Bab 3

Pukul 04.00

Tian bangun dari tidurnya, dia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dia keluar dari kamar mandi setelah satu jam dia menghabiskan waktu untuk menyelesaikan rutinitas membersihkan dirinya.

Tian sudah terbiasa menghabiskan waktu satu jam hanya untuk mandi, pada pukul 5.00 dia baru saja keluar dari kamar mandi, dia melangkah menuju lemari dengan mengenakan handuk di bawah pinggang, memamerkan perut kotak-kotak bak roti sobek yang sangat mempesona bagi mata wanita yang melihatnya, termasuk Author sendiri juga klepek-klepek. Haha.

Tian mengambil kemeja dan jas yang akan digunakannya untuk berangkat ke kantor, Tian telah terbiasa mengurus dirinya sendiri. Dia sangat mandiri, dia tidak membutuhkan tenaga PRT yang bekerja di mansionnya untuk urusan pribadinya.

Setelah mengenakan pakaiannya dengan rapi, dia turun ke lantai satu menuju ruang makan untuk sarapan,di ruang makan telah duduk di sana Papa dan mama Tian.

“Pagi, Ma. Pagi, Pa,” ucap Tian menyapa kedua orang tuanya.

Setelah itu dia menarik kursi dan langsung duduk di kursi yang biasa ditempatinya.

“Pagi, Sayang," jawab Nyonya Sarah membalas sapaan putra semata wayangnya.

Sedangkan Farhan hanya membalas degan senyuman, begitulah seorang Farhan yang selalu bersikap wibawa di hadapan putranya.

Mereka pun memulai sarapan dengan lahap tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

“Ma, Pa” ucap Tian setelah menyelesaikan sarapannya.

Dia berharap perhatian dari kedua orang tuanya yang juga baru selesai makan.

“Mhm.” Tuan Farhan hanya berdehem menanggapi ucapan putranya.

Sedangkan nyonya Sarah menatap dalam pada putranya menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut putranya.

“Aku mau mita izin untuk mengajar di SMA cendikia sebagai guru olah raga,” ujar Tian memberitahukan keinginannya pada kedua orang tuanya.

“Lalu bagaimana dengan perusahaan?” tanya Farhan meminta pertanggung jawaban dari ucapannya.

“Aku mengajar tidak tiap hari, Pa. Aku akan tetap handle perusahaan, tapi di saat aku berada di sekolah semua urusan perusahaan akan diurus oleh Nick,” jelas Tian.

“Apa tujuanmu?” tanya tuan Farhan meminta alasan atas keputusan yang di ambilnya.

“Mhm, Tian ingin mencari pendamping yang tidak memandang Tian dari jabatan dan harta,” jawab Tian jujur.

Nyonya Sarah dan tuan Farhan saling memandang, mereka merasa bahagia saat putra semata wayangnya telah memikirkan seorang pendamping.

“Papa kasih izin dengan syarat kamu tidak boleh lalai dengan urusan perusahaan,” ujar tuan Farhan memberi izin.

Sarah dan Farhan memang menjaga dan mendidik Tian dalam pengawasan yang ketat, namun mereka tak pernah mengekang keinginan putranya.

Bagi Farhan dan Sarah yang terpenting Tian sanggup mempertanggung jawabkan apa pun keputusan yang telah diambilnya.

“Makasih, Pa, Ma," ucap Tian bahagia.

“Kalau gitu aku berangkat dulu ya, Ma, Pa,” ucap Tian lalu menyalami kedua orang tuanya untuk pamit berangkat bekerja.

Tian melangkah keluar rumah, di depan rumah telah berdiri Nick yang menunggu Tian di depan pintu mobilnya. Nick membukakan pintu mobil untuk tuannya lalu dia pun mengitari mobil untuk masuk ke dalam mobil melalui pintu kemudi.

Setelah memastikan tuannya duduk di dalam mobil dengan nyaman, Nick pun melajukan mobil sport milik Tian dengan kecepatan sedang.

“Nick, tolong urus segala sesuatu tentang ide Ridho yang mengajakku untuk mengajar di sekolah tempat dia bekerja,” perintah Tian.

“Baiklah,” jawab Nick dengan senang hati.

Mobil sport silver milik Tian masuk ke dalam pekarangan perusahaan Piramids. Nick melajukan mobil hingga depan lobi, di sana mereka turun dari mobil lalu Nick melemparkan kunci mobil pada salah satu satpam yang akan memarkirkan mobil sport silver milik Tian di parkiran khusus sang CEO.

