Bab 2

"Hahaha" Arumi tertawa terbahak-bahak saat memasuki pekarangan rumah Laras.

Laras yang sudah paham tingkah sahabatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

Arumi merupakan gadis kaya yang berhati mulia, dia sangat pintar namun pribadinya sedikit tomboy.

Dia tak suka melihat siapa pun yang bersikap semena-mena, dia akan memberi pelajaran yang setimpal pada orang tersebut.

Arumi putri semata wayang keluarga Arnold, kedua orang tua Arumi memfasilitasinya segala hal untuk putrinya sehingga Arumi dapat mengikuti berbagai kursus bela diri dan olah raga, di luar kesibukkan belajarnya.

Laras sahabat Arumi yang selalu ada di samping Arumi, Kedua orang tua Arumi juga membiayai segala kursus yang di ikuti oleh Arumi untuk Laras, sehingga Laras selalu ada di mana pun Arumi berada.

Walaupun Laras hanya seorang putri dari karyawan biasa yang hidup sederhana namun keluarga Arnold telah menganggap Laras sebagai anggota keluarga mereka.

Bunda Laras yang mendengar suara tawa Arumi langsung keluar dari rumah dia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah sahabat putrinya.

"Bunda," sapa Arumi malu yang sudah tertawa kelewat batas.

Arumi dan Laras pun menyalami tangan Bunda Ranti, dia tidak lupa mencium punggung tangan bunda Ranti. Setelah itu mereka memeluk bunda Ranti dari samping kiri dan kanan.

Hal ini telah biasa dilakukan oleh Arumi dan Laras, sehingga kasih sayang Ranti pada Arumi sama dengan kasih sayang yang diberikannya pada Laras.

"Bunda, kami lapar," rengek Laras dan Arumi dengan manja.

Ranti menyambut rengekkan dua gadis itu dengan anggukkan.

"Ya udah, yuk kita makan, tapi sebelum makan cuci tangan dulu ya," pesan bunda Ranti.

"Siap komandan!" jawab Laras dan Arumi serentak sambil memperagakan hormat bendera.

Dua gadis itu pun melangkah masuk ke dalam kamar Laras, mereka membasuh muka dan mencuci tangan mereka, setelah itu mereka melangkah ke ruang makan yang mana di sana Ranti telah menyiapkan makan siang di atas meja.

"Wah, makan enak nih," ujar Arumi sumringah melihat makanan tradisional yang ada di atas meja makan.

Arumi merasa bosan dengan masakan ala luar negeri yang selalu terhidang di mansionnya.

Hanya di rumah Laras, Arumi bisa menjadi diri sendiri, dia bisa melakukan apa yang dia suka dan tidak di sukainya. Kasih sayang Ranti padanya menjadikannya memiliki pribadi yang baik.

"Kalian boleh makan sepuasnya," ujar Bunda Ranti tersenyum tulus.

Laras dan Arumi pun bersemangat mengambil nasi serta lauk pauk, mereka pun menyantap makanan yang terhidang di atas meja dengan lahap.

Setelah kenyang, Arumi mengambil air putih dan meminumnya.

"Aaaakkkh." Arumi bersendawa karena kekenyangan.

Bunda Ranti melirik Arumi dan tersenyum.

"Sayang, kalau kamu bersendawa usahakan tutup mulut, kamu itu cewek lho, tidak bagus dilihat," nasehat bunda Ranti pada Arumi.

Arumi menutup mulutnya malu.

"Iya bun, maaf, ya," ucap Arumi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bunda Ranti selalu menasehati Arumi jika ada sikap atau tingkah Arumi yang menyalahi aturan kodrat seorang wanita, yang sama sekali tidak didapatnya dari kedua orang tuanya karena kedua orang tua Arumi terlalu sibuk bekerja.

Papi Arumi sibuk bekerja setiap hari, bahkan terkadang di waktu weekend papi Arumi masih sibuk ke luar kota untuk mengurusi urusan bisnisnya, sedangkan mami Arumi hanya sesekali di rumah, dia biasa menghabiskan waktunya untuk ikut perjalanan dengan suaminya, atau sekadar pergi arisan dengan teman-teman sosialitanya.

Meskipun seperti itu, Arumi tidak kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, Arumi hanya kekurangan pendidikan tata krama dalam bergaul di masyarakat.

Yang mana pendidikan tata krama itu kini didapatnya dari bunda Ranti, ibu dari sahabatnya.

Setelah mereka selesai makan, Arumi dan Laras membereskan meja makan dan mencuci piring kotor sisa makan mereka.

Arumi telah terbiasa melakukan hal yang selalu di lakukan Laras di rumahnya, sehingga Arumi menjadi mahir masalah pekerjaan rumah yang mana jika di mansionnya sendiri semua pekerjaan itu di lakukan oleh puluhan pelayan.

"Bunda, Arum pulang dulu, ya," ujar Arumi berpamitan dengan Bunda Ranti setelah menghabiskan waktunya di rumah Laras bermain sambil belajar dengan sahabatnya.

Beginilah kegiatan Arumi dan Laras setiap hari minggu, karena di hari-hari sekolah mereka selalu sibuk belajar dan kursus sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bersenang-senang.

"Hati-hati ya, Sayang," ujar Bunda Ranti lalu dia memeluk tubuh sahabat putrinya.

"Iya, bun." Arumi menyalami tangan Bunda Ranti dan mencium punggung tangannya.

"Ras, gue pulang, ya," seru Arumi sambil mencubit pipi Laras lalu berlari sebelum Laras membalas kejahilan sahabatnya itu.

Laras tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati!" teriak Laras saat Arumi hendak melajukan motor gede miliknya.

Arumi tersenyum lalu meninggalkan rumah sederhana milik keluarga Laras.

Laras pun merangkul tubuh bundanya mengajak masuk ke dalam rumah.

*****

Arumi mengendarai motor gedenya dengan kecepatan sedang, dia merasa enggan untuk cepat-cepat sampai di rumah, karena seingatnya orang tuanya sedang berada di luar kota.

Saat di lampu merah, Arumi berhenti tepat di samping mobil sport mewah berwarna silver, Arumi menoleh ke arah mobil tersebut. Di saat itu pula seseorang dari dalam mobil menyadari keberadaan Arumi, wanita yang telah membawa kabur bola basket kesayangannya.

"Nick, itu bukannya gadis yang tadi di lapangan," ujar Tian menunjuk ke arah Arumi.

Arumi yang menyadari bahwa orang yang di dalam mobil membicarakannya langsung menarik gas saat lampu hijau telah menyala.

"Kejar dia!" perintah Tian pada Nick.

Nick pun mengikuti sepeda motor gede yang dikendarai oleh gadis itu, dia berusaha untuk mengejar kecepatan sepeda motor Arumi.

Namun, Arumi yang menyadari dirinya di ikuti oleh pria gila itu, dia langsung mengendarai motor gedenya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Saat mobil sport silver itu hampir mendekati Arumi, gadis tomboy itu membelokkan motor gedenya ke sebuah gang sempit yang mana hanya dapat di lewati oleh kendaraan roda dua.

" Shiiit!" umpat Tian kesal, lagi-lagi Arumi sukses membuatnya kesal.

" Ya udah, lain kali kita bikin perhitungan dengan gadis itu," ujar Tian memberi isyarat pada Nick untuk melanjutkan perjalanan menuju sebuah restoran.

Malam ini Tian akan melakukan pertemuan bisnis dengan klien dari Singapura.

Nick pun memutar balik mobilnya, lalu melajukan mobilnya di atas rata-rata karena mereka sudah terlambat untuk sampai di tempat yang telah ditentukan hanya karena seorang gadis cilik bau kencur.

Mobil sport Silver milik Tian pun masuk ke dalam sebuah restoran mewah yaitu Amuz Gourmet Restaurant.

Mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam restaurant tersebut.

Sebuah restoran perancis yang terkenal di kota Jakarta.

Saat mereka telah berada di dalam restaurant, Nick mengedarkan pandangannya mencari klien yang telah menunggunya.

Mereka pun menghampiri klien dari Singapura itu saat Nick melihat mereka duduk di sebuah kursi VVIP yang terdapat di pojok resto.

"Sorry, we're late, (Maaf, kami terlambat)," ujar Nick saat menjabat tangan klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan Piramids Group.

"No problem (tak masalah)," jawab salah seorang dari mereka.

Tian dan Nick pun duduk bergabung dengan klien mereka, mereka pun memesan makanan lalu mereka memulai membahas kerja sama yang akan mereka lakukan.

Setelah selesai pertemuan tersebut, Tian langsung mengajak Nick untuk langsung mengantarkannya pulang. Karena hari ini dia merasa lelah ulah perjumpaannya dengan gadis tengil yang menyebalkan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah sifat cewek tangguh yg kek gini nih yg aku demen bacanya,👍👍

2024-01-14

0

ayulia lestary

ayulia lestary

joos lah arumii

2022-10-25

1

Putri Minwa

Putri Minwa

Arumi emang cakep ya

2022-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!