Bab 5 ~ Senyuman Aneh

Hari berlalu.

Saat ini Alice dan Lucy telah berada di halaman kampus. Gedung tinggi itu terlihat megah di mata mereka.

'Wah, ini bahkan lebih mewah dari kampusku dulu,' pikir Ayla membandingkan Blue Light University dengan kampusnya di dunia nyata.

"Nona, ayo masuk!" ajak Lucy mempersilakan Alice untuk berjalan di depannya.

"Lucy, aku sudah bilang berapa kali? Jika di kampus panggil saja dengan namaku. Di sini kini tidak ada perbedaan jabatan, kita sama-sama sederajat sebagai mahasiswa."

"Ta-tapi, Nona."

"Tidak ada tapi-tapian! Atau kamu pulang saja! Tidak perlu menemaniku lagi!"

"Tapi Non ... eh, baiklah A-lice," jawab Lucy dengan sangat kaku, Alice bahkan harus menahan tawanya.

"Sudahlah, ayo masuk!"

"Non ... eh, Alice jalanlah terlebih dahulu."

"Ck, ayo jalan bersama!" Alice menarik lengan Lucy agar berjalan sejajar dengannya.

Sepanjang jalan banyak mata yang mencuri pandang pada keduanya. Ada yang terpesona, ada yang menatap tanpa berkedip, namun ada juga yang memandang sinis.

Alice sama sekali tidak terganggu, sebagai Ayla tentu ia sudah terbiasa berhadapan dengan tatapan tak bersahabat seperti itu. Namun beda halnya dengan Lucy, ia merasa tidak terima nonanya mendapatkan tatapan benci seperti itu.

"Cih, dia masih berani kuliah disini? Ku kira dia tahu malu, ternyata tidak." Salah seorang gadis berkata sinis sembari menatap Alice.

"Hah? Dia itu sudah kehilangan urat malu. Kau tidak ingat bagaimana upayanya mengejar Aldric? Bahkan seperti itu tidak malu, apalagi sekedar kuliah dan bertemu kita."

Lucy mengeratkan rahangnya, sebagai bawahan sudah seharusnya ia membela sang majikan meski nyawa taruhannya. Saat akan melepaskan diri dari genggaman Alice, tak di sangka ternyata Alice telah maju duluan.

Sebenarnya ia ingin membiarkan saja orang-orang seperti ini berbicara sampai mulutnya dower dan berbusa. Tapi melihat mata Lucy yang penuh amarah, ia tak mau gadis itu terkena masalah. Jadi, ia yang akan turun tangan langsung.

"Saya tidak menyangka mahasiswa Blue Light University juga senang bergosip," ujar Alice santai, senyum tipis ia berikan.

Kedua gadis itu saling memandang, kemudian tertawa bersamaan. "Memangnya kenapa? Kau memang pantas untuk jadi bulan-bulanan atas sikap tak tahu malu mu itu," ucap salah satunya dengan senyum remeh.

"Lucy, ternyata aku sangat terkenal ya? Sayang sekali, aku sampai kehilangan ingatan."

Kedua gadis itu mengernyit.

Alice hilang ingatan?

"Dan sepertinya aku harus meminta Daddy untuk menyeleksi mahasiswa di kampus ini lagi. Jangan sampai ada sampah masyarakat yang bertebaran. Bisa hancur pamor Blue Light University nanti." Alice terlihat santai, bahkan senyum tidak pernah hilang dari wajah itu. Namun, kata-kata tadi ia ucapkan dengan tajam dan menusuk.

"Kau ..." Kedua gadis itu sampai tak dapat berkata-kata, siapapun tahu kalau Alice adalah putri pemilik kampus ini.

Tapi mereka sudah terbiasa menghadapi Alice yang abai, jadi mereka selalu berani mencibir gadis itu di depan mata. Tidak disangka Alice akan melawan balik, bahkan dari pancaran mata itu, Alice terlihat seperti iblis.

Tanpa kata Alice kembali berjalan pergi dengan terburu-buru, sementara Lucy semakin kagum padanya. Ia bahkan hampir bersorak tadi.

'Ck, aku tidak yakin kau itu antagonis. Padahal perlakuanmu pada Olivia sangat kejam. Tapi kenapa kau penakut sekali?' gerutu Alice di dalam hati, ia sampai tidak berani menggenggam tangan Lucy lagi karena kedua tangannya tengah bergetar hebat.

Sejak dibentak oleh daddynya, tubuh Alice memang sering gemetar ketika ada kejadian yang harus menguji nyali. Dan ini sedikit mempersulit Ayla. Seperti sekarang, ia harus kabur agar tidak menunjukkan ketakutannya.

Saking terburu-burunya, ia sampai menabrak seorang pria. "Maaf," ucap Alice kemudian berlalu.

Pria itu mengerutkan keningnya. "Apa ini trik baru lagi?" gumamnya dengan tersenyum sinis tidak peduli, kemudian melanjutkan langkahnya tanpa menoleh.

"Alice," pekik Lucy ketika tak bisa menyamai langkah sang majikan.

Aldric berhenti, lalu menatap Lucy tajam. "Berani sekali kau memanggilnya nama?"

"Tu-tuan Aldric. Maaf, tapi nona sendiri yang memintaku untuk memanggil nya nama saat di kampus."

"Kau seharusnya sadar akan kedudukanmu! Entah itu di mansion maupun di kampus, kau harus menghormati majikan mu!"

"Maaf, Tuan."

"Sudahlah, sana kau susul dia! Aku tidak mau dia membuat masalah lagi."

"Baik, Tuan."

.

.

.

"Nona." Lucy terengah-engah ketika berhasil menangkap lengan sang nona.

"Nona, kenapa jalannya cepat sekali?"

"Ck, kamu kembali memanggilku nona lagi, Lucy. Sepertinya aku harus memanggil sopir untuk menjemputmu."

"Ma-maaf, Nona. Tapi tadi tuan Aldric meminta ku tidak boleh tidak sopan seperti itu."

"Aldric?"

"Ya, yang Nona tadi tabrak adalah tuan Aldric."

Kening Alice mengerut, ia memang tidak menatap wajah pria tadi. Jadi ia tidak tahu kalau itu adalah Aldric. "Memangnya apa hubungan dia denganku?"

"Dia tunangan Anda, Nona."

"Ck, maksudku memang apa urusannya aku memintamu memanggil ku nama dengan dia?"

"Dia tunangan Anda, Nona. Jadi dia berhak menjaga nama baik Nona."

"Sebenarnya kamu itu bawahanku atau bawahan dia?"

"Saya bawahan Nona," ucap Lucy dengan tegas.

"Kalau begitu yang seharusnya kamu turuti itu siapa?"

"Nona Alice."

"Sekarang panggil aku apa?"

"Alice."

"Bagus. Lain kali jangan turuti perintah konyol orang lain lagi!" Lucy terdiam, tidak hanya kehilangan ingatan. Semua tentang nonanya sangat berubah. 'Apa nona tidak merasa ada perasaan yang berbeda pada tuan Aldric?'

.

.

.

Di sisi lain, dua gadis yang tadi sempat nyinyir pada Alice sedang beradu mulut.

"Ini salahmu. Bagaimana jika dia beneran minta daddynya untuk mengeluarkan kita?"

"Kau juga salah, kau lah yang mengomporinya."

"Yah mana ku tahu dia berani melawan. Selama ini yang berani dia lawan kan hanya gadis-gadis yang mendekati Aldric."

"Apa benar dia kehilangan ingatannya?" Sementara gadis satunya hanya menjawab dengan mengedikkan bahu.

"Siapa yang hilang ingatan?" Sebuah suara berat bertanya dengan datar.

"Al-Aldric? Eh, ehm..."

"Siapa yang hilang ingatan?"

"Eh, it-itu. Sepertinya Alice hilang ingatan, tadi dia sendiri yang bilang."

Aldric bergeming, wajahnya tampak memikirkan sesuatu. Setelah dipikir-pikir tadi Alice memang seperti tidak mengenalinya. Tetapi sesaat kemudian ia menggeleng, ia yakin ini pasti trik baru gadis itu untuk menarik perhatiannya.

.

.

.

Aldric mengedarkan pandangannya, sejak ia masuk ke ruang kelas matanya selalu melirik kesana kemari. 'Pergi kemana pembawa masalah itu? Bukankah dia masuk kelas ini juga?'

"Bos, apa yang kau cari?" tanya Malvin, sahabat sekaligus asistennya di masa depan.

"Tidak ada."

"Jangan bilang kau sedang mencari nona Alice."

"Mana ada, jangan ngawur!" Malvin memperhatikan wajah bosnya yang memerah seakan sedang tertangkap basah olehnya.

"Memangnya bos tidak mau tahu kenapa nona Alice sampai saat ini belum masuk kelas?"

"Tidak," balas Aldric cuek.

"Beneran, bos?"

"Aku bilang tidak ya tidak."

"Hahaha. Bos, wajahmu merah sekali."

"Kau ..."

"Ampun, Bos. Saya tidak akan tertawa lagi." Malvin mengangkat kedua tangannya ketika melihat tatapan tajam Aldric.

"Tapi apa sungguh? Bos tidak mau tahu nona Alice kemana?"

"Kalau mau bilang ya bilang saja. Mulut kan mulutmu, aku juga tidak bisa memaksamu diam walau aku tidak mau dengar," balas Aldric terlihat acuh tak acuh, perhatiannya ia alihkan pada sebuah buku.

Kali ini giliran wajah Malvin yang memerah. Bukan karena malu, tapi karena terlalu lama menahan tawa. Melihat wajah bosnya yang jaim tapi penasaran, benar-benar merupakan hiburan tersendiri baginya.

"Baiklah jika bos tidak mau dengar, maka aku juga tidak perlu membuang suaraku untuk mengatakannya," ujar Malvin sengaja, ia yakin bahwa Aldric menantikannya untuk berbicara.

Buktinya tadi Aldric menatapnya tajam, walau sekilas tapi itu sudah membuktikan bahwa pria itu penasaran.

"Bos."

"Apa?"

"Bos sungguh tidak mau dengar?"

"Ck, kalau mau bilang ya bilang saja! Kau mau lidahmu ku potong agar kau tak bisa bicara lagi?"

"Eh, ti-tidak, Bos." Malvin bergidik ngeri.

"Nona Alice sudah pindah jurusan, Bos. Jadi tidak akan sekelas dengan kita lagi."

'Pindah jurusan?' Entah kenapa di dalam hati Aldric ada rasa sesak yang menghinggapi, tapi ia cepat-cepat menepis rasa itu.

"Bagus dong, jadi dia tidak akan ganggu aku lagi," ujar Aldric dengan tersenyum, senyum yang aneh menurut Malvin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

MashMellow🍭

MashMellow🍭

permulaan, lpas tu kan akan jadi posesif x tentu pasal🤣🤣🤣 barulah ada claim ini tunanganku🤣🤣🤣

2025-02-04

0

princess Halu

princess Halu

basi.. giliran d cuek ni baru rasa ke hilangan

2024-01-22

0

Linda.w

Linda.w

hxhxhxhfh

2022-12-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!