Tian diiringi oleh Nick melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan Piramids. Semua karyawan menunduk memberi hormat pada CEO mereka, bagi mereka Tian adalah sosok pria yang sangat sempurna. Selain dia memiliki wajah yang tampan, Tian merupakan serang CEO yang ramah walau pun gayanya sangat dingin dan datar, tapi di balik semua itu dia memiliki hati yang sangat baik.

Hampir semua karyawati yang ada di perusahaan piramids mengagumi sosok Tian, tapi tak ada seorang pun yang berani mendekatinya.

Mereka melangkah menuju lift untuk naik ke lantai teratas dimana di lantai tersebut hanya terdapat ruangan khusus para petinggi perusahaan.

Sesampai di lantas atas, Tian masuk ke dalam ruangannya sedangkan Nick langsung menghampiri sekretaris Tian untuk men-chek jadwal Tian hari ini lalu menyuruh sekretarisnya untuk menyampaikan jadwal yang akan dilaksanakan hari ini pada CEO tersebut.

Baru saja Tian duduk di kursi kebesarannya, pintu ruangannya di ketuk.

Tok tok tok. ( Sekretaris Tian mengetuk pintu )

“Masuk” teriak Tian dari dalam ruangan.

Sang sekretaris pun membuka pintu ruangan lalu masuk ke dalam ruangan Tian. Sang sekretaris pun menyampaikan jadwal yang akan di lakukan Tian hari ini.

Tian mengangguk, lalu dia mengibaskan tangannya mengisyaratkan agar sang, sekretarisnya keluar dari ruangan tersebut. Wanita yang berpenampilan sangat menari itu pun keluar dari ruangan Tian.

Setelah kepergian sang sekretaris, Tian pun memeriksa beberapa berkas yang harus dia baca dan tanda tanganinya yang kini menumpuk di atas meja kerjanya.

Tian merupakan seorang CEO yang sangat teliti, dia memeriksa setiap berkas yang masuk ke dalam ruangannya dengan sangat teliti sehingga dia tak ingin melihat ada kesalahan di setiap laporan yang masuk ke dalam ruangannya.

Pada jam 10.00 Tian akan beristirahat sejenak dari pekerjaannya yang menumpuk dia pun berpindah ke sofa yang terdapat di dalam ruangannya.

Dia membaringkan tubuhnya di Sofa, seketika dia teringat pada sosok gadis yang telah berani melawannya dan melarikan bola basket kesayangannya.

"Siapa gadis itu," gumamnya dalam hati, rasa kesal pada sang gadis kembali merasuk ke dalam hatinya.

Setelah mengingat tentang gadis menyebalkan itu, Tian pun mulai memejamkan matanya lalu tertidur sejenak.

Tian telah terbiasa beristirahat dari kesibukannya sejenak pada jam 10.00 baik itu dia tidur maupun hanya sekedar meluruskan pinggangnya rebahan di sofa yang ada di ruangannya.

Setelah beristirahat sejenak, Tian terbangun dan terlihat kembali segar. Tian bangun lalu melangkah menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka agar terlihat lebih segar. Dia merapikan penampilannya yang tadi kusut setelah tertidur sejenak.

Tak berapa lama setelah Tian keluar dari kamar mandi.

Tok tok tok.

(Nick mengetuk pintu ruangan Tian)

"Masuk!" teriak Tian.

Ceklek.

Nick pun membuka pintu, lalu masuk ke dalam ruangan Tian.

"Tuan, jadwal kita meeting dengan klien," ujar Nick mengingatkan jadwal hari ini.

"Baiklah, katakan pada Angel untuk mempersiapkan segalanya," perintah Tian.

"Baik tuan," Ucap Nick lalu dia pun keluar menuju meja sekretaris CEO.

"Apakah kamu sudah mempersiapkan segalanya," tanya Nick pada Angel.

"Sudah tuan.," jawab Angel sambil menyodorkan berkas-berkas yang akan dibutuhkan oleh Tian dan Nick saat acara meeting nantinya.

Mereka akan mengadakan meeting di sebuah cafe.

Tian keluar dari ruangannya, dia melangkah menuju lift, Nick langsung mengikuti langkah Tian dan ikut masuk ke dalam lift bersama tuannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ayulia lestary

ayulia lestary

dari benci jdi cinta lo tiann ati2 yah

2022-10-25

1

ayulia lestary

ayulia lestary

hahaha
masa sih tourr

2022-10-25

1

Putri Minwa

Putri Minwa

cerita yang menarik

2022-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!