"Gadis sepertimu tidak cocok berada di sisi Aldric. Yang cocok dengan Aldric hanyalah aku, Alice," ujar seorang gadis cantik seraya mendorong lawan bicaranya hingga terjatuh ke kolam renang.
"Mati saja kau, Ayla!" teriak para haters yang selama ini sangat membenci Ayla.
"Hahaha, Alice itu pembantuku. Dia pesuruhku bukan sepupuku," ujar seorang gadis ketika bermain bersama teman-temannya.
"Ayla tidak pantas hidup, ia adalah iblis,"
"Argghhh ... ." Pekik seorang gadis cantik seraya