Setelah beberapa lama Rena akhirnya menyelesaikan tugas piket nya,ia menyimpan semua peralatan yang ia gunakan kembali ketempat semula lalu pergi ketempat duduknya yang berada di samping Liona.
Rena memperhatikan ekspresi Liona tampak sedikit berbeda dari yang tadi,ia tak tahu kenapa tapi Liona tampak sedikit murung padahal tadi sahabatnya itu terlihat baik baik saja saat mereka bertemu di koridor sampai akhirnya ia tinggal piket balik balik Liona malah terlihat murung seperti ini.
"Li,lo gak papa kok kayak murung gitu ekspresi lo?"tanya Rena memastikan.
"Gue gak papa kok"jawab Liona seadanya.
"Tapi.."omongan Rena terpotong akibat kedatangan guru yang akan mengajar dikelas mereka,Rena pun mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.Dan fokus untuk memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi didepan,ia bisa kena marah kalau gak memperhatikan dengan baik karena guru yang mengajar kali ini termasuk guru killer.
Disisi lain Liona juga terlihat fokus memperhatikan guru didepan sana,tapi percayalah kalau isi pikirannya saat ini bukan mengarah pada pelajaran tapi ada hal lain yang sedang ia pikirkan sekarang.
Waktu jam pelajaran sudah berakhir saatnya jam istirahat,Rena mengajak Liona ke kantin untuk membeli makanan karena ia cukup merasa lapar sekaligus Rena juga ingin bertanya mengenai mengapa alasan sang sahabat tampak tiba tiba murung.
"Lo mau di pesenin apa Li?"tanya Rena pada Liona sesampai di kantin.
"Minum aja,es jeruk"jawab Liona.
"Oke,tunggu ya gue pergi pesenin dulu"ujar Rena beranjak dari meja yang keduanya tempati menuju salah satu stand penjual makanan.
Sedangkan Liona hanya mengangguk tanda setuju,ia menunggu Rena disalah satu meja yang berada dipojokan kantin.Alasannya sih karena di sana gak terlalu rame,jadi ia bisa bebas dan merasa tidak terusik akibat suara suara murid murid yang lain yang biasanya sibuk bergosip ria.
Sepuluh menit kemudian Rena datang dengan membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman untuk mereka dengan kedua tangannya.
"Nih es jeruk lo"ujar Rena meletakkan minuman milik Liona didepan sang pemilik.
"Makasih"kata Liona.
"Li,kok gue perhatiin lo dari tadi kelihatan murung sih,lo kenapa ada masalah?"tanya Rena.
Huf...Liona menghela nafas pelan
"Tadi pagi gue dapat kabar dari papa"ujar Liona mulai bicara.
"Kenapa?"
"Papa nyuruh gue buat izin gak masuk sekolah besok"
"Loh seharusnya lo seneng dong,gak perlu belajar besok apalagi ni ya besok kan ada mapel MTK.Lo kan paling anti sama itu pelajaran,jadi kenapa lo malah murung bukannya seneng"tanya Rena heran.
"Iya sih,masalahnya yang bikin gue kepikiran itu bukan karena liburnya tapi alasan kenapa gue harus Izin besok yang jadi alasannya"jawab Liona.
"Emangnya kenapa papa lo nyuruh lo buat libur besok,kalau boleh tau?"
Hah...Liona lagi lagi menghela nafasnya,ia melihat sekeliling memastiin gak ada yang bakal denger pembicaraan mereka.
"Zia besok bakal datang"jawab Liona
"WHAT!hmp..."tangan Liona segera menyumpal mulut Rena dengan telapak tangannya.
"Hah..hah..hah..gue gak bisa nafas"ujar Rena setelah Liona menyingkirkan tangannya dari mulutnya.
"Jangan keras keras Ren"ucap Liona melihat sekelilingnya.
"Iya iya,tapi yang lo bilang tadi bener?Zia itu Zia yang adek lo itukan?"tanya Rena memastikan.
"Emangnya Zia yang mana lagi menurut lo,emang ada yang lain yang namanya Zia di keluarga gue"ujar Liona kesal.
"Ya siapa taukan,tapi btw dia dia datang buat tinggal di rumah keluarga lo itu cuman liburan atau sampai seterusnya?"tanya Rena.
"menurut yang papa gue bilang kayaknya sampai seterusnya sih"jawab Liona sambil meminum es jeruknya.
"Terus lo murungin soal itu kenapa?"
Tanya Rena lagi.
"Gue itu lagi mikirin gimana nanti pas gue ketemu sama Zia besok,maksud nya gue harus bersikap kayak apa? bingung gue"jawab Liona.
