Di sebuah cafe ternama di ibu kota telah duduk seorang pria muda dengan didampingi oleh asisten pribadinya menunggu klien yang telah berjanji akan berjumpa di cafe tersebut.
Nick berulang kali melirik jam di pergelangan tangannya, waktu hampir menunjukkan pukul 12.00. Sesuai jadwal, meeting telah ditentukan pada pukul 11.00. Namun, si klien belum juga datang tanpa memberi kabar sedikit pun.
Tian mulai kesal, coffe yang di pesannya pun sudah habis namun si klien belum juga menampakkan puncak hidungnya. Tian memiliki prinsip jika kliennya datang terlambat dia takkan pernah menghubungi kliennya tersebut sebelum klien yang bersangkutan menghubungi alasan ketidakhadiran mereka.
“Nick, ayo kita kembali ke kantor,” ajak Tian pada asisten pribadinya Setelah jam dinding di Cafe menunjukkan pukul 12.15.
“Baik, Tuan.”
Nick mengangguk lalu berdiri dari duduknya mengikuti langkah tuannya yang terlebih dahulu telah keluar dari cafe, sebelum keluar cafe Nick terlebih dahulu membayar tagihan minuman yang mereka pesan tadi.
BBRRUUUKKKK.
Arumi menabrak tubuh kokoh seorang pria di hadapannya, karena berlari melarikan diri dari amukkan Laras yang baru saja dikerjainya.
“ Woi!” teriak Arumi kesal.
Arumi hendak membentak seseorang yang telah ditabraknya. Namun, suaranya tercekat saat melihat pria yang baru saja ditabraknya.
“ Kau,--” ujar Tian geram saat menyadari wanita yang telah menabraknya adalah bocah tengil yang mengganggu pikirannya selama ini.
“ Ka-kau,” lirih Arumi gugup.
Dia berusaha menutupi rasa takutnya dihadapan Tian.
Tian menatap tajam pada Arumi, masih terngiang dibenaknya semua yang telah dilakukan Arumi padanya.
“Ternyata kau datang menghampiriku, huh,” bentak Tian mengintimidasi Arumi.
“Maksudmu apa?” aku kesini bukan untuk berjumpa denganmu,” jawab Arumi santai.
Arumi pun menarik tangan Laras dan meninggalkan Tian, pria itu mencengkram lengan Arumi berusaha menahan Arumi karena dia ingin menyelesaikan urusannya dengan Arumi dan meminta kembali bola basket kesayangannya.
“Lepaskan tanganku atau aku teriak supaya semua orang memukulimu,” ancam Arumi.
Tian mengedarkan pandangannya, ada beberapa orang yang melihat tindakannya terhadap gadis itu, dia pun melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Arumi karena tidak ingin orang-orang berpikir dia berbuat kejahatan pada seorang gadis tengil itu.
Arumi pun tersenyum saat melihat wajah sang CEO yang menahan amarahnya, lalu berlalu meninggalkan Tian dengan menggandeng tangan sahabatnya Laras masuk ke dalam Cafe.
Arumi dan Laras yang baru saja pulang sekolah, mereka berhenti di cafe tersebut karena mereka merasa lapar, di perjalanan mereka asyik bercanda dan Arumi mengerjai Laras, saat Arumi telah memarkirkan sepeda motornya lalu dia berlari menghindari amukkan Laras sehingga terjadi tabrakkan dengan pria yang menyebalkan.
Arumi tak menyangka akan terjadi pertemuan tak di duga dengan pria yang telah melemparkan bola basket ke kepalanya.
Tian pun masuk ke dalam mobilnya dengan rasa kesal setelah Nick membukakan pintu mobil untuknya.
“Batalkan semua rencana kerja sama dengan klien tadi, dan black list nama perusahaan mereka,” ujar Tian pada Nick setelah Nick melajukan mobilnya meninggalkan cafe tersebut.
****
Di sore hari, setelah arumi menyelesaikan kegiatannya yang full, dia duduk santai di sofa santai pinggir kolam berenang sambil menunggu kedua orang tuanya pulang bekerja. Arumi mengambil ponselnya, dia membuka sebuah aplikasi di androidnya.
Arumi memiliki ide untuk membuat akun samaran untuk sekedar bersenang-senang.
Dia menambahkan pertemanan siapapun pria yang menggunakan photo-photo cowok ganteng. Tak menunggu lama semua permintaan pertemanannya di terima oleh semua cowok-cowok ganteng tersebut.
Tiba-tiba.
“Hai,” sapa seseorang
“ Lona?” tanya s buah akun yang memasang foto profil seorang pria yang mengenakan masker dan kacamata.
“Hai juga,” balas Arumi iseng.
“????”
Setelah itu mereka pun saling berbalas pesan.
“Boleh kenalan?”
“ ????”
“ Kamu Wilona anak Pertiwi kan?”
Arumi mengernyitkan dahinya saat melihat gaya SKSD si cowok.
“Mhm, emang kenapa?”
“Aku Cuma mau kenalan aja, boleh?”
“Boleh.”
“Kamu siapa?”
“Albert.”
“Anak mana?”
“Aku mahasiswa UPI.”
“Owh.”
“Salam kenal ya.”
“Salam kenal juga.”
"......."
"......."
Lalu wanita paruh baya menghampiri Arumi yang terbaring di sofa santai di pinggir kolam berenang.
“Sayang, asyik banget main ponselnya,” tegur nyonya Moura mami Arumi menyapa putrinya yang asyik dengan ponselnya sehingga tak menyadari kedatangannya dan suaminya.
“Mami, udah pulang?” ujar Arumi kaget langsung bangun dari posisi rebahannya.
Dia menghambur ke pelukan ibunya, karena rasa rindunya.
“Sejak tadi mami perhatiin kamu asyik banget sama ponselnya sampe gak dengar mami sama papi udah di rumah,“ ujar Moura memeluk hangat putri semata wayangnya.
“Ada apa di ponsel kamu, Sayang?” tanya Tuan Arnold menghampiri dua wanita yang dicintainya tengah berpelukkan.
“ Papi, Arum kangen,” ucap Arumi manja.
Dia tak menghiraukan pertanyaan sang ayah, dia pun langsung beralih ke pelukan sang Ayah.
Arnold memang sangat menyayangi putrinya, namun bisnisnyalah yang selalu menyita waktunya sehingga dia lebih sering bekerja dari pada berkumpul dengan putrinya. Walaupun sesekali dia akan meluangkan waktu liburan khusus untuk meluapkan kasih sayangnya pada putri satu-satunya.
“Kita makan malam di luar, yuk,” ajak tuan Arnold.
“Serius pi? Arum boleh ajak Laras, enggak?” tanya Arumi yang di jawab anggukkan oleh tuan Arnold.
“ Makasih, Pi,” ucap Arumi lalu mencium pipi kedua orang tuanya secara bergantian.
“Ya udah kamu siap-siap dulu, jangan lupa suruh Laras untuk bersiap-siap juga biar nanti kita langsung jemput dia,” perintah tuan Arnold pada putrinya.
Arumi pun melangkah menuju kamarnya untuk siap-siap .
Arnold menyadari kesepian putrinya dan dia sangat berterima kasih pada Laras dan keluarganya yang selalu ada menghiasi kesendirian putrinya.
Demi kebahagiaan putrinya Arnold menuruti keinginan putrinya untuk membantu Laras mengikuti semua kursus yang diikuti oleh Arumi sehingga Arumi memiliki teman dalam menjalani hari-harinya yang sepi.
******
Le Quartier Restaurant...
Restaurant mewah yang terdapat di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Arnold membawa keluarganya untuk makan malam menu khas Perancis di restaurant mewah ini.
Terlihat di wajah Arumi bahwa dia sangat bahagia bisa makan malam bersama mami dan papinya di luar. Arnold dan Moura juga ikut bahagia memandang wajah putri mereka yang bahagia.
Arumi sangat merindukan moment-moment bersama dengan papi dan maminya karena selama ini dia hanya menghabiskan hari-harinya dengan para pelayan atau sahabatnya Laras tanpa kehadiran orang tuanya.
Sedangkan Laras telah terbiasa ikut dengan kedua orang tua Arumi kemana pun mereka pergi, Arumi tak pernah lupa mengajak dirinya, sehingga Laras yang biasa mengkonsumsi makanan tradisional dapat menyesuaikan lidahnya dengan masakan luar negeri yang biasa dikonsumsi oleh keluarga Arumi.
Mereka memesan makanan, lalu mengobrol tentang segala hal yang dilewati oleh Arumi sepanjang hari tanpa mami dan papinya. Arnold dan Moura mendengarkan semua yang di ceritakan putrinya dan sahabatnya Laras.
“Makasih ya, Laras. Kamu udah mau jadi sahabat Arumi,” ujar Moura sendu.
“Laras juga berterima kasih sama mami dan papi udah biarkan Laras bersahabat dengan Arumi,” ujar Laras bahagia.
Tak berapa lama makanan yang mereka pesan pun terhidang di hadapan mereka, mereka pun langsung melahap makanan tersebut diselingi dengan tawa canda. Arumi sangat bahagia dengan kebersamaan yang sesekali di berikan Arnold dan Moura padanya.
Meskipun dia kesepian, Arumi masih dapat merasakan betapa besarnya kasih sayang kedua orang tuanya padanya. Menurut Arumi, Kedua orang tuanya sibuk bekerja juga untuk kehidupan dirinya di masa depan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
hadir lagi 😍
2022-08-30
1
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
senangnya punya sahabat seperti laras,tp semoga persahabatan laras ke arumi benar2 tulus
2022-08-11
1
Emak Femes
Hmmm jam karet Nick
kasihan amat nunggu lama
2022-08-11
1