Bab 19 ~ Aku Menyukaimu

'Tenang, Ayla. Berpura-pura jahat akan membuat Aldric kembali membencimu dan bisa memancing orang yang membuat Alice menderita menunjukkan batang hidungnya.'

.

.

.

Edric menghela napasnya, meski tidak sering bertemu tapi ia dan Aldric memiliki hubungan yang cukup baik dan tidak pernah beradu argumen. Tapi kini karena seorang wanita mereka harus bersaing.

Merasa tidak ada jalan kembali karena telah melabuhkan genderang perang pada sang adik, Edric juga tidak bisa mundur lagi.

Di antara kegamangan yang melanda, tangannya tidak sengaja menyenggol sebuah buku. Buku yang ditinggalkan Nico si playboy.

Sedikit penasaran ia membalik buku itu, terlihat sebuah judul yang tercetak miring di sana, "100 Kiat Mendekati Dia".

Membaca itu membuat Edric memutar bola matanya malas, menurutnya kiat-kiat seperti itu sama sekali tidak berguna.

.

.

.

Hari berlalu, Alice sedang dalam perjalanan ke ruangan Edric. Seperti biasa ia akan membantu pria untuk merawat lukanya di waktu istirahat. Di kejauhan Melysa, kakak sepupunya sedang menatapnya tidak suka.

Setelah di usir ia memang malas berhubungan lagi dengan Alice, namun karena ada gosip yang mengatakan Alice berusaha menggoda dosen mereka membuat Melysa geram.

Ia yang sudah lama masuk ke kampus ini masa kalah dengan bocah yang baru beberapa bulan di sini. Dari awal ia memang menyukai Edric, berbagai upaya sudah ia lakukan agar dekat dengan sang dosen termasuk mengambil mata kuliah yang di ampu oleh Edric.

Namun pria itu tak sekalipun mau melirik padanya. 'Dasar wanita penggoda, gagal menggoda Aldric sekarang mau goda gebetan aku,' gerutunya di dalam hati.

...

Edric baru kembali ke ruangannya setelah mengajar, ia lirik jam yang terpasang di dinding kemudian duduk di kursinya sembari membaca buku.

Ya, buku yang menurutnya tidak berguna akhirnya coba ia baca.

1. Menjaga penampilan agar selalu terlihat keren.

Kiat pertama tercetak tebal di halaman awal, ia kemudian berdiri, merapikan kemeja yang ia pakai kemudian rambut, lalu berkaca dengan kamera ponsel. Konyol memang, bahkan dia sendiri merasa aneh dan geli.

"Aku memang selalu keren," gumamnya dengan narsis sembari memperhatikan wajahnya di kamera ponsel.

Setelah puas menatap diri ia lalu beralih pada halaman kedua.

2. Selain Penampilan, Pastikan Juga Kalau Kamu Selalu Wangi.

Ia pun membaui dirinya, agak apek memang. Maklum lah, namanya kerja dari pagi, apalagi dia mudah keringatan. Segera ia raih tasnya, mencari parfum kesukaannya dengan wangi sisilia.

Ia semprotkan ke seluruh tubuh lalu membaui diri lagi, "Hmm, sudah wangi," ujarnya dengan percaya diri.

Penampilan sudah oke, wangi juga iya. Sekarang mari lihat kiat ketiga.

Tok. Tok. Tok.

Namun ketukan pintu membuatnya mengalihkan perhatian, terburu-buru ia tutup buku itu dan menyembunyikannya di dalam tas.

"Hem, masuk!" pintanya datar seperti biasa.

Alice pun masuk, baru saja menjejakkan kaki.

"Uhuk, uhuk, uhuk." Ia terbatuk-batuk karena bau menyengat yang menyerang. Ya, bau bukan lagi wangi karena Edric yang menyemprot terlalu banyak.

"Pak, Bapak pakai apa? Kenapa bau sekali?" protesnya sembari menutup hidung, ia buka pintu ruangan Edric lebar-lebar agar udara di luar dapat masuk.

Edric hanya diam dengan wajah malu yang tak berdosa, sejujurnya dalam hati ia sedang merutuki Nico. Ia tidak akan baca buku itu lagi pikirnya.

Pria itu pun melirik kesana kemari, menghindar dari tatapan Alice yang penuh tanya. Sementara Alice ingin sekali tertawa setelah menyadari tingkah sang dosen killer dan tua itu, bisa-bisanya menunjukkan wajah malu seperti itu.

Di sisi lain, Olivia sudah mulai menjaga jarak dari Haven. Haven yang tidak tahu apa-apa menjadi bingung karena merasa tidak punya salah pada gadis itu.

"Hey, Oliv. Kenapa menghindar dariku?" tanyanya sembari mencekal tangan Olivia.

"Tidak apa-apa, saya hanya ingin menjaga jarak dari orang berada seperti kalian."

"Apa? Kenapa seperti itu? Aku tidak pernah membeda-bedakan seseorang dari status sosialnya."

"Sekarang memang tidak, tapi tidak tahu nanti kan?"

"Hey, dengar aku!" Haven meraih kedua tangan Oliv dan memandang kedua manik indah gadis itu lekat.

"Aku tidak pernah membedakan siapapun! Entah itu di masa lalu, sekarang maupun di masa depan. Jika tidak percaya kau boleh bertanya pada teman-temanku, bahkan keluargaku juga tidak pernah memandang orang dari statusnya. Percayalah padaku! Aku tulus padamu, dan aku menyukaimu Olivia Bayle."

Oliv tertegun, apa ia baru saja ditembak?

Oliv tidak sadar bahkan saat Haven mengecup kedua tangannya. Jika tidak ada sorak sorai dari mahasiswa lain maka ia masih akan hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Terima, terima, terima ... ," sorak para mahasiswa di sana.

Oliv merasa bingung, di satu sisi ia harus sadar diri dalam lingkungan orang berada ini. Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa ia menyukai pria ini.

"Bagaimana? Apa kau mau membalas perasaanku?" tanya Haven dengan mata berbinar, penuh harapan.

"Hmm, a-aku. Ya, aku juga menyukaimu," jawab Oliv lirih dan terbata.

"Apa? Aku tidak dengar."

"Aku juga menyukaimu Haven Hall."

"YESSS," pekik Haven sembari menggendong Oliv dan berputar-putar, membuat mahasiswa yang menyaksikan siaran langsung ini semakin bersorak.

Alice yang baru kembali dari ruangan Edric menyaksikan sedikit akhir dari drama ini. 'Huh, udah susah-susah provokasi malah jadian mereka.'

Merasa malas untuk ikut serta, gadis itu pun melangkah pergi.

"Hey, guys. Lihatlah mahasiswi ganjen itu! Baru keluar dari ruangan pak Edric tuh," teriak Sylvia di keramaian. Sudah gadis itu putuskan, ia akan menyerang Alice terang-terangan mulai sekarang.

Apalagi melihat Oliv yang mendadak menjadi Cinderella, membuat hatinya semakin memanas. Dan kini ia butuh pelampiasan, kebetulan Alice yang akan menjadi objeknya.

Alice tetap melangkah, baginya bualan tidak penting seperti itu hanya akan membuang waktu saja.

"Hey, mau kemana? Setelah gagal sama Aldric jadi pindah haluan ke pak dosen ya?" sinis Sylvia sembari menggenggam lengan Alice kuat.

"Apa sih? Lepasin!" Alice menepis tangan gadis itu dan berbalik menatapnya dengan tajam.

Baru saja ingin membuka mulut, sudah ada yang lebih dulu mendorong Sylvia. "Kau berani mengganggu adikku?"

"Hahaha, sejak kapan kau mengakuinya sebagai adik?" tanya Sylvia dengan senyum mengejek.

"Dari dulu dia adalah adikku, dan sekarang aku akan melindunginya dari kalian para sampah."

"Hah, Melysa... Melysa, sampah teriak sampah. Apalagi rencanamu sekarang? Mungkin kita bisa jadi rekan?"

"Aku tidak butuh rekan sepertimu!"

"Ayo, Alice. Kita pergi, jangan hiraukan para sampah ini!"

Alice mengerutkan kedua alisnya, kemudian tersenyum penuh arti. "Terima kasih, Kakak Sepupu," ujarnya dengan riang disertai senyuman manis.

'Haha, mau bersandiwara? Aku adalah ratunya.'

.

.

.

Di sisi lain, seorang pria tampak melempar sebuah buku. Buku itu terbuka di halaman terakhir, terlihat jelas tulisan The End di akhir halaman.

"Huh, novel yang menyedihkan," gumamnya menyesali apa yang terjadi di dalam novel.

Ia lalu membuka televisi, mencari tayangan berita. Namun berita terus menyiarkan satu topik hangat dari beberapa bulan yang lalu. "Pemirsa, saat ini aktris ternama kita Ayla Navala masih berada dalam perawatan intensif, untuk yang lebih jelasnya masih dirahasiakan oleh pihak internal."

"Hah, ini lebih menyedihkan lagi," gumamnya lagi sembari menggeleng.

Bagaimana tidak menyedihkan? Beberapa bulan lalu gadis itu dikejar sampai ke ujung dunia sekalipun, namun setelah ditemukan dan hampir dibunuh malah dinyatakan tidak bersalah. Sungguh malang nasibnya.

Tring ... Tring ... Tring

Sebuah panggilan membuatnya mengalihkan perhatian, "Ya, Bro?"

"...."

"Baiklah, aku berangkat sekarang."

"...."

"Ya, jangan khawatir! Asal kau pastikan aku tidak mati, aku akan baik-baik saja."

Ia lalu menutup telpon, keluar dan menatap langit biru yang indah. "Mari kita coba hidup yang baru," gumamnya dengan senyuman lebar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

MeyBee28

MeyBee28

kayaknya mereka tukeran nyawa deh. ..

2022-10-24

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!