Pria yang dipanggil wakil pimpinan itu segera berjalan dengan cepat kearah gadis yang ditunjuk resepsionis itu,semua orang yang merupakan karyawan bahkan resepsionis dan sekretarisnya tadi juga heran melihat bos mereka itu menghampiri gadis muda itu yang merupakan Zia.
Mereka tambah terkejut saat wakil pimpinan mereka itu membungkukkan badan tanda hormat pada gadis remaja itu,
"Maaf membuat anda menunggu lama nona"ucap pria yang merupakan wakil pimpinan itu.
Zia mengalihkan pandangannya kearah pria yang datang menghampirinya itu.
"Tak masalah,lagi pula ini salahku tidak memberi tahukan kedatanganku terlebih dahulu"ujar Zia pada orang itu,ia berdiri dari tempat duduknya tadi.
"Jangan menundukkan kepala seperti itu kak,lihatlah kita jadi pusat perhatian semua orang yang ada disini"ujar Zia.
Pria itu otomatis mengangkat kepalanya dan memperhatikan sekitarnya dan benar saja keduanya menjadi pusat perhatian sekarang.
"Remaja itu siapa,kok wakil pimpinan sampai nunduk gitu?"
"Adik nya kali"
"Gak mungkin,masa sampai nunduk gitu"
"Kayaknya orang penting"
"Tapi keliatannya masih muda banget"
Suara bisik bisik karyawan yang ada disitu terdengar samar samar.
"Apa yang kalian bicarakan?"ujar pria itu tegas pada karyawannya,
mendengar ucapan tegas bos mereka itu,semuanya otomatis diam dan menunjukkan kepala mereka takut.
Zia hanya diam saja melihat apa yang terjadi saat ini.
"Buat kalian semua yang bertanya kenapa saya menundukkan kepala pada gadis muda ini,Perkenalkan dia adalah pimpinan sekaligus pemilik dari perusahaan ini nona Zia Antara putri dari Nyonya Celine"ujar pria itu tegas memperkenalkan siapa Zia didepan semua orang di sana.
Semuanya sangat terkejut mendengar apa yang wakil pimpinan mereka itu terutama perempuan yang bekerja jadi resepsionis tadi untung saja ia tidak bersikap aneh aneh karena,
gadis muda yang saat ini berdiri didekat bos mereka itu ternyata adalah orang yang memiliki kedudukan paling tinggi di perusahaan tempat mereka bekerja yaitu Pimpinan Utama Perusahaan.
"Maaf Nona muda"ujar semua karyawan yang ada disitu bak koor serentak sambil membungkukkan badan mereka,sekarang mereka semua yang tadi membicarakan Zia merasa takut kena masalah.
"Tidak masalah,sekarang kembali ke pekerjaan kalian masing masing"ujar Zia kepada semua karyawannya dengan tegas.
"Nona,mari saya antar keruangan nona"ujar wakil pimpinan pada Zia.
"Hmm,baik"ucap Zia setuju.
Sekarang Zia sedang berada didalam ruangan pimpinan perusahaan ini dan itu artinya itu adalah ruangan miliknya,ia tak sendiri di sana tapi juga si wakil pimpinan juga di dalam sana.
"Lo kok dateng gak bilang bilang dek?"tanya wakil pimpinan itu kali ini tidak menggunakan bahasa formal seperti tadi.
"Sorry bang Teo,gue juga random tiba tiba pengen kesini tadi habis pulang sekolah"jawab Zia pada wakilnya itu yang ia panggil bang Teo itu.
"Gitu,ngomong ngomong apa kabar?"tanya bang Teo pada Zia.
"Lo niatnya nanyain kabar gue atau kabar kak Anna bang"ujar Zia.
"Kabar lo lah,tapi sekalian tahu kabar Anna juga boleh hehehe"ucap Teo sambil nyengir.
"Tihi kibir Anni jigi bilih,apa gue tebak"ujar Zia.
"Kabar gue hari ini baik masih hidup masih bisa nafas,kalau kak Anna kabarnya juga baik disana.Lo gimana bang "lanjut Zia.
"Kabar sih gue baik"ujar Teo.
"Gimana urusan perusahaan disini bang,ada masalah atau gimana?"ucap Zia menanyakan kondisi perusahaanya.
"Kondisi perusahaan sampai sekarang stabil-stabil aja sih,beberapa kali memang sempat ada kendala atau masalah tapi gak terlalu berarti sih,masih bisa diatasi dengan baik"ujar Teo menjawab pertanyaan bos mudanya itu.
