Bab 10 ~ Ternyata Imut

'Ini tidak bisa dibiarkan! Novel ini harus kembali ke alurnya, kecuali alur tentang Alice. Aku tidak mau berakhir mati sia-sia untuk kedua kalinya. Aku harus mencari cara lain untuk membuat Aldric menjauh dariku,' pikir Ayla dan tanpa sadar menatap ke arah pintu dimana seorang pria tampan baru saja lewat di luar sana.

'Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang,' batinnya seraya tersenyum kecil.

.

.

.

Mentari pagi telah menunjukkan kuasanya, menyinari setiap sudut bumi yang mampu ia jangkau dan tembusi, termasuk celah-celah kecil yang langsung mengarahkan sinarnya pada wajah kecil milik seorang Alice.

Alice menggeliat, mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba untuk membuat kedua netra itu bisa menerima sinar hangat milik sang mentari. Kedua sudut bibirnya kemudian melengkung indah, segera ia bangkit dan berjalan menuju jendela kemudian menyerbak gorden yang masih tertutup rapat.

Seketika kamar yang sebelumnya remang-remang kini telah berubah bercahaya oleh kuasa sang surya. Terlihat di tangan gadis itu masih ada bercak-bercak merah yang memudar, namun ia tidak mempermasalahkannnya.

Alice mendongak, membentuk jari menjadi huruf O dan mengintip sang surya di selah jari itu. Kemudian ia tersenyum-senyum sendiri.

Memang seperti inilah Ayla sebenarnya, meski kerap kali memerankan peran antagonis. Tapi sebenarnya ia adalah gadis yang imut dan manis.

Setelah puas menghangatkan tubuh, Alice lalu berbalik dan bersiap berangkat ke kampus. Hari ini adalah hari pertamanya bertarung, ia akan mengambil hati seorang pria.

.

.

.

"Ouch..." pekik Alice ketika tidak sengaja menabrak seorang pria jangkung hingga bokongnya harus berciuman dengan lantai yang dingin.

"Ma-maaf, Pak," ucapnya gugup namun dengan wajah memelas.

Edric menaikkan sebelah alisnya, 'Tunangan Al?' pikirnya setelah ingat siapa gadis ini.

"Lain kali berhati-hati lah!" Ujarnya dan tanpa perasaan ingin berlalu tanpa membantu Alice untuk sekedar bangkit berdiri.

"Akhhh..." Alice meringis lirih, ia baru ingin berdiri sendiri namun pergelangan kakinya terasa sakit. Eittt, sebenarnya tidak, ia hanya berpura-pura. Sudah lama juga ia tidak mengasah kemampuan sandiwaranya.

Ringisan itu membuat pria yang ditabrak merasa tidak enak, terlebih tadi ia lihat kulit gadis itu terdapat bercak-bercak merah. Ia lalu berbalik dan mengulurkan tangannya untuk meraih lengan sang calon adik ipar.

Tanpa banyak bicara ia memapah Alice ke ruang UKK (Unit Kesehatan Kampus) dan meninggalkan gadis itu begitu saja setelah Alice duduk di sisi ranjang.

"Terima kasih, Pak." Teriakan Alice masih bisa di dengar oleh Edric yang telah berada di luar UKK. Pria itu lalu tersenyum tipis, padahal ia jarang tersenyum tanpa alasan seperti itu.

"Hah, dingin dan cuek sekali," gumam Alice namun ia tidak akan menyerah. Pria seperti inilah yang akan membuat Aldric berpikir dua kali jika ingin menghancurkannya.

Ya, selama ini ia berpikir bahwa Aldric hanya ingin mencelakainya. Ia sangat tahu alur novel Belenggu Cinta, walau tidak dengan ujungnya.

Ia juga sangat tahu bahwa Aldric tidak akan pernah memiliki perasaan lebih untuk Alice. Pernah ada scene yang membuat Alice sangat bahagia karena Aldric mempedulikannya, tapi ternyata itu semua ia lakukan hanya untuk mempermalukan Alice. Karena Alice telah berani membuat Olivianya menangis.

Hari ini dilalui Alice dengan melakukan pendekatan pada Edric di setiap ada kesempatan. Seperti sekarang, ia bela-belain mengantarkan makanan yang ia beli sebagai ungkapan terima kasih karena pria itu sudah menolongnya pagi tadi.

"Pak, perkenalkan saya Alice Lawrence yang bapak tolong tadi pagi. Saat ini saya ingin memberikan ini sebagai ungkapan terima kasih saya terhadap Bapak," ucap Alice setelah berdiri dengan percaya diri di hadapan Edric. Ia menaruh makanan yang dibawanya ke atas meja kerja Edric.

"Hmm, saya tidak perlu ucapan terima kasih."

"Eh, ta-tapi, Pak."

"Bawa kembali makanan itu! Saya tidak makan makanan tidak higienis seperti ini."

"Apa maksud Bapak? Makanan ini saya pesan dari restoran ternama. Bagaimana bisa tidak higienis?"

"Baiklah jika kamu memaksa saya untuk menerimanya," sahut Edric akhirnya membuat Alice tersenyum senang. Ternyata kemampuan aktingnya masih tak bisa diragukan.

Tok... tok... tok...

Aldric membuka pintu setelah mendengar deheman sang kakak dari dalam. Edric memang memiliki ruangan tersendiri, entah apa jabatannya. Tapi ia punya hak istimewa itu.

Terlihat mata Aldric melebar, mungkin saja kaget ketika melihat Alice di dalam ruangan itu. Sedangkan Alice tersenyum tipis, menunjukkan wajah angkuhnya. Menyatakan bahwa ia sedang mendekati pria dewasa di depannya ini, dan telah melupakan seorang pria bernama Aldric.

"Maaf, Pak. Ini tugas kelas kami yang Bapak minta antarkan." Aldric baru berucap setelah beberapa saat menatap tajam Alice.

"Hmm, taruh saja di sana!"

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi."

"Tunggu!"

"Iya, Pak."

"Ini makanan untukmu, sebagai ketua tingkat kau harus punya energi dan stamina lebih," ucap Edric tanpa perasaan membuat Alice mendelik. Ia masih di sana dan bapak tua ini memberikan makanan ia beri pada orang lain?

"Eh, i-iya, Pak. Terima kasih banyak, Pak."

"Kalau begitu, keluarlah!" titah Edric setelah melihat Aldric yang masih berpaku ditempatnya.

"Eh, i-iya, Pak," jawab Aldric akhirnya, sebenarnya ia masih penasaran kenapa Alice berada di sana. Tapi mengingat kejadian kemarin sungguh membuat ia kesal.

"Dan kau, apa kakimu sudah sembuh?"

"Eh, su-sudah, Pak. Ini semua berkat Bapak." Alice tersenyum, ternyata pria ini masih ada bentuk perhatian. Mungkin saja ia memang tidak suka makanan itu. Alice mencoba untuk berpikiran positif.

"Kalau begitu saya tidak perlu meminta satpam untuk memapahmu keluar kan? Sekarang keluarlah! Dan jangan kemari lagi jika tidak ada kepentingan!"

'What? Sombong sekali.' geram Alice tapi tidak bisa mengungkapkannya. Ia perlu bantuan pria ini, dan tidak mungkin ia berkata kasar padanya.

"Hmm, baiklah Pak. Tapi saya tidak akan menyerah," ungkap Alice dengan tersenyum manis hingga Edric sedikit terpanah, tapi cepat-cepat ia mengalihkan kembali perhatian pada laptop di depannya.

...

"Dingin sekali dia. Tapi Aldric tadi terlihat takut padanya. Bukankah ini bagus? Aku akan mencoba lagi, jika tetap tidak bisa mencair, mau tidak mau aku harus mencari alternatif lain," gumamnya setelah keluar dari ruangan dosen killer itu.

Ayla memang bukan tipikal yang memaksakan kehendak, jika tidak bisa dimiliki maka akan ia lepas. Tapi jika itu memang miliknya maka tidak akan ia lepas.

Hari-hari berikutnya Ayla lalui dengan mengambil perhatian sang dosen killer, Edric. Ia bahkan mencalonkan diri sebagai ketua UKM yang mereka ikuti. Padahal ia merupakan anggota yang baru bergabung.

Tapi melihat kelihaian Alice dalam berbicara serta menunjukkan visi dan misinya membuat banyak anggota memilihnya. Terutama yang sebelumnya tidak mengenal Alice, yang mereka tahu Alice adalah putri pemilik kampus dan mereka tidak boleh membuatnya tersisih.

Setelah pemungutan suara selesai, entah itu ajaib atau bukan. Alice lah yang terpilih menjadi ketua UKM mereka sementara wakilnya di pegang oleh Darier Simpson, yakni sepupu Edric dan Aldric.

Namun, mengemban kewajiban itu tidak semudah yang Alice pikirkan. Tanggungjawabnya besar, terhadap anggota, kegiatan yang mereka laksanakan, dan semua yang berhubungan dengan UKM ini akan menjadi tugasnya meski ada anggota lain yang membantu.

Seperti saat ini, ia sedang berdiskusi bersama teman-temannya untuk melaksanakan sebuah kegiatan berupa seminar yang akan menambah pengetahuan mengenai perkembangan pasar modal sekarang.

Setelah selesai ia harus melapor pada pembina UKM mereka. Memang telah satu bulan berlalu sejak ia berusaha mendekati Edric. Padatnya jadwal membuatnya lupa akan misi itu, lagipula Aldric juga sudah tidak mengusiknya. Jadi ia tidak butuh perlindungan Edric lagi.

Sesampai di ruang sang dosen killer, tidak terlihat keberadaan Edric di sana. Alice pun memutuskan untuk menunggu sang pembina di ruangan itu. Lelah menunggu membuatnya terkantuk hingga tanpa sadar terlelap.

Setengah jam kemudian Edric baru kembali, sedikit banyak ia terkejut melihat keberadaan Alice di ruangannya. Tapi melihat beberapa kertas yang berada di atas meja membuatnya paham tujuan Alice kemari.

Melihat Alice yang begitu terlelap membuat sedikit hati nuraninya tergerak untuk tidak membangunkannya. Ia pun membiarkan gadis itu tetap tertidur hingga bangun sendiri nantinya.

Selagi menunggu, Edric mengerjakan berbagai pekerjaan. Entah pekerjaan apa itu. Namun, ia tampak tidak fokus. Keberadaan Alice membuatnya selalu melirik ke arah gadis itu. Entah kenapa Edric merasa ada magnet yang seolah menariknya ke arah sana.

'Ternyata tunangan Al imut juga,' pikirnya sembari menatap Alice yang masih terlelap di sofa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟

ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟

duh Edric bilang aja suka gosah gengsi

2024-01-09

2

elvie

elvie

eyyy babang Edric mulai tertarik ya ma Alice.....
masa iya berebut ma Ade sendiri, mari kita liat ya cerita selanjutnya 🤗🤗🤗

2022-10-12

7

*********

*********

kakak adik kepincut cewe yg sama nih...

2022-09-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!