"Malam sayang"sapa Sela menyambut kedatangan dua putri termudanya dimeja makan dengan senyuman hangat khasnya,siapa lagi kalau bukan Liona dan Zia.
"Malam pa"sapa keduanya balik,lalu Liona dan Zia mengambil posisi duduk sebelahan.
Posisi duduk keluarga Antara kali malam ini yaitu Renal sang kepala keluarga ditengah ujung meja,Arga yang duduk dihadapan ibunya,serta Liona-Gia dan Zia-Lyn yang berhadap hadapan.
"Karena semuanya sudah berkumpul ayo mulai makan malamnya"ujar Renal memulai acara makan malam keluarganya.
Semuanya anggota keluarga Antara terlihat sangat tenang dalam menyantap makan malam mereka,tidak ada obrolan yang terdengar kecuali suara dentingan sendok dan garpu yang tidak sengaja beradu dengan piring serta Sela yang beberapa kali menawari Zia untuk menambah.
Zia hanya bisa pasrah dengan kelakuan ibu tirinya itu,bagaimana tidak Sela selalu menambahkan berbagai jenis lauk di piring putrinya itu meskipun sang empunya sudah beberapa kali terlihat menolak akhirnya hanya bisa pasrah.
Sedangkan Renal,Liona,dan Arga hanya bisa menggeleng serta terkekeh pelan melihat tingkah istri dan mama mereka dan juga ekspresi memelas bercampur pasrah yang terlihat jelas di wajah Zia.
*Ada untungnya juga Zia disini,gue gak jadi sasaran mama lagi deh hihihi..*ujar Liona dalam hati.
*Sabar ya dek,abang turut prihatin"Arga juga bergumam dalam hati.
*HUA..bisa mati kekenyangan gua*Zia menjerit dalam hatinya.
Disisi lain Gia saat ini sedang memandang tidak suka bagaimana mamanya memperlakukan Zia dengan baik seperti itu dan juga apalagi ia melihat papa,Arga,dan adiknya Liona yang sama seperti mamanya menyukai kehadiran anak itu,untung saja tidak ada yang menyadari hal itu kecuali Lyn yang duduk di samping kakaknya itu.Tapi ia memilih tidak peduli dan fokus pada makannya saja.
Semuanya sudah menyelesaikan makan malam mereka,tapi mereka semua belum ada satupun yang meninggalkan meja makan.
"Zia"panggil Renal
"Ya"saut Zia sambil melihat kearah papanya.
"Kapan rencananya kamu akan mulai masuk sekolah lagi?"tanya papanya.
"Rencananya besok"jawab Zia.
"Besok bukannya itu ke cepetan dek"ujar Arga
"Apa yang dibilang kakak kamu bener sayang,kenapa gak lusa aja masuk sekolahnya?kamu emang gak capek?"Ucap Sela yang mendukung pendapat putranya.
"Aku emang pengen cepet cepet masuk sekolah,lagian diem rumah lama lama juga bosen."jawab Zia.
"lo bakal sekolah dimana?"tanya Liona,masih ingat pembicaraannya dengan sang mama tadi sore?ini adalah saat yang tepat untuk mendapat jawaban.
"Dimana ya,gue belum tahu nama sekolahnya"jawab Zia enteng.
"Lah gimana bisa?!"tanya Liona kaget,gimana gak kaget ada ya orang yang gak tau nama sekolah yang bakal dia tempatin H-1.Ingat H-1 loh ini,sungguh ia terkejut.
"Kamu bakal satu sekolah sama kakak kamu Liona Zia,SMA Gantara.Masa kamu gak tau?kan papa udah kirim profil sekolahnya"ujar Renal sedikit heran pada putri bungsunya itu.
"Benarkah,Ah...aku pasti lupa.Nanti aku akan melihatnya"jawab Zia memasang wajah tanpa dosa.
Semuanya menghela nafas berat menanggapi tingkah Zia ini.
"Soal mobil kamu,urusannya izinnya belum selesai jadi kamu gak papakan besok diantar supir dulu pergi sekolahnya untuk sementara waktu?"tanya Renal,Zia memang menginginkan agar mobilnya di Amerika bisa dibawa kesini.Sedikit merepotkan dalam mengutus surat perizinannya tapi ia tidak peduli,karena itu adalah mobil kesayangannya kalau tidak mah ia bisa beli lagi disini sebenernya diakan kaya.
"Gak papa kok"ucap Zia.
"Lagian kamu ribet banget sih dek,kenapa gak beli mobil aja dari pada repot repot bawa mobil kamu dari Amerika segala trus yang itu dijual"komen Arga.
"No no no,itu mobil kesayangan aku tau bang.Itu mobil pertama yang gue beli pas pas umur 14 tahun"jawab Zia tak terima dengan ucapan abangnya yang menyuruhnya untuk menjual mobilnya.
"Kok lo boleh bawa mobil pas umur 14 tahun sih?,gue aja baru satu tahun di bolehin sama papa buat bawa mobil.Emang lo engga?"ujar Liona sedikit protes padahal dia sama Zia lebih dia tapi Zia jauh lebih dulu dibolehin bawa mobil.
"Emangnya kenapa?lagian gak ada yang larang dan marahin gue kok"ucap Zia dengan santai,entah kenapa perkataannya itu terdengar sederhana tapi entah kenapa bagi beberapa anggota keluarganya terdiam sejenak mendengar jawaban Zia.
Renal dan Sela tertegun mendengar perkataan Zia terutama Renal yang merupakan papa Zia,ia sadar kalau putrinya itu tidak memiliki sosok orang dewasa yang dapat mengawasinya setelah kakek neneknya yang merupakan orang tua Renal meninggal dunia.Sedangkan Liona juga merasa sedikit tidak enak telah mengatakan hal itu,terutama saat melihat reaksi Zia yang terlihat sangat santai.
Zia meminum semua air putih yang tersisa di gelas sampai tetes terakhir lalu meletakkan kembali gelasnya di atas meja,ia memperhatikan semua anggota keluarganya tiba tiba menjadi hening setelah ia berbicara entah karena apa.
"Kalian semua kok pada diem?"tanya Zia heran.
"Gak papa kok dek,kita cuman gak punya topik aja hehehe.."jawab Arga sedikit tersenyum berusaha memecah keheningan,ia tidak mau suasana semakin canggung.
"Oh gitu,kalau gitu Zia pamit ke kamar dulu ya pa,mi.Soalnya aku belum ngerapiin koper"ucap Zia pamit ingin kembali ke kamarnya.
"Eh iya sayang"jawab Sela pada putri bungsunya itu.
"Aku juga deh ma"ujar Liona yang juga ikut pamit ke kamarnya.
"Yau dah sana kalian ke kamar,ingat jangan begadang,soalnya kalian besok harus sekolah"pesan Sela.
"Iya ma/mi"jawab Liona dan Zia hampir bersamaan.
Setelah kedua putri termuda keluarga Antara itu pergi meninggalkan meja makan,sekarang tinggal Renal dan Sela beserta tiga anak tertua mereka yaitu Arga,Gia,serta Lyn yang masih ada dimeja makan.
"Lyn bagaimana dengan kuliah kamu,apa ada kendala?"tanya Renal pada putrinya.
"Baik,tidak ada kendala hanya lebih banyak tugas"jawab Lyn datar tanpa ekspresi.
"Bagus kalau begitu,tetap fokus pada kuliahmu.Ingat tujuan kamu dati awal adalah menjadi dokter jadi capai cita citamu itu"pesan Renal pada putrinya itu,dan Lyn mengangguk mengerti dengan perkataan papanya.
"Bagaimana denganmu Arga,papa dengar proyek kerja sama yang sedang tim mu lakukan sudah berjalan separuh jalan?"kali ini Renal bertanya pada putranya tentang perusahaan.
"Seperti yang papa bilang tadi,proyek yang sedang Arga dan tim Arga kerjakan sudah memasuki separuh jalan dan Arga bisa pastikan jika proyek ini berjalan dengan lancar sampai akhir maka perusahaan akan mendapatkan untung yang sangat besar dari proyek ini"ujar Arga menjelaskan dengan singkat tentang pekerjaan yang saat ini sedang ia kerjakan.
"Benarkah bagus kalau begitu,tetap perhatikan semuanya dengan baik dan jangan ceroboh dan tergesa-gesa agar hasilnya sesuai dengan yang timmu harapkan"ucap Renal pada putranya.
"Iya pa,Arga dan tim Arga akan bekerja sebaik mungkin"ujar Arga penuh semangat.
"Dan satu lagi jika kamu nanti berhasil menyelesaikan proyek ini dengan hasil yang memuaskan,papa mungkin akan mempertimbangkan kamu untuk mengurus salah satu atau beberapa cabang perusahaan secara penuh"lanjut Renal pada putranya itu dengan penuh wibawa.
Arga yang mendengar apa yang papanya katakan tampak sangat terkejut saat papanya bilang ia akan diberi kepercayaan mengurus cabang perusahaan keluarganya secara penuh?
Arga sangat senang jangankan beberapa,dipercayakan satu cabang perusahaan saja ia sudah sangat senang.
"Papa serius?"tanya Arga masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments