Liona berjalan menuju dapur dimana sang mama sedang sibuk memasak berbagai jenis makanan untuk makan malam keluarganya dibantu oleh pelayan yang memang ditugaskan untuk memasak,ia mengambil posisi duduk disalah satu kursi kayu yang ada di sana sambil memperhatikan mamanya yang sedang sibuk.
"Udah bangun Lio?"tanya Sela yang menyadari kehadiran putrinya di sana.
"Lio gak tidur kok tadi"ujar Liona.
"Trus tadi kamu dikamar sejak tadi ngapain aja kalau gak tidur?"tanya Sela lagi,tapi tangannya masih sibuk mengaduk aduk masakan yang sedang di atas kompor.
"Nonton film aja sih"jawab Liona sambil memperhatikan mamanya,salah satu tangannya digunakan untuk menopang dagunya.
"Mama kelihatannya masak banyak banget"ujar Liona melihat beberapa jenis makanan yang baru matang di atas didepannya.
"Mama emang sengaja,lagian kan makan malam nanti bakal istimewa karena ada adik kamu"ucap Sela.
"Ngomong-ngomong soal Zia,itu anak kemana ma?dari tadi gak keliatan.Pas makan siang juga dia gak ada"tanya Liona.
"Zia masih tidur di kamarnya"ucap Sela menjawab pertanyaan putrinya.
"Lama amat tidurnya"ujar Liona
"Biarin aja,pasti adik kamu capek banget soalnya kan dia diperjalanan juga gak sebentar"lanjut Sela.
"Ma!"panggil Liona pada mamanya lagi setelah ia diam beberapa saat.
"Apa sayang?"saut Sela
"Zia kan masih sekolah juga kan?"
"Iya,trus kenapa?"
"Zia nanti sekolah dimana?,kelas berapa?atau mungkin bisa jadi satu angkatan sama Lio dong?"tanya Liona beruntun pada mamanya.
"Kamu itu kayaknya kepo banget sama adik kamu"ujar sang mama.
"Bukan kepo ma,tapi Lio penasaran aja"ucap Liona mengelak.
"Ma..!"panggil Liona
"Apalagi sih sayang"ujar Sela
"Mama belum jawab pertanyaan Lio tadi"ucap Liona meminta jawaban akan pertanyaannya.
"Mami gak tau sayang"jawab Mamanya.
"Masa mama gak tau sih,emangnya Zia belum bilang gitu sama mama atau papa mungkin?"tanya Liona
"Emang mama belum tau kalau papa sih gak tau ya,soalnya belum ada pembicaraan soal itu juga"jawab Sela,ia menjawab jujur kalau ia sama sekali gak tau soal urusan pendidikan Zia disini,
"Ooh"
"Dari pada kamu penasaran,kenapa gak tanya sama orangnya langsung.Sana ke kamar Zia sekalian bangunin sekalian suruh siap siap buat makan malam"suruh Sela pada anak keempatnya itu.
"Ini mama nyuruh aku nanya langsung atau nyuruh aku bangunin Zia sih"ujar Liona.
"Sekalian Lio,sana!dari pada kamu cuman bengong disini"ucap Sela sang mama.
"Iya deh"ujar Liona beranjak dari tempatnya dengan malas pergi menuju kamar Zia yang merupakan adiknya itu.
Liona berjalan mendekat kearah sebuah pintu yang merupakan pintu kamar milik Zia,
"Gue baru sadar kamar Zia hadap hadapan sama kamar kak Lyn,mana sebelahan sama kak Gia lagi.Ini Zia bisa tidur tenang gak ya,seharunya merasa terancam sih soalnya kamar dia deket kandang singa sekaligus kerajaan es"gumam Liona melihat posisi kamar Adiknya itu,selain itu sebenarnya jarak kamar Zia juga gak jauh dari kamarnya yaitu tepat di samping kamar kakaknya Gia.
*Ini ketuk apa langsung masuk ya*ucap Liona dalam hatinya,perlahan tangannya terangkat untuk memutar knop pintu dan ternyata gak terkunci,akhirnya Liona memutuskan untuk langsung masuk saja.
Liona memasuki kamar Zia dengan perlahan mengingat sang pemilik kamar masih tidur ia tidak mau mengejutkannya,Liona melangkahkan kakinya mendekati ranjang tempat tidur Zia.Liona terkekeh pelan melihat Zia yang masih terlelap tidur dibawah selimut persis seperti anak kecil,ia sangat gemas melihat muka polos adiknya itu.
Liona melihat sekeliling kamar tampak sangat rapi dan bersih,ia tahu pasti siapa yang menyiapkan kamar senyaman ini siapa lagi kalau bukan mamanya.Disamping sofa kecil dikamar itu terdapat sebuah koper yang masih belum dirapikan,bisa ia pastikan sang empunya masih belum sempat untuk memindahkan semua isinya ke lemari.
"Lo ngapain disini?"
"Eh,ya ampun lo kapan bangun?!"ujar Liona terlonjak kaget karena Zia menyapanya tiba tiba padahal tadi seingatnya si pemilik kamar masih terlelap.
"Baru aja,lo belum jawab pertanyaan gue ngapain lo kesini?"tanya Zia dengan suara serak khas bangun tidur.
"Gue kesini disuruh mama buat bangunin lo,sekalian ajak lo turun kebawah buat makan malam nanti"jawab Liona yang memilih duduk di sofa kecil di sana.
"Ooh"saut Zia,kemudian melakukan sedikit peregangan lalu bangkit dari tempat tidurnya mengambil baju yang akan dia pakai di kopernya sebelum ke kamar mandi.
"Itu baju baju di koper belum lo pindahin?"ujar Liona,ia berinisiatif membuka pembicaraan.
"Nanti aja,tadi belum sempat"jawab Zia seadanya.
"Kenapa gak nyuruh pelayan aja yang rapiin?"tanya Liona lagi.
"Gue bisa sendiri kok,lagian itu hal yang gampang gak perlu dibantuin"jawab Zia sok mandiri banget,padahal yang ngemasin sama rapiin koper dia buat dibawa kesini aja Kak Anna.Kerjaan dia cuman milih milih aja,tapi gak papa sesekali sok dewasa didepan keluarganya kan harus jaga image.
"Gue ke kamar mandi dulu"ujar Zia melangkah masuk ke kamar mandi.
Jika Liona saat ini sedang berada dikamar Zia berbeda dengan Gia yang sedang ada dikamar adik pertamanya yaitu Lyn,ia memang sengaja berada dikamar adiknya itu untuk membicarakan sesuatu.
Lyn yang sedang duduk dimeja belajarnya sambil membaca buku sedangkan Gia yang duduk di atas kasur adiknya itu.
"Lo gak curiga sama Zia yang tiba tiba milih buat tinggal di mansion i ini bareng kita"tanya Gia membuka pembicaraan,sampai saat ini ia masih belum terima keputusan papanya mengizinkan Zia tinggal seatap sama mereka.
"Maksud"saut Lyn singkat.
"Maksud kakak ni ya,bukannya ini terlalu mendadak itu anak tinggal pengen tinggal disini.Gue yakin dia punya rencana jahat buat keluarga kita?"ujar Gia penuh dengan keyakinan.
"Apa hubungannya sama gue?"tanya Lyn datar,sebenarnya ia tidak begitu tertarik dengan pembicaraan kakak perempuannya itu.
Gia mendelik kesal dengan ketidak acuhan adiknya itu
"Lo kok kayak gak peduli gitu sih,ini itu berkaitan dengan masalah dan kedamaian keluarga kita tentu aja ada hubungannya sama lo Lyn"ujar Gia sedikit ngegas.
"Masalah keluarga atau kakak sendiri"saut Lyn menatap sang kakak datar.
"Kok lo kayak marah gitu sama kakak,jangan bilang lo juga nerima anak itu disini?"ucap Gia memastikan kebenaran pendapatnya sambil menatap tajam adiknya.
"Siapa bilang,anak itu cuman satu tahun disini dan setelah itu dia bakal out"jawab Lyn datar,ia sama sekali tidak terpengaruh dengan tatapan tajam yang kakaknya itu berikan.
"Tapi itu masih rencana diakan"saut Gia resah.
"Selama dia gak ngusik ketenangan gue,gue gak peduli.Dan semua keputusan di rumah ini dipegang papa,itu gak bisa dibantah"ujar Lyn tak peduli.ia menutup buku bacaannya lalu bangkit dari kursinya hendak pergi.
"Kamu mau kemana?"tanya Gia yang melihat pergerakan adiknya itu.
"Turun,makan malam"jawab Lyn keluar dari kamar meninggalkan kakaknya itu.
"Kok gue malah ditinggal sih"keluh Gia kesal dengan adiknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments