Bab 9

Sedangkan sekarang jam masih menunjukkan jam setengah dua belas. Mereka masih memiliki waktu meregangkan urat-urat mereka yang terasa kaku duduk di atas bus sepanjang perjalanan.

Mereka merebahkan tubuh mereka di atas kasur.

“Bunga, liat deh, ada sesuatu yang mau aku kasih tahu kamu,” ujar Arumi sambil menyodorkan ponselnya pada Bunga.

“Apaan, sih?” tanya Bunga mengernyitkan dahinya lalu dia pun mengambil ponsel Arumi.

“What?” Bunga kaget saat melihat foto dirinya sedang merangkul sang guru tampan saat di dalam bus tadi.

“Kapan lu ngambil foto ini?” tanya Bunga antusias.

“Tadi saat kalian tidur dengan nyenyaknya,” jawab Arumi santai.

Dia sama sekali tidak takut dengan aksi protes teman sekelasnya itu, karena dia yakin Bunga pasti senang.

“So sweet, mesra banget sih,” gumam Bunga bahagia.

Dia merasa terbang ke atas awan mendapat perlakuan mesra yang terlihat di foto itu.

Benar saja dugaan Arumi, cewek centil itu bukannya marah dia malah bahagia.

“Kirim ke hp gue dong, Rum,” pinta Bunga.

“Oke,” ujar Arumi.

Arumi pun tersenyum licik, dia akan mengerjai Tian dengan rumor yang akan disebarkan oleh Bunga sendiri.

Arumi sudah sangat mengenal temannya itu. Arumi yakin, Bunga akan mempublikasikan sendiri foto yang sudah diambil Arumi saat di mobil tadi.

“Terkirim,” ujar Arumi.

“Makasih, Rum,” ucap Bunga.

Arumi hanya tersenyum lalu melirik ke arah Laras.

Laras mengerti apa yang sedang direncanakan sahabatnya itu, dia hanya bisa geleng-geleng kepala.

“Hati-hati, Rum. Nanti kamu malah melukai perasaan Bunga,” bisik Laras mengingatkan.

“Tenang aja, gue juga nggak ngasih harapan apa-apa buat Bunga. Emang dasar Bunga aja yang udah ke ge-eran,” bisik Arumi membela diri.

Bunga yang telah mendapatkan foto yang dikirim oleh Arumi tadi langsung memposting foto itu di akun media sosial miliknya.

Tak menunggu lama komentar dan like oleh para siswi SMA Cendikia langsung hadir mengusik kedekatan yang terjadi di antara Tian dan Bunga yang terlihat dari foto yang di posting Bunga.

Sementara itu, Ridho dan tian yang juga sedang membaringkan tubuh mereka di kamar, sibuk mengotak atik ponsel mereka.

Tian membuka akun sosialnya setelah men cek beberapa pekerjaan kantornya. Dia pun mengirim pesan pada wanita yang telah menjadi temannya di dunia maya.

“Hai.”

“Hai juga.”

“Lagi apa?”

“Santai, kamu?”

“Sama. Santai sejenak, udah makan?”

“Udah, makan pagi. Makan siang belum."

“Oh, makan siang bareng, yuk.”

“Yuk, kamu makan di sana...aku makan di sini, barengan kan makannya.”

“Hahaha, kamu bisa aja.”

“Hahaha, becanda.”

“Jangan lupa makan siang ya, aku mau lanjutin kegiatanku.”

“Oke, kamu juga jangan lupa makan siang ya.”

“Iya.”

“Bye.”

“Bye.”

Tian pun tersenyum setelah menghubungi wanita yang di kenalnya dari dunia maya itu, entah mengapa dia merasa nyaman jika mengobrol dengan wanita itu, walaupun hanya dapat berkomunikasi lewat chat.

Jam 13.00 siang...

Semua siswa baru saja selesai makan siang, agenda pertama yang akan di lakukan oleh para siswa adalah mencari binatang apa saja yang bisa mereka temukan di sekitar pantai dengan kelompok masing-masing.

Satu kelompok terdiri dari 5 orang, Arumi satu kelompok dengan Bunga, Aldo, Erick dan Satria. Untuk kali ini Arumi tidak sekelompok dengan Laras, sahabatnya.

Panitia memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk mengerjakan tugasnya hingga jam 16.00 sore. Mereka boleh menyelesaikan tugas mereka sambil menikmati keindahan pasir putih pantai.

Selagi Arumi dan teman-temannya sibuk mengerjakan tugasnya, Bunga menyaksikan sang Guru tampannya sedang menaiki sebuah boat dengan mengenakan kemeja biru dan jeans putih serta kaca mata hitam yang berdiri di pinggir boat dengan pesona yang membuat mata para gadis akan terpesona.

“ Waaaaahhh...keren buangeet...” pekik Bunga histeris melihat sang pujaan hatinya dengan pose yang sangat mempesona.

“Apaan, sih?” tanya Arumi yang masih sibuk mencari kerang yang baru saja dilihatnya masuk ke bawah potongan kayu besar.

“Lihat deh, Rum. Itu ciptaan Tuhan yang sangat sempurna,” tunjuk Bunga pada Tian yang berada di atas Boat.

Arumi pun melemparkan pandangannya ke arah tunjuk Bunga, di sana dia dapat melihat pria yang sangat di bencinya berpose sok pamer ketampanan, walaupun memang benar-benar tampan. Tapi Arumi yang tidak menyukai Tian menafikan ketampanan yang dimiliki pria menyebalkan itu.

“Idih, tampan apanya? Yuk buruan bentar lagi jam empat sore, kita lanjutin tugas kita,” ajak Arumi pada Bunga.

“Gue juga tampan kok, Bunga....” celetuk Erick yang selama ini mengincar-incar cinta Bunga. Pria yang berparas pas-pasan dan memiliki otak di bawah rata-rata.

“Euy, serius bilang diri lu tampan? Lu ngaca dong, terus kalau ngaca itu yang benar,” teriak Bunga kesal.

“Lu aja yang gak bisa melihat aura ketampanan gue,” ujar Erick dengan percaya dirinya.

“Erick benar tuh, lu nya aja yang belum ngeliat aura ketampanan Erick, Bunga. Dia itu tampan kalau dilihat dari Monas pake sedotan," celetuk Arumi dengan tawa tertahan.

“Hahaha.” Aldo dan Satria tertawa mendengar ucapan Arumi.

"Udah ah, yuk kita lanjutin tugas kita...” ajak Arumi agar teman-teman sekelompoknya kembali Fokus mengerjakan tugas yang di berikan oleh panitia acara.

Setelah berpanas-panasan ria mengerjakan tugas, para siswa pun kembali dikumpulkan dengan tujuan untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok.

Dalam tugas itu, masing-masing kelompok juga di wajibkan untuk medeskripsikan jenis binatang yang mereka temukan dengan data yang jelas, mereka boleh mencarinya lewat internet.

Setelah selesai mengerjakan tugas para siswa pun di bebaskan untuk melakukan aktivitas apa pun yang mereka sukai. Arumi dan Laras memilih untuk menyusuri pantai dengan pakaian yang sengaja di bawanya untuk menikmati keindahan pantai di sore hari.

Di sela-sela langkah mereka yang menyusuri pantai, Arumi meminta Laras untuk mengabadikan foto bahagianya dengan menggunakan pakaian pantai yang sangat minim dari bahan. Namun penampilan Arumi sangat mempesona netra para lelaki.

Di saat Arumi dan Laras sedang asyik berfoto ria, ada sepasang bola mata yang menatap kecantikan dua sahabat yang tak pernah terpisahkan itu.

Dia mengagumi wanita itu tapi hatinya berusaha menepis rasa kagum karena mengingat tingkah gadis tengil itu yang membuat dirinya harus kehilangan bola basket kesayangannya.

Sebenarnya bola basket itu tak seberapa harganya, Tian sanggup membelinya lagi dengan kekayaan yang dimilikinya. Namun, bola basket yang diambil Arumi merupakan hadiah yang di dapatnya dari atlet basket international terhebat di dunia yaitu Michael jordan di saat Tian menghadiri pertandingan basket dunia yang di adakan di Los Angeles saat dia duduk di bangku SMA.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ayulia lestary

ayulia lestary

ehemm ehemm tiann

2022-10-25

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top markotop 👍

2022-08-31

0

Shofiyy

Shofiyy

Arumi lucu juga ya 😂😂😂

2022-08-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!