Bab 18

"Lu ngapain aja di sana?" tanya Arumi penasaran.

"Ya, kita cuma ngobrol, dia baik dan ramah banget lah pokoknya,--" Laras menceritakan apa saja yang mereka bahas.

Kelihatannya Laras mengagumi pria yang berjumpa dengannya di kafe tadi siang.

"Lu suka sama dia?" tanya Arumi hati-hati.

"Hahaha, mana mungkin gue suka sama dia, toh dia sukanya sama lu," jawab Laras.

"Tapi saat ini yang dia tahu sebagai Wilona itu, Elu," ujar Arumi.

"Eh," lirih Laras.

Laras setuju dengan apa yang dikatakan oleh Arumi.

"Arumi benar, hanya gue yang dikenalnya sebagai Wilona, jika dia semakin tertarik pada Wilona itu artinya dia tertarik padaku," gumam Laras di dalam hati.

"Ya udah, gini aja. Mumpung gue belum jatuh cinta sama dia, mending lu aja yang lanjutin ngobrol sama dia, kalau udah begini hanya lu yang paham ngobrol sama dia," ujar Arumi mengalah.

Bagi Arumi saat ini, lebih baik dia mundur sekarang dari pada nanti malah terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan sahabatnya.

“Jangan salahkan gue kalau dia nantinya malah naksir sama gue,” ancam Laras pada sahabatnya

“Kalau dia naksir sama lu, berarti dia bukan jodoh gue,” ujar Arumi sportif.

"Yakin? Apa lu enggak bakal kecewa? Hah?" tanya Laras memastikan.

Laras berusaha sebisa mungkin menyembunyikan rasa bahagia di hatinya karena mendapat lampu hijau dari sahabatnya.

Meskipun begitu, Arumi masih dapat melihat binar bahagia di hati sahabatnya.

"Oh iya, mana ponselmu?" tanya Arumi sambil menengadahkan tangannya.

Laras mengernyitkan dahinya bingung, tapi dia masih mengeluarkan ponselnya dari tas selempang yang dikenakannya tadi.

"Untuk apa, Rum?" tanya Laras.

Arumi hanya diam, dia mengotak-atik ponsel sahabatnya dan memasang akun palsunya di ponsel sahabatnya.

"Done, ini akun palsuku sudah ada di sini, lu bisa chating sama dia di sini," ujar Arumi.

"Lho, kenapa begitu?" tanya Laras heran.

"Gue juga udah males komunikasi sama dia, kemarin dia sempat nembak gue. Padahal dia belum ketemu gue, kita dekat cuma lewat chat aja," ujar Arumi menceritakan awal pertemanannya dengan pria dunia mayanya yang bernama Reynald.

"Ya terserah lu aja, deh," ujar Laras.

"Ras, udah sore, gue pulang dulu ya." Arumi bersiap-siap untuk keluar dari kamar sahabatnya.

"Ya udah, lu hati-hati, ya," ujar Laras.

Mereka melangkah keluar kamar Laras.

"Bun, Arum pulang, ya. Udah sore," ujar Arumi saat mendapati bunda Ranti sedang duduk di teras rumah.

"Eh iya, Sayang. Kamu hati-hati, ya," ujar Bunda Ranti.

Arumi pun melangkah menuju motor gedenya yang terparkir di pekarangan rumah Laras.

"Aku pergi, Bun, Ras," seru Arumi sebelum dia melajukan sepeda motornya.

****

Setelah mengantar Laras ke rumahnya, Nick langsung mengendarai mobilnya menuju mansion keluarga Atmaja.

Sepanjang perjalanan dia sudah membayangkan amarah Tian karena sudah membiarkan Tuan muda sombong itu menunggu lebih lama.

Nick sampai di depan mansion, dia turun dari mobil lalu melangkah masuk ke dalam mansion keluarga Atmaja.

Nick menghentikan langkahnya saat melihat Tian telah duduk di sofa ruang tamu.

“Mana yang gue minta?” tagih Tian saat melihat sosok asisten pribadi sekaligus sahabatnya.

“ Apa?” tanya Nick bingung.

“Mana foto gadis yang kau temui tadi?” tanya Tian sudah tak sabar lagi ingin melihat wajah gadis dunia mayanya yang telah mengisi hari-harinya.

“Ya ampun, gue lupa, ” gumam Nick di dalam hati.

Dia benar-benar lupa untuk mengambil foto Laras karena saat itu dia benar-benar terpukau pada gadis yang baru saja dijumpainya. Saat dia memegang ponselnya karena panggilan dari Tian, eh ponselnya sudah mati karena habis baterai.

Pria itu kini berusaha keras mencari alasan yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan dari tuannya.

“ Apa? Lu lupa???” tanya Tian kesal menunggu Nick belum juga menjawab pertanyaan darinya.

"Maaf, ponsel gue mati karena habis baterai, jadi gue enggak bisa ambil foto gadis itu," ujar Nick memberikan alasan.

Tian menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa agar emosinya saat ini tak meningkat, kalau tidak dia akan memecat Nick pada saat itu juga.

"Dasar, bodoh! Urusan pekerjaan otakmu nomor satu, giliran urusan cewek otakmu eror,” ujar Tian.

Tian melemparkan bantalan sofa menimpuk wajah tampan Nick. Lalu dia pun berdiri dan meninggalkan Nick yang saat ini bingung dengan tingkah sahabat sekaligus majikannya.

“Ya udah, lain kali kalau gue ketemu lagi sama dia, gue ambil fotonya dia khusus buat, Lu,” bujuk Nick mengikuti langkah Tian.

Nick pun mengangkat bahunya, lalu keluar dari mansion keluarga Atmaja, dia langsung mengambil mobil lalu meninggalkan mansion dan kembali ke apartemennya.

Dia meninggalkan Nick begitu saja di mansion keluarga besar Atmaja.

Sebelum tidur, seperti biasa Laras membuka buku pelajarannya dan mengerjakan beberapa tugasnya.

Saat asyik belajar tiba-tiba notifikasi pesan di ponselnya berbunyi. Laras melangkah ke arah ranjangnya untuk mengambil ponselnya yang terletak di atas kasur.

Laras melihat pesan yang di kirimkan Reynald padanya.

"Hai."

"Lagi apa?"

"Hai juga."

"Ini lagi ngerjain tugas."

"Kamu lagi apa?"

Santai aja...

"Owh."

"Emangnya enggak ada tugas sekolah."

"Lagi kosong."

"Mhm."

"Besok aku akan kirimkan sesuatu buat kamu."

"Kirim apa?"

"Ada deh."

"Tunggu aja besok."

"Iya."

"Ya udah kalau gitu."

"Kamu lanjutin aja belajarnya."

"Siap."

Setelah berbalas pesan dengan wanita dunia mayanya, Tian meletakkan ponselnya di atas nakas.

Dia membaringkan tubuhnya di ranjang lalu memejamkan matanya sambil berangan-angan tentang seorang wanita agar dapat dibawanya ke alam mimpinya.

*****

Tian tengah duduk di bangku kebesarannya di ruang CEO, tiba-tiba Nick masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu.

Tian menatap tajam pada Nick yang mulai tak beradab padanya. Namun, Nick tak mengacuhkan tatapan membunuh tuannya dia hanya meletakkan sebuah map coklat di atas meja.

“Apa ini?” tanya Tian pada asisten pribadinya sambil mengangkat kedua alisnya.

Nick hanya mengangkat bahu, isyarat agar tuannya melihat langsung isi di dalam map yang baru saja dibawanya.

Dengan kesal Tian pun meraih map coklat itu, lalu dia membuka map, di dalam map terdapat selembar foto seorang gadis yang selama ini telah mengganggu hidupnya.

“Foto siapa ini?” tanya Tian heran.

“Ini adalah foto wanita yang berjumpa dengan gue kemarin,” jawab Nick tersenyum.

“ENGGAK MUNGKIN!” teriak Tian tak percaya.

Seketika Tian terbangun dari tidurnya, dadanya terasa sangat sesak. Jantungnya berdetak dengan kencang.

Dia tak percaya wanita yang sudah mengisi hari-harinya di dalam dunia mayanya, adalah wanita yang sangat dibencinya.

“Tida, ini hanya mimpi. Aku harus pastikan siapa Wilona,” gumam Tian di dalam hati.

Tian melihat jam di dinding, jarumnya menunjukkan jam 1 tengah malam.

Tian pun turun dari ranjang dia melangkah menuju bathroom, dia masuk ke dalam bathroom lalu dia mengisi bathup dengan air hangat.

Dia merendam tubuhnya di dalam bathup untuk menenangkan pikirannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ayulia lestary

ayulia lestary

jdi pnsran klnjutn ny

2022-10-25

1

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut, semangat terus

2022-10-25

1

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

g sabar ntar klo terbongkar gimana reaksi arumi dan tian

2022-08-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!