Bab 17

Laras dan Nick masih saja terdiam kaku, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Mereka bingung karena mereka sendiri tidak tahu sama sekali apa yang selama ini dibicarakan oleh Arumi dan Reynald dalam dunia Maya mereka.

Laras berusaha berfikir keras mencari kosa kata yang tepat untuk memulai pembicaraan.

“Mhm,” gumam Laras.

Dia belum memulai ucapannya seorang pelayan datang menghampiri mereka untuk menanyakan makanan dan minuman apa yang akan mereka pesan.

“Maaf, Nona, Tuan, mau pesan apa?” tanya sang pelayan.

Laras dan Nick pun menoleh pada sang pelayan lalu mengambil daftar menu yang di sodorkan sang pelayan kepada mereka.

“Daging garang asam dan caramel macchiatto,” ujar Nick.

“Aku iga bakar bumbu rujak dan piccollo Late,” timpal Laras.

Sang pelayan pun mencatat pesanan Laras dan Nick.

“Tunggu sebentar, Tuan, Nona,” ujar sang pelayan lalu dia pun melangkah ke arah dapur untuk mempersiapkan pesanan Laras dan Nick.

Setelah sang pelayan meninggalkan mereka, mereka berdua hanya saling diam sibuk dengan pikiran masing-masing.

Sedangkan Arumi baru saja dapat telpon dari maminya dan disuruh pulang, sehingga dia tak dapat melihat sosok pria tampan yang kini menggantikan posisi Reynald bersama sahabatnya.

Arumi terpaksa pulang terlebih dahulu, sebelumnya dia sudah mengirimkan pesan pada Laras bahwa dia terpaksa pulang terlebih dahulu.

“Mhm," gumam Nick hendak memulai pembicaraannya namun dia masih saja ragu.

“Ada apa?“ tanya Laras mencoba mencairkan suasana yang kaku saat mendengar gumaman kecil Nick.

“Eh, enggak apa-apa. Aku cuma bingung mau ngobrol apa,” jawab Nick jujur.

Laras tersenyum melihat sang pria yang ada di hadapannya, diam-diam jantungnya bergetar hebat saat mendapati tatapan lembut dari pria yang ada di hadapannya.

Masih dalam suasana canggung, sang pelayan pun datang membawakan pesanan mereka.

“Permisi,” ujar sang pelayan.

Pelayan itu pun mulai menghidangkan makanan yang mereka pesan tadi di atas meja mereka.

Setelah selesai mengerjakan tugasnya, sang pelayan pun kembali meninggalkan mereka.

Mereka pun mulai mengobrol mencari topik agar tak terlihat begitu canggung. Topik makanan adalah ide yang bagus untuk mencairkan suasana.

Nick mulai memandangi wajah gadis cantik yang ada di hadapannya, gaya bicara dan tertawa renyahnya membuat Nick mulai tertarik pada sang gadis.

“Rugi banget si Tian, nggak mau ketemu sama gadis bening kayak gini,” gumam Nick di dalam hati.

Karena keasyikan mengobrol, Nick lupa waktu hingga akhirnya Tian menghubunginya.

Drrrttt drrrttt drrrttt (ponsel Nick berdering)

“Siapa sih? Ganggu aja,” gerutu Nick di dalam hati.

Dia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Lalu menekan tombol hijau setelah melihat panggilan itu dari Tian.

“Halo,” ujar Nick saat panggilannya telah tersambung.

Terdengar suara kesal dari seberang sana, tapi tiba-tiba ponsel Nick mati karena ponselnya habis baterai.

"Ya ampun, pake acara mati segala," lirih Nick.

"Dari siapa?" tanya Laras penasaran.

"Rekan kerja," jawab Nick.

Saat ini Nick tahu, Tian pasti dalam marah besar karena ponselnya mati.

Saat ini dia tengah menunggu Nick di mansionnya. Sejak tadi dia sudah tidak sabar ingin mengetahui rupa gadis yang sudah mengisi hari-harinya dengan rentetan pesan melalui media sosialnya.

“Maaf, kayaknya gue harus jalan sekarang,” ujar Nick kesal.

Dia baru saja merasa dekat dan baru memulai keakraban dengan gadis yang kini bersamanya.

“ Si*l," bentak Tian saat tahu Nick telah memutuskan panggilan darinya.

“Maaf Wilona, aku harus pergi karena ada urusan yang harus aku selesaikan,” ujar Nick.

“Eh, iya. Enggak apa-apa,” ucap Laras.

“Ya udah, ayo aku antar pulang,”ujar Nick.

Nick tidak mungkin meninggalkan gadis itu sendirian, dia pun memilih untuk mengantarkan Laras pulang terlebih dahulu sebelum kembali ke mansion tuannya.

“Eh, enggak usah. Katanya tadi kamu ada pekerjaan yang harus kamu selesaikan," tolak Laras hati-hati agar Nick tak tersinggung.

"Tidak apa-apa, aku akan menyelesaikannya setelah aku mengantarmu pulang," ujar Nick.

Nick pun mengajak Laras keluar dari cafe, sebelum itu dia membayar tagihan makanan mereka tadi.

Laras mengikuti langkah Nick, sesampai di parkiran, Nick membukakan pintu mobil untuk Laras.

"Silakan," lirih Nick pelan dan ramah.

Laras terpesona dengan kelembutan dan keramahan pria tampan yang kin bersamanya.

Laras masuk ke dalam mobil dan duduk dengan nyaman di mobil Nick.

"Lu rugi banget, enggak mau ketemu dengan pria tampan dan baik hati seperti dia, Rum. Kalau lu enggak mau sama dia, biar buat gue aja," gumam Laras di dalam hati.

Setelah mastikan Laras duduk dengan nyaman, Nick menutup pintu mobil lalu dia pun melangkah mengitari mobil dan masuk ke dalam mobil.

Setelah itu dia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia mengendarai mobilnya menuju alamat rumah Laras sesuai petunjuk Laras.

Tak berapa lama, mereka sampai di depan rumah Laras.

"Terima kasih," ucap Laras saat dia hendak turun dari mobil.

"Sama-sama," ujar Nick.

"Ayo, masuk dulu," tawar Laras sekadar basa basi.

"Tidak udah, mungkin lain kali saja," ujar Nick menolak dengan halus.

"Ya sudah aku turun dulu, ya," ujar Laras.

Nick mengangguk dan tersenyum. Setelah itu, Laras turun dari mobil. Laras tersenyum melepas kepergian Nick.

“Woi” teriak Arumi sukses membuat Laras kaget.

“ Ya ampun, Rum. Lu ngagetin gue aja," gerutu Laras kesal.

Dia tak menyangka sahabatnya sudah berada di rumahnya, karena tadi dia sempat membaca pesan dari Arumi bahwa dia buru-buru pulang karena di suruh maminya.

“Segitunya ngeliatin cowok gue,” ujar Arumi menyindir Laras.

“Ye, lagian siapa suruh gue buat ketemuan sama dia, ya enggak salah gue dong kalau gue naksir sama dia.” Laras membalas menyindir Arumi.

Memang Arumi telah salah tak ingin berjumpa dengan pria yang telah mengisi hari-harinya beberapa minggu terakhir.

"Bagaimana? Dia tampan, enggak? Dia keren, enggak?" tanya Arumi penasaran.

Dia belum sempat melihat wajah pria itu karena harus buru-buru pulang.

“Kalau menurut gue, dia itu tampan banget. Baik dan keren abis," jawab Laras jujur.

Terlihat rasa kagum terpancar di sorot mata Laras mengingat pertemuannya dengan Reynald gadungan alias Nick.

"Lu suka sama dia?" tanya Arumi curiga.

"Entahlah, bisa jadi iya. Bisa jadi enggak, tergantung dia," jawab Laras asal.

Laras pun melangkah masuk ke dalam rumah mengabaikan keberadaan Arumi yang terdiam memikirkan sesuatu.

"Benarkah dia setampan yang diceritakan Laras?" gumam Arumi tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya jitu.

"Ras, tunggu," ujar Arumi.

Arumi mengejar langkah sahabatnya yang sudah berada di dalam rumah.

Arumi mengikuti langkah Laras menuju kamarnya, dia ingin tahu apa saja yang terjadi di antara mereka.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nick menyamar jadi Tian,Dan Laras menyamar jadi Arumi,Setelah ini bakal terjadi salah paham besar..😂😂😜😜

2024-01-14

0

ayulia lestary

ayulia lestary

bkl gimna klnjutany

2022-10-25

1

Putri Minwa

Putri Minwa

mantap thor

2022-10-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!