Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka

"Kamu akan menyesal telah mengusir kami, Alice," ujar Vallen dengan tatapan benci.

Sementara Alice sama sekali tidak mengubah mimik wajahnya, senyuman tipis sedari tadi tak pernah luntur menghiasi wajah cantik itu. "Bibi, aku sudah meminta sopir untuk mengantar kalian ke rumah baru. Tenang saja, aku masih berbaik hati dengan membiarkan Bibi, paman dan sepupu untuk tinggal di salah satu rumah yang kami sewakan."

"Kau ... ." Vallen mengeratkan kepalan tangannya, namun ia tak boleh gegabah. Salah berkata sedikit saja, bisa jadi mereka akan tinggal di kolong jembatan.

Sementara Melysa bergeming tak mengatakan apapun, namun kemarahan gadis itu sangat tampak jika dilihat dari pancaran benci dari kedua matanya.

"Bibi dan sepupu silakan pergi! Jangan biarkan sopir semakin lama menunggu!" pinta Alice yang membuat ibu dan anak itu mengeratkan rahangnya.

Segitu tak sabarnya gadis itu ingin mereka pergi? Lalu apa gadis itu telah lupa siapa yang menemaninya saat ia kesepian semasa kecil?

"Silakan Nyonya, Nona," ucap sang sopir yang telah membuka pintu mobil, mempersilakan ibu dan anak itu untuk masuk.

Tanpa kata keduanya masuk ke dalam mobil, kemudian menutup pintunya dengan kasar. Sopir yang telah berdiri di sisi pintu mobil saja kaget ketika mantan nyonya nya itu menarik pintu yang ia pegang begitu saja.

Ia lalu berbalik, kemudian menunduk hormat kepada Alice, tuannya yang sebenarnya. Dan entah kenapa ia merasa aura Alice tidak seperti biasanya. Sejenak ia terpaku dalam posisi sedikit membungkuk.

"Pergilah!" pinta Alice ketika sang sopir tak juga bergerak dari tempatnya.

"Baik, Nona."

Setelah kepergian kedua benalu itu, Alice kembali masuk ke dalam mansion dengan Lucy yang setia mengekor.

"Lucy, beritahu paman Ronald agar tidak perlu pulang ke mansion ini lagi! Minta dia langsung pulang ke rumah sewa yang akan mereka tinggali!"

"Baik, Nona." Lucy menatap kagum punggung sang nona, sejak sadar dari kritis nonanya tampak seperti orang yang berbeda. Tidak ada lagi pancaran ketakutan dari binar matanya.

"Semoga nona akan selalu seperti ini," gumamnya dengan senyuman cerah.

.

.

.

Sebulan telah berlalu, Alice yang malas-malasan menikmati hidup sebagai tuan putri harus keluar dari zona nyamannya.

"Ck, kuliah lagi? Aku bahkan sudah lulus di kehidupan sebelumnya. Dan sekarang harus mengulang lagi?" keluh Alice seorang diri, ia tidak ingin mengulang kuliah lagi. Otaknya sudah kering diperas di kehidupan sebelumnya.

Tapi, itu sebuah keharusan. Mau tidak mau ia harus kuliah sebagai Alice yang memang baru lulus dari masa SMA. Beberapa hari lagi ia akan masuk sebagai mahasiswa baru.

Ting ...

Seketika Alice tersenyum, ia akan mengubah jurusannya. Selain untuk menghindari Aldric, ia juga akan meraih cita-cita tidak kesampaiannya sebagai Ayla.

"Alice, kau akan menjadi wadah ku untuk meraih impian."

Namun, wajahnya berubah menjadi sendu. Sebelumnya ia terlalu sibuk menikmati kehidupan keduanya ini tanpa memikirkan orang lain. Tapi saat ingin memanfaatkan Alice, ia jadi sadar.

Kemanakah Alice yang sebenarnya? Apakah sudah mati? Atau terkurung di suatu tempat? Dan apakah di kehidupan nyatanya, ia sudah mati?

Mendadak pertanyaan demi pertanyaan mulai menggerogoti pikirannya. Ia bahkan tidak tahu mengapa ia bisa masuk ke dalam novel 'Belenggu Cinta' ini.

Lamunan itu akhirnya berakhir ketika ponselnya menyala. Tulisan Mommy di sana menandakan Evelyn sedang menghubunginya.

"Hallo, Mom," sapa Alice ketika panggilan tersambung.

"Hallo, Dear. Apa kabarmu?"

"Baik-baik saja, Mom."

"Kamu tidak bertanya balik, Dear?"

"Jika dengar dari suara Mommy, keadaan Mom and Dad pasti baik."

"Ck, entah pergi kemana sifat ceriamu, Dear." Suara Evelyn terdengar sendu, dulu putrinya selalu menanti telepon darinya. Sementara sekarang, Alice telah sangat berubah.

"Apakah persiapan kuliahmu sudah selesai, Dear?" Setelah menguasai kesedihannya, Evelyn bertanya dengan suara penuh kasih. Alice mengerutkan keningnya, setahunya Evelyn ini bukanlah sosok ibu yang perhatian.

"Aku tidak perlu mempersiapkan apa-apa, Mom. Bukankah orang-orang Mom and Dad telah mempersiapkan semuanya."

