Bab 9 ~ Cara Lain

Aldric pun menatapnya dengan wajah kosong, bagaimana mungkin pria yang selalu dikejar-kejar akan mengejar seorang gadis yang dulunya ia tolak mentah-mentah? Mau ditaruh dimana wajahnya nanti?

...

Alice berjalan dengan cepat, masuk ke toilet dan berdiri di depan cermin. Kemudian merogoh isi tas selempang nya. Sebagai Ayla, sudah menjadi kebiasaannya untuk membawa obat alergi kemana-mana, sebab banyak sekali haters yang ingin mencelakai nya.

Kebiasaan itu tetap masih terjaga walau ia telah berganti tubuh menjadi Alice. Setelah menemukan sebuah botol kecil berisi pil obat alergi, segera ia menelan salah satu pil dan mengatur pernapasannya agar kembali normal. Ia kemudian masuk ke salah satu toilet kemudian menenangkan diri disana.

Setelah beberapa saat, ia merasakan reaksi alerginya sudah lebih mendingan meski di tubuhnya masih terdapat bercak-bercak merah yang menghiasi. Ia kemudian mengeluarkan sebuah cardigan dan kemudian memakainya untuk menutupi bercak merah itu.

Tiba di luar toilet ia dikejutkan oleh Aldric yang langsung menggenggam erat lengannya.

"Kenapa? ... Kenapa selalu menghindar dariku?" tanyanya frontal.

"Untuk apa aku menghindar darimu?"

"Heh, kau tidak sadar? Kau selalu menghindar dariku. Aku tahu sudah banyak melukai perasaanmu, tapi itu juga karena sikapmu yang kekanakan itu. Jadi sekarang aku mau kita mulai dari awal. Oke?" Aldric menatap kedua mata Alice dalam, menyalurkan kerinduan yang selama ini ia rasakan.

Sementara Alice malah menatap kebingungan, setahunya Aldric tidak pernah suka berdekatan dengan Alice.

Bukankah Aldric membencinya? Kenapa sekarang malah mengejarnya?

Apa? Aldric mengejarnya? Sejak kapan pria dengan gengsi selangit itu bisa mengejar seorang gadis?

Lamunan Alice buyar ketika Aldric menariknya ke dalam pelukan pria itu. Alice memberontak, memukul dada pria itu kuat. "Lepaskan aku!" pekiknya dengan marah.

Tanpa bisa dicegah, air mata telah mengalir dari kedua sudut mata indah itu. Kedua mata dengan warna biru safir. Lagi-lagi Ayla harus menahan rasa kesal yang teramat sangat. Lagi-lagi ia tidak bisa mengendalikan reaksi tubuh Alice.

'Alice, jika ingin aku balas dendam, bisakah kau membuat tubuhmu ini mati rasa?' rutuknya di dalam hati.

Ia merasa sangat tidak nyaman, hatinya merasa sesak dan sakit sekarang. Namun tubuhnya terasa hangat dan nyaman berada di dalam pelukan pria ini.

Meski merasa nyaman, ia masih terus memukul dada pria itu. Sementara Aldric tidak mengindahkan, ia justru memperat dekapannya.

Lama-kelamaan Alice terbawa suasana dan memejamkan matanya, tangis sesenggukannya membuat Aldric merasa Alice telah luluh padanya. Selama beberapa menit mereka saling memeluk, saling berbagi kehangatan yang membuat Aldric merasa menang.

Saat membuka kedua matanya, Alice melihat seorang gadis sedang memandangnya aneh. 'Olivia? Tidak! Aku tidak boleh terbawa perasaan Alice. Aku adalah Ayla yang berhati dingin, ratu antagonis tidak akan luluh pada siapapun.'

Dengan cepat ia mendorong kuat tubuh sang tunangan, membuat pelukan erat itu terlepas. "Sudah cukup? Aku membiarkanmu memelukku sebagai obat rindu. Kau pasti sudah dengar desas-desus kalau aku hilang ingatan kan? Aku sama sekali tidak mengingatmu sekarang,"

Alice kemudian mundur dan tersenyum menyeringai. "Kau senang saat aku menangis? Aku menangis karena merasa bodoh pernah mengejar pria seperti mu, dan dari cerita Lucy, aku yang dulu benar-benar sangat memalukan. Dan lagi, aku kasihan padamu, kasihan karena pria sepertimu rela merendahkan diri untuk minta maaf padaku," lanjut Alice dengan senyuman mengejek.

Aldric mengepalkan kedua tangannya. Ia menyesal, harga dirinya terasa terinjak. Tidak seharusnya ia mengejar gadis ini tadi. Tidak seharusnya ia terbawa perasaan dan menuruti saran Haven sialan itu. Dan tidak seharusnya juga, ia merasa sepi ketika tidak ada gadis ini di sampingnya.

'Argh, kenapa aku jadi bodoh begini?' rutuk Aldric di dalam hati, runtuh sudah imagenya sebagai most-wanted kampus, terlebih ketika berbalik ia melihat Olivia yang sedang menatap keduanya heran.

"Hmm, aku hanya ingin ke toilet. Dan kalian berdua menghalangi pintu," ujarnya ketika telah sadar bahwa sepasang kekasih aneh itu tengah menatapnya.

Tanpa menjawab dan mengatakan apapun, sepasang kekasih itu berlalu dengan arah yang berlawanan. Olivia yang berdiri di tengah-tengah merasa bodoh sendiri. "Hari ini aku sudah dua kali nonton drama siaran langsung pasangan aneh ini," gumamnya kesal.

"Mereka lucu kan?" Tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Olivia.

Seorang pria berkacamata berdiri di sampingnya dengan wajah yang membuat gadis itu merasa sebal. Tanpa menjawab perkataan Haven, Olivia berlalu ke toilet begitu saja. Dan kini giliran Haven yang menatap pintu toilet dengan sebal.

.

.

.

Alice kembali ke kelasnya, memilih untuk menunggu Lucy di sana. Sembari menunggu ia termenung.

"Thor?"

"Oi."

"Kok Aldric berubah, sih?"

"Mana saya tau."

"Ish, kan aku udah cuek, udah ketus, udah ngehindar masa dia masih mau ngejar aku?"

"Yah, mana saya tau Lak."

"Lak? Siapa Lak?"

"Yah namamu lah, kan nama aslimu Lala. Jadi, ku panggil Lak."

"Mana ada yang seperti itu? Namaku bagus-bagus malah kamu buat-buat."

"Ya elah, Lak. Kalau kamu pikir namamu bagus itu juga aku yang namain toh."

"Tau ah, sana-sana! Ngomong sama author malah makin pusing ini kepala."

"Kalau ada butuhnya aja nyari-nyari author, sama tuh kek yang sebelah, yang namanya Ale."

"Ale? Siapa lagi Ale?"

"Gak usah banyak nanya, kan tadi udah ngusir. Bye."

...

Kembali ke kenyataan, Alice masih termenung memikirkan alur novel yang telah melenceng jauh.

Sibuk termenung, ia tidak menyadari bahwa Lucy telah berdiri di depannya.

"Alice," panggilnya kepada sang nona.

"Alice."

"NONA ALICE," pekiknya kemudian membuat Alice tersadar dari lamunannya.

"Lucy, kamu mengagetkanku. Dan sudah ku peringatan berapa kali? Jangan lagi memanggilku dengan sebutan nona," geram Alice menatap tajam pada gadis itu.

"Ta-tapi Anda sendiri yang tidak menjawab ketika kupanggil dengan sebutan Alice. Jadi aku kira Anda tidak suka kupanggil dengan nama."

"Ya ampun, aku bukan tidak suka Lucy. Aku hanya sedang termenung sesaat tadi."

"Tapi Anda bukan termenung sesaat, Anda terdiam sangat lama tadi."

Alice menatap Lucy dengan datar, hal itu membuat yang ditatap menjadi gugup sendiri. Padahal Alice tidak pernah bermaksud untuk menakuti gadis kecil itu. Mungkin karena ia telah terbiasa menatap tajam sebagai Ayla, jadi saat ini Lucy merasa terintimidasi.

"Hmm, ta-tadi aku bertemu Malvin." Lucy membuka pembicaraan setelah beberapa saat menetralkan rasa takutnya.

"Aku tahu, kalau bersama Malvin kamu kan pasti lupa padaku."

"Eh, bu-bukan begitu. Di-dia bertanya tentang Anda. Katanya tuan Aldric yang memintanya," jelas Lucy membuat Alice menaikkan kedua alisnya.

'Ini tidak bisa dibiarkan! Novel ini harus kembali ke alurnya, kecuali alur tentang Alice. Aku tidak mau berakhir mati untuk kedua kalinya. Aku harus mencari cara lain untuk membuat Aldric menjauh dariku,' pikir Ayla dan tanpa sadar menatap ke arah pintu dimana seorang pria tampan baru saja lewat di luar sana.

'Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang,' batinnya seraya tersenyum kecil.

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Hallo, maafin othor yang updatenya ngga tentu ya. Othor lagi banyak tugas di real life 🥺🥺. Oh, iya terima kasih untuk kalian yang masih setia mengikuti cerita receh ini ya😁

LUV kalian 💙💙💙.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟

ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟

gw suka gaya lu Alic

2024-01-07

1

est

est

lanjut thor 👍

2022-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!