Randi
59 Part 59 Perhatian khusus
60 Part 60 Kesedihan yang melanda
61 Part 61 Prahara
62 Part 62 Jalan salah
63 Part 63 Kesal karena di tipu
64 Part 64 Mimpi yang aneh
65 Part 65 Sakit yang menakutkan
66 Part 66 teluh kiriman
67 Part 67 Kritis
68 Part 68 Kehadiran yang tak di duga
69 Part 69 Kedatangan Tante palsu
70 Part 70 Bertemu orang tua angkat
71 Part 71 Di siksa Tante Meri
72 Part 72 Tragedi yang memilukan
73 Part 73 Masalah yang tak terpecahkan
74 Part 74 Resah dan kecewa
75 Part 75 Putus Asa
76 Part 76 Menemukan jalan buntu
77 Part 77 Keputusan yang baik
78 Part 78 Melepas kepergian Intan
79 Part 79 Pertemuan yang tak di duga
80 Part 80 Bertemu kekasih hati
81 Part 81 Keresahan hati
82 Part 82 Kabar yang menyakitkan
83 Part 83 Petaka
84 Part 84 Mencari keberadaan Gita
85 Part 85 Disekap
86 Part 86 Mengalami Sock berat
87 Part 87 Kebahagiaan yang tak ternilai
88 Part 88 Diperlakukan istimewa
89 Part 89 Hati yang tersentuh
90 Part 90 Kemalingan
91 Part 91 Pertikaian
92 Part 92 Kecurigaan
93 Part 93 kehadiran Bayi yang lucu
94 Part 94 Berita duka dari panti
95 Part 95 Ketangkap basah
96 Part 96 Nikah masal
97 Part 97 Mendapat ide cemerlang
98 Part 98 Hati yang tenang
99 Part 99 Jiwa yang terguncang
100 Part 100 Duka mendalam
101 Part 101 Penemuan jasad Gita
102 Part 102 Bangkit dari keterpurukan
103 Part 103 Pernikahan sederhana
104 Part 104 Merasa di kecewakan
105 Part 105 Naik jabatan
106 Part 106 Kehadiran cucu yang mungil
107 Part 107 Kado spesial
108 Part 108 Kesal
109 Part 109 Tegas dalam bertindak
110 Part 110 Tak beretika
111 Part 111 Pergi meninggalkan rumah
112 Part 112 Menemui Randi di Jakarta
113 Part 113 Mengalami stroke
114 Part 114 Kecelakaan maut
115 Part 115 Pertolongan Medis
116 Part 116 Tidak tau balas budi
117 Part 117 Menghadapi suami cacat
118 Part 118 Kesal
119 Part 119 Tewas di tangan Ibu sendiri
120 Part 120 Mengalami keguguran
121 Part 121 Pertemuan yang meragukan
122 Part 122 Rindu ingin jumpa
123 Part 123 Mendadak Sock
124 Part 124 Tersangka
125 Part 125 Keluar dari penjara
126 Part 126 Di curigai
127 Part 127 Kehilangan perhiasan
128 Part 128 Mimpi buruk
129 Part 129 Kisah tragis
130 Part 130 Hari berduka
131 Part 131 Hati yang bimbang
132 Part 132 Kemalingan
133 Part 133 Menikahi pria psikopat
134 Part 134 lari dari rumah
135 Part 135 Bersembunyi
136 Part 136 Musibah ledakan
137 Part 137 tertangkap polisi
138 Part 138 Permintaan maaf
139 Part 139 Harapan yang besar
140 Part 140 Hari berduka
141 Part 141 Kebahagiaan
142 Part142 Ketenangan hati
143 Part 143 Mencari sekretaris baru
144 Part 144 Pendekatan
145 Part 145 Di hantui rasa takut
146 Part 146 Kebakaran
147 Part 147 Pasrah menerima
148 Part 148 Kejadian yang tak disengaja
149 Part 149 Kedatangan Tante Meri
150 Part 150 Akhir keluarga harmonis
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Part 1 Disiplin yang diterapkan keluarga
2
Part 2 Bantuan dari putri pejabat
3
Part 3 Keunikan rumah Mang Ojo
4
Part 4 pelajaran berharga
5
Part 5 Didikan Mang Ojo
6
Part 6 Ketiban Sial
7
Part 7 Bantuan untuk keluarga Mang Ojo
8
Part 8 Mendapat hukuman
9
Part 9 Komentar Mang Ojo
10
Part 10 Kisah Mang Ojo
11
Part 11 Berita heboh
12
Part 12 Menikmati hidangan istana
13
Part 13 Tambahan karyawan baru
14
Part 14 ketiban rezeki
15
Part 15 Kesuksesan yang diraih
16
Part 16 Gagasan yang dirancang Intan
17
Part 17 Menunaikan ibadah haji
18
Part 18 Kejutan untuk keluarga
19
Part 19 Kembali dari tanah suci
20
Part 20 Perjodohan
21
Part 21 Dilecehkan
22
Part 22 Lamaran yang di tolak
23
Part 23 Terpenjara di rumah mewah
24
Part 24 Masuk rumah sakit
25
Part 25 Keinginan yang di tolak
26
Part 26 Pemaksaan kehendak
27
Part 27 Bertemu keluarga Pejabat
28
Part 28 pernikahan yang di restui
29
Part 29 Membuat keributan
30
Part 30 Pernikahan yang gagal
31
Part 31 Pelajaran berharga
32
Part 32 Kecewa dan putus asa
33
Part 33 Perdebatan
34
Part 34 Ke orang pintar
35
Part 35 Mencari orang suruhan
36
Part 36 Sadar dari koma
37
Part 37 Pelajaran berharga
38
Part 38 Menyadari kesalahan
39
Part 39 Di permalukan
40
Part 40 Berkarya
41
Part 41 Pembangunan panti
42
Part 42 Bertemu gadis cantik
43
Part 43 Jatuh cinta
44
Part 44 Diperlakukan sepesial
45
Part 45 Kejutan untuk keluarga
46
Part 46 Pesta yang mewah
47
Part 47 pesta yang penuh haru
48
Part 48 Pergi menuntut ilmu
49
Part 49 Rencana yang diatur
50
Part 50 Kejutan untuk Randi
51
Part 51 Kecelakaan di kilometer tiga belas
52
Part 52 Salah tingkah
53
Part 53 Shock
54
Part 54 Keputusan yang sulit
55
Part 55 Bertemu gadis idaman
56
Part 56 Berita Duka
57
Part 57 Pengorbanan seorang ibu
58
Part 58 Ketulusan hati Randi
59
Part 59 Perhatian khusus
60
Part 60 Kesedihan yang melanda
61
Part 61 Prahara
62
Part 62 Jalan salah
63
Part 63 Kesal karena di tipu
64
Part 64 Mimpi yang aneh
65
Part 65 Sakit yang menakutkan
66
Part 66 teluh kiriman
67
Part 67 Kritis
68
Part 68 Kehadiran yang tak di duga
69
Part 69 Kedatangan Tante palsu
70
Part 70 Bertemu orang tua angkat
71
Part 71 Di siksa Tante Meri
72
Part 72 Tragedi yang memilukan
73
Part 73 Masalah yang tak terpecahkan
74
Part 74 Resah dan kecewa
75
Part 75 Putus Asa
76
Part 76 Menemukan jalan buntu
77
Part 77 Keputusan yang baik
78
Part 78 Melepas kepergian Intan
79
Part 79 Pertemuan yang tak di duga
80
Part 80 Bertemu kekasih hati
81
Part 81 Keresahan hati
82
Part 82 Kabar yang menyakitkan
83
Part 83 Petaka
84
Part 84 Mencari keberadaan Gita
85
Part 85 Disekap
86
Part 86 Mengalami Sock berat
87
Part 87 Kebahagiaan yang tak ternilai
88
Part 88 Diperlakukan istimewa
89
Part 89 Hati yang tersentuh
90
Part 90 Kemalingan
91
Part 91 Pertikaian
92
Part 92 Kecurigaan
93
Part 93 kehadiran Bayi yang lucu
94
Part 94 Berita duka dari panti
95
Part 95 Ketangkap basah
96
Part 96 Nikah masal
97
Part 97 Mendapat ide cemerlang
98
Part 98 Hati yang tenang
99
Part 99 Jiwa yang terguncang
100
Part 100 Duka mendalam
101
Part 101 Penemuan jasad Gita
102
Part 102 Bangkit dari keterpurukan
103
Part 103 Pernikahan sederhana
104
Part 104 Merasa di kecewakan
105
Part 105 Naik jabatan
106
Part 106 Kehadiran cucu yang mungil
107
Part 107 Kado spesial
108
Part 108 Kesal
109
Part 109 Tegas dalam bertindak
110
Part 110 Tak beretika
111
Part 111 Pergi meninggalkan rumah
112
Part 112 Menemui Randi di Jakarta
113
Part 113 Mengalami stroke
114
Part 114 Kecelakaan maut
115
Part 115 Pertolongan Medis
116
Part 116 Tidak tau balas budi
117
Part 117 Menghadapi suami cacat
118
Part 118 Kesal
119
Part 119 Tewas di tangan Ibu sendiri
120
Part 120 Mengalami keguguran
121
Part 121 Pertemuan yang meragukan
122
Part 122 Rindu ingin jumpa
123
Part 123 Mendadak Sock
124
Part 124 Tersangka
125
Part 125 Keluar dari penjara
126
Part 126 Di curigai
127
Part 127 Kehilangan perhiasan
128
Part 128 Mimpi buruk
129
Part 129 Kisah tragis
130
Part 130 Hari berduka
131
Part 131 Hati yang bimbang
132
Part 132 Kemalingan
133
Part 133 Menikahi pria psikopat
134
Part 134 lari dari rumah
135
Part 135 Bersembunyi
136
Part 136 Musibah ledakan
137
Part 137 tertangkap polisi
138
Part 138 Permintaan maaf
139
Part 139 Harapan yang besar
140
Part 140 Hari berduka
141
Part 141 Kebahagiaan
142
Part142 Ketenangan hati
143
Part 143 Mencari sekretaris baru
144
Part 144 Pendekatan
145
Part 145 Di hantui rasa takut
146
Part 146 Kebakaran
147
Part 147 Pasrah menerima
148
Part 148 Kejadian yang tak disengaja
149
Part 149 Kedatangan Tante Meri
150
Part 150 Akhir keluarga harmonis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!