"Ah, kamu benar, Dear."

"Mom," panggil Alice ragu.

"Yes, Dear. Ada apa?"

"Aku mau pindah jurusan, Mom."

Sejenak, keheningan tercipta. Tidak ada balasan sang Mommy dari ujung sana. Alice pun menjadi sedikit tegang. Dari novel yang ia baca, orangtua Alice mempunyai temperamen yang buruk.

"Kau mau pindah ke jurusan apa?" Suara bariton yang berat mengambil alih di sebelah sana, dapat dipastikan itu adalah Barnett Lawrance, daddynya Alice.

"Ju-jurusan fashion design, Dad." Entah kenapa ia jadi gugup, padahal menjadi Ayla ia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Ayla selalu tampil sempurna dan percaya diri.

Apa karena ini tubuh Alice? Jadi ia tidak bisa mengendalikan perasaan dan kehendak tubuh ini? Ayla berpikir sembari menatap tangannya yang gemetaran.

"Baiklah, tapi kau tetap harus belajar bisnis!" Setelah terdiam sesaat, Barnett kembali berucap. Hal itu sukses membuat wajah pucat Alice tersenyum, "Baik, Dad. Aku juga ingin Lucy ikut berkuliah bersamaku."

"Hmm, dan jangan lupa, jaga hubungan mu dengan Aldric! Dad dengar akhir-akhir ini Aldric selalu meminta pemutusan pertunangan di antara kalian."

"Tapi Alice juga ingin memutus hubungan ini, Dad." Alice dengan berani berucap, dituruti dua kali membuat ia mengira bahwa kedua orangtuanya akan menurutinya lagi.

Namun nyatanya tak sesuai harapan. Barnett malah membentak gadis itu, "Jangan lakukan hal bodoh, Alice! Kau tidak akan sanggup menanggung akibat dari pembatalan perjodohan kalian."

Alice tersentak, tubuhnya kembali gemetar. Kepingan ingatan mulai memenuhi pikirannya, di ingatan itu Barnett selalu menekan Alice. Apapun harus diatur olehnya, sama sekali tidak boleh ada perlawanan.

Telinga Alice kembali berdengung, kepalanya bertambah sakit kala ayahnya masih membentak di sebrang sana.

Dengan cepat ia tutup panggilan itu, ia butuh ketenangan untuk menenangkan pikirannya yang kembali beradu. Bahkan ketika ponselnya kembali menyala, ia sama sekali tidak mengindahkannya. Ia lebih memilih tidur, mungkin setelah bangun pikirannya akan kembali tenang.

.

.

.

Ayla tengah berdiri ditengah hamparan dandelion. Begitu indah hingga Ayla dibuat takjub olehnya. Samar-samar ia lihat seorang gadis tengah berdiri membelakanginya.

Dengan langkah perlahan ia mendekati gadis itu dan menepuk bahunya. Gadis itu berbalik dan tersenyum teduh kepadanya.

"Al-Alice?"

"Ya, aku adalah Alice."

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku ingin menyapa mu."

Ayla bergeming, wajah teduh Alice berhasil menghipnotisnya. "Aku yang menarikmu kesini, Ayla."

"Apa?"

Alice tertawa kecil, "Kau adalah haters ku yang paling jahat, setiap saat selalu mengutukku untuk mati."

"Hah?"

"Karena itu aku menarikmu untuk menggantikan tugasku." Senyum Alice memudar, kini wajahnya menjadi serius penuh dengan kebencian.

"Biar aku beritahu sebuah rahasia ... kau masih hidup di dunia aslimu."

"Aku masih hidup?"

"Ya, suatu saat nanti kau mungkin bisa kembali ke dunia asalmu. Tapi di dunia ini, kau harus memberi pelajaran pada orang-orang yang telah membuatku menderita."

"Aku yakin kau bisa menjadi salah satu dandelion ini, Ayla."

"Meski terlihat lemah dan rapuh ketika terbawa angin, ia akan tumbuh kembali setelah jatuh di tanah yang baru."

Selepas mengatakan itu, Alice berbalik untuk menjauh. Ayla berusaha mengejarnya namun semakin ia berusaha, tubuh Alice terasa semakin jauh. "Hey, setidaknya katakan siapa saja yang membuatmu menderita!" Teriaknya, namun Alice tetap berjalan tanpa menoleh sedikitpun.

"Hah ... Hah ..." Alice terbangun dengan napas memburu. Mimpi barusan terasa begitu nyata.

'Apa maksud dari orang-orang yang membuatnya menderita? Jika bibi Vallen dan Melysa, bukankah sudah kuberi pelajaran mereka?'

Alice menghela napasnya kasar, kini ia harus mencari tahu sendiri. Meski ia membaca novel 'Belenggu Cinta' ini, tapi di dalam novel tidak pernah dijelaskan bagaimana Alice bisa sampai gila dan berakhir dengan bunuh diri.

"Ck, ini salahku yang tidak baca novel ini sampai tamat."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Nazwa Fika

Nazwa Fika

lanjutttt....bagus ceritanya

2023-12-30

1

dsifadian

dsifadian

Semangat kak Joey...

2022-12-22

2

Ayy

Ayy

jurusan impian ku😍😆

2022-12-20

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!