"Gue sama Zia itu udah lama banget gak ketemu,terakhir kali mungkin pas mendiang nenek gue meninggal.Itupun kita berdua juga masih muda banget,nih ya kalau ditanya apa gue bisa ngenalin dia seandainya kita gak sengaja ketemu jawaban ya enggak.Jangankan sekarang muka dia dulu aja gue udah lupa"lanjut Liona menjelaskan isi pikirannya.
"Iya juga sih,gue kalau jadi lo juga pasti bingung.Ngomong-ngomong kakak kakak lo gimana,gimana reaksi mereka?"tanya Rena
"Reaksi kakak gue sih,kalau kak Arga sih udah di pastiin dia seneng banget soalnya kan diantara gue sama kakak gue yang lain kak Arga yang emang cukup dekat ama Zia"
"Kak Gia?"
"Kalau kak Gia,ya seperti yang lo tau dia marah banget dan langsung nolak mentah mentah pas papa bilang Zia bakal tinggal sama kita"
"Nah kak Lyn,gimana sama kak Lyn?"
"Reaksi kakak gue yang satu ini,gue gak bisa pastiin dia setuju atau enggak soalnya dia keliatan cuek banget dan gak peduli seolah gak ada apa apa aja gitu"
"Bervariasi amat ya reaksi kakak lo"komentar Rena.
"Maka dari itu gue jadi tambah bingung harus bereaksi kayak apa?"keluh Liona.
"Kalau boleh saran ni ya,menurut gue gimana lo coba perhatiin dulu sifat Zia kayak gimana.Itu anak baik apa kagak,kalau baik menurut gue lo seharusnya bisa bersikap baik juga"
"Kalau jahat gimana?"tanya Liona.
"Ya lo bisa ambil sikap kayak kak Gia,lagian Zia juga belum pernah tinggal sama keluarga lo yang merupakan keluarga dia juga kan"lanjut Rena.
"Iya sih kalau dipikir pikir,ini bakal jadi kali pertama buat Zia tinggal sama gue,mama,papa,sama kakak kakak gue yang lain juga"ucap Liona yang mengingat fakta itu,kalau Zia dari kecil tinggal jauh dari mereka yaitu Amerika.
"Yau dah deh gue ikut saran lo aja"ujar Liona akhirnya.
"Tapi lagian ini bakal seru tau Li,lo kan dari dulu suka ngeluh mau punya saudara yang lebih muda dan sekarang Zia mutusin buat tinggal bareng mama papa kalian itu artinya impian lo bakal terwujud"ucap Rena menjelaskan sisi positif dari masalah sahabatnya itu.
"Wah lo bener juga Ren kenapa gue gak kepikiran dari dulu ya,ngapain juga dulu gue minta punya adik?orang gue dari dulu udah punya adik kandung ya walaupun beda ibu tapi masih satu ayah dan usia kita cuman beda beberapa bulan"ujar Liona setuju,Liona memang selalu pengen punya adik karena menurut dia gak menyenangkan jadi yang paling muda di keluarga.Tapi dia lupa fakta kalau dia sebenarnya udah punya adik perempuan anak dari papa dengan istri kedua papanya,yaitu Zia.
"Kasian banget jadi Zia,dilupain sama kakaknya sendiri"ujar Rena pada Liona.
"Ya gue kan juga manusia jadi wajar khilaf,lagian itu efek lama gak ketemu tau"ucap Liona membela dirinya.
"Iya deh,Li balik kelas yuk udah mau bel ni"ajak Rena.
"Yuk lah"
~Skip~
Pulang sekolah
Liona berjalan memasuki kediaman keluarganya,ia melihat sekelilingnya memperhatikan kalau para pelayan rumahnya sedang sibuk mondar mandir dan beres beres.
*Pelayan pada sibuk mungkin buat besok kali ya*itulah isi pikiran Liona melihat suasana mansion keluarganya sangat sibuk.
"Eh nona udah pulang"sambut salah seorang pelayan.
"Iya bik,mama mana bik?"tanya Liona mencari keberadaan mamanya.
"Nyonya sedang keluar non,karena ada urusan katanya"jawab pelayan itu dengan sopan.
"Udah lama"tanya Liona lagi
"Sudah cukup lama non"jawab sang pelayan.
"Oh...yasudah saya ke kamar saya dulu,nanti kalau mama udah pulang tolong bilang ya bik"pesan Liona.
"Baik non,kalau nyonya pulang saya akan menyampaikannya pada nona"kata pelayan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 385 Episodes
Comments