"Bagus deh kayak gitu"ucap Zia bersyukur.
"Dek gimana rasanya tinggal sama keluarga lo?"tanya Teo.
"Ya gimana ya,gue sendiri bingung perasaan gue gimana dibilang biasa aja enggak dibilang seneng gua juga gak tau"ujar Zia
Teo mengangguk mengerti ia tau perasaan gadis remaja yang sedang duduk dihadapannya ini,wajar saja gadis itu bingung tentang perasaannya terhadap keluarganya karena ini juga pertama kalinya bagi gadis itu tinggal dengan orang tua dan saudara saudarinya yang lain.
"Reaksi keluarga lo gimana dek,mereka nerima lo dengan baik kan?"
"Kalau mami,papa sama bang Arga sih jelas bakal nerima gue kan dari dulu juga mereka pengen banget gue tinggal bareng,kalau kakak kakak perempuan gue"
"Mereka gimana?"
"Kalau kak Gia sih masih sama kayak dulu masih sinis dan gak suka gue tinggal disana,Kakak gue Lyn gue gak tau dia nerima gue apa enggak soalnya dia itu tipe cewek cuek dan dingin jadi susah ditebak."
"Kakak terakhir lo gimana?"
"Nah ini yang cukup bikin gue kaget"
"Kenapa?"
"Gimana ya reaksi kakak gue yang terakhir kak Liona itu sedikit tidak terduga,seingat gue dulu pas kita masih kecil waktu terakhir mereka berkunjung ke tempat gue di Amerika.
Sifat kak Lio itu sebelas dua belas sama kak Gia suka ketus sama gue,apalagi kalau gue deket deket sama papa,mami,sama bang Arga.Tapi kemarin dia kayaknya jadi yang paling ramah dan banyak bicara sama gue diantara kakak kakak gue yang lain,dia bahkan suruh gue manggil dia kakak"
"Bagus dong kayak gitu,sekarang tugas lebih mudah lo tinggal luluhin dua kakak perempuan tertua lo "komen Teo akhirnya.
"Iya sih,tapi kayaknya gak bakal semudah itu deh soalnya yang sisa dua ini temboknya tebal trus tinggi banget.Yang satu udah kayak gunung es berjalan bisa bikin gue beku plus merinding seketika,nah yang satu lagi malah sebaliknya udah kayak api aja jangankan mendekat dari ditatap dari jauh aja udah bikin gue ngeri soalnya tatapannya tajam banget kayak pengen bunuh gue"ujar Zia.
"Kalau kayak gitu susah juga sih,tapi gak papa abang yakin kalau kamu berusaha sekuat mungkin suatu saat mereka berdua bakal menghangat dan menyejukkan sama lo dek.Jadi lo gak boleh sampai patah semangat, ingat sama misi lo datang kesini" ujar Teo mencoba menyemangati gadis remaja yang merupakan bos sekaligus sudah dia anggap adik sendiri itu.
"Makasih ya bang,gue gak bakal nyerah kok buat luluhin mereka berdua kakak gue supaya mau nerima gue"ujar Zia sambil tersenyum.
"Kalau gitu lo balik sana jangan lama lama disini"Ucap Teo menyuruh Zia pulang.
"Kok gue kesannya malah diusir sih dari perusahaan sendiri lagi"ujar Zia.
"Bukan ngusir,tapi ini udah sore ntar lo dicariin gimana"jelas Teo
"Iya gue pulang"ujar Zia beranjak dari sana.
"Eh mau kemana lo?"ucap Teo menahan Zia yang hendak pergi.
"Pulanglah kan tadi lo yang nyuruh gimana sih"ujar Zia kesal.
"Bawa itu berkas yang di atas meja lo semua,bantuin gue selesain"suruh Teo menunjuk ke atas meja.
"Lah kok gue,lo aja bang yang kerjain"ujar Zia hendak menolak
"Gak usah banyak omong,sesekali bantuin gue ini kan urusan perusahaan lo sendiri"ujar Teo
"Hah.yau dah deh"ucap Zia mengambil semua berkas berkas di mejanya.
"Gua balik dulu,sempai jumpa lagi"ujar Zia pamit lalu pergi dari sana.
"Iya hati hati dijalan,jangan sampai nyasar"pesan Teo pada Zia dengan sedikit berteriak agar gadis remaja itu mendengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments