Bab 3 ~ Memberantas Benalu

"Lucy, siapa saja yang tinggal di rumah ini?" tanya Alice sembari melirik kesana kemari, merasa suasana mansion sangat sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang berlalu lalang.

"Anda disini tinggal bersama tuan, nyonya dan nona Bailey. Mereka adalah paman, bibi dan sepupu Nona," jelas Lucy seraya menunjukkan beberapa foto pada Alice.

"Kemana mereka sekarang?"

"Jam segini tuan Ronald masih bekerja, kalau nyonya Vallen pergi arisan, sedangkan nona Melysa pasti sedang bersenang-senang dengan teman-temannya."

Alice pun mengangguk, dari ingatannya Alice selalu ditinggal kerja oleh orang tuanya sejak kecil. Hanya pelayan saja yang menemani, itupun orang tuanya selalu mengatur jarak di antara mereka. Mereka tidak ingin putrinya memiliki hubungan yang erat dengan seorang pelayan.

Hal itulah yang membuat kepribadian Alice menjadi tertutup. Melihat perilaku anaknya yang menjadi pendiam akhirnya orang tuanya meminta sang bibi sekeluarga untuk menemani Alice.

Saat itu Alice sangat senang, akhirnya ia memiliki teman seperti Melysa yang hampir sebayanya. Awalnya memang semuanya bersikap sangat manis, menyayangi Alice dengan setulus hati.

Namun semakin lama, wajah aslinya semakin terlihat. Mereka tidak segan untuk menyuruh-nyuruh Alice, jika Alice tidak mau maka ia mengancam akan pergi dari sana dan Alice tidak akan punya teman lagi.

Alice yang masih kecil dan naif hanya bisa menuruti semuanya. Ia tidak ingin sendirian lagi di mansion besar ini.

Hingga saat beranjak dewasa pun, Alice masih terbiasa menerima semua perlakuan buruk dan menjadi pesuruh mereka. Pernah sekali teman-teman Melysa datang ke mansion. Dan Melysa dengan angkuhnya meminta Alice untuk menyajikan minuman.

Saat Alice menyajikan minuman dan makanan, salah satu teman Melysa bertanya apakah Alice adalah sepupu Melysa.

Alice pun tersenyum senang, berharap Melysa mengenalkannya pada teman-temannya sehingga ia akan memiliki kenalan baru. Namun jawaban Melysa membuat hati Alice mencelos.

"Hahaha, Alice itu pembantuku. Dia pesuruhku bukan sepupuku," jawabnya saat itu sembari terkekeh.

Mengingat semua itu membuat Alice mengepalkan kedua tangannya. 'Maafkan aku karena pernah menjadi salah satu haters yang selalu mengutuk mu, Alice.'

.

.

.

Hari berlalu, Ayla telah memutuskan untuk menerima takdirnya sebagai Alice. Ia akan menikmati hidupnya sebagai nona besar sekarang. Tidak perlu bekerja keras, namun semua kebutuhan dan keinginan sangat mudah didapat.

Tidak apa menjadi antagonis, toh yang sekarang menjalani kehidupan sebagai Alice adalah dia. Ia tidak akan mengambil jalur yang salah seperti Alice asli. Jadi dia tidak akan berakhir gila dan melakukan bunuh diri.

"Alice itu selalu menempel pada Aldric, jadi aku cukup menjauhi Aldric. Selain itu ada Olivia, aku harus menjauhinya juga karena jika aku dekat dengannya, bisa-bisa aku difitnah lagi," gumamnya sendiri mencoba mengingat-ingat bagaimana alur novel Belenggu Cinta.

Namun diingat bagaimanapun, ia tidak bisa mengingat akhir cerita novel ini. "Sepertinya aku terlalu puas dengan akhir cerita Alice yang mati bunuh diri, sampai-sampai tidak membaca novel ini sampai tamat. Ah, seharusnya ku tamatkan," gumamnya sembari mengetuk-ngetuk kepalanya kesal.

Tok. Tok. Tok.

"Nona ... ."

"Ada apa Lucy? Masuklah!"

"Engg, Nona. Nyonya Vallen meminta Nona untuk menyiapkan sarapan," ujar Lucy dengan suara kecil, merasa tidak enak.

"Katakan pada mereka aku baru sadar dari kritis dan aku butuh istirahat saat ini."

"Eh? Ba-baik, Nona." Lucy nampak bersemangat, ini adalah pertama kalinya sang nona menolak permintaan bibi dan sepupunya itu.

Sedangkan Alice tidak sedikitpun beranjak dari rebahannya, tangannya memegang dan memainkan sebuah ponsel dengan santai. Ia sudah bisa mengendalikan ingatannya sekarang.

Dan ia ingat betul keluarga bibinya ini adalah keluarga benalu yang numpang di rumah nya, namun bertingkah seperti sang tuan rumah. 'Jika Alice akan menuruti kalian, maka jangan harap aku juga akan sebodoh itu.'

.

.

.

"Berani sekali dia menolak permintaan ku," pekik Vallen menatap tajam pada Lucy.

"Ma-maaf, Nyonya. Nona Alice memang masih lemah dan butuh waktu untuk istirahat. Bagaimana jika saya yang menyiapkan makanan untuk Nyonya dan Nona," usul Lucy tidak ingin ibu dan anak itu kembali mengganggu nonanya.

"Baguslah, setidaknya pelayan pribadinya masih tahu diri. Sana buatlah makanan yang enak untuk kami." Kali ini Melysa yang bersuara, ia juga tak kalah geramnya dengan sang ibu.

"Bu, kita tidak bisa tinggal diam. Anak itu semakin lama semakin ngelunjak."

"Kau benar sayang. Kita harus beri pelajaran pada upik abu berlagak putri itu," balas sang ibu menggebu membuat Melysa menganggukkan kepalanya.

"Kalian ini, ingatlah kita hanya numpang di rumah ini. Jangan berlagak seperti tuan rumah pada tuan rumah yang asli. Bagaimana jika kita di usir?" Ronald yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara. Selama ini ia pun merasa tidak enak dengan perlakuan istri dan anaknya terhadap Alice.

"Hahaha." Ibu dan anak itu tergelak seakan tak percaya dengan ucapan bijak Ronald.

"Bagaimana mungkin gadis bodoh itu berani mengusir kita? Dia itu terlalu takut jika kita pergi maka tidak ada lagi yang akan menemaninya di mansion besar ini," ujar Vallen masih terkekeh.

"Ayah itu hanya terlalu banyak pikiran, Bu. Mana bisa upik abu itu hidup tanpa kita," balas Melysa ikut tertawa kecil.

Melihat istri dan anaknya yang terlalu percaya diri. Ronald hanya bisa menggeleng, sepertinya ia harus menyiapkan sebuah rumah kecil jika mereka akhirnya sungguh terusir dari sini.

Makanan yang ditunggu pun tiba, keluarga itu kemudian menikmati sarapan tanpa Alice. Sedangkan Alice yang masih berada di dalam kamar juga sedang makan, Lucy yang membawakannya makanan. Ia bahkan memaksa Lucy untuk menemaninya makan bersama.

"Maaf Nona, saya sudah makan tadi," elak Lucy merasa tidak sopan.

"Bohong. Kamu pasti belum makan, ayo makan bersamaku. Aku kesepian jika tidak ada yang menemani."

"Kalau begitu saya akan menemani Nona sampai Nona selesai sarapan."

"Mana bisa seperti itu? Memangnya kamu pajangan, aku tidak mau tahu. Kamu harus menurutiku, ayo makan bersama!"

"Ta-tapi Nona ... ." Ucapan Lucy terhenti ketika Alice menariknya untuk duduk bersamanya.

"Ayo makan," ujar Alice sembari mengambil beberapa lauk ke piring Lucy.

"Eh, No-nona. Saya bisa ambil sendiri," ucap Lucy sungguh merasa tidak enak hati. Seharusnya ia yang melayani sang nona tapi sekarang malah nonanya yang mengambilkannya makanan.

Keduanya pun makan dengan diselingi canda tawa dari Alice, awalnya Lucy masih kaku namun dengan pancingan Alice dan Lucy yang memang aslinya ceria akhirnya bisa membalas candaan Alice.

"Nona, kembalilah beristirahat. Biar saya yang membereskan semua ini," ujar Lucy setelah mereka selesai sarapan. Alice pun mengangguk, saat ini ia sedang duduk bersandar di sofa kamarnya.

Brakkk ...

Vallen dan Melysa muncul dari balik pintu kamar yang terbuka. "Oh, enak ya kamu. Makan aja sampai diantar ke kamar," pekik Vallen berjalan cepat ke arah Alice.

"Bibi mau apa? Eh ... ." Alice ditarik paksa oleh Vallen dari sofa itu untuk keluar kamar, lalu didorong hingga tersungkur.

"Nona," pekik Lucy membantu sang nona untuk bangkit.

"Sekarang kamu bantu para pelayan untuk membersihkan mansion ini!" titah Vallen berkacak pinggang, sementara Melysa hanya tersenyum mengejek di belakang sang ibu.

"Aku tidak mau," ujar Alice cuek, dia bahkan berniat untuk kembali ke dalam kamar.

"Hey, kau sudah berani melawanku sekarang? Apa kau tidak takut kami pergi dari sini dan meninggalkan mu seorang diri lagi."

"Kalau Bibi dan sepupu sangat ingin pergi. Maka silakan angkat kaki dari sini!" balas Alice dengan tatapan mata yang tajam.

"Eh, ka-kau berani mengusir kami? Aku akan mengatakan ini pada mommy mu, lihat saja. Dia pasti akan marah besar padamu."

Setelah berkata seperti itu, Vallen segera menghubungi adiknya. Mengatakan bahwa putri adiknya selalu memperlakukan mereka semena-mena bahkan sekarang berani mengusirnya.

Namun jawaban sang adik sungguh diluar perkiraan. Evelyn, mommy nya Alice pun tak segan mengusirnya dari mansion. Bahkan suaranya seperti tengah menahan amarah.

Sementara Alice hanya tersenyum mengejek, sebelumnya ia sudah mengirimkan rekaman CCTV semua perlakuan buruk Vallen dan Melysa pada kedua orangtuanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Wulan

Wulan

mmmmmmmm

2025-01-10

0

Lyfita Official

Lyfita Official

Siapin buruan Pak. Dah bau2 bakal ada pengusiran 🤭

2023-07-09

3

Lyfita Official

Lyfita Official

Lah... Haha, benalu ngatain orang lain benalu.

2023-07-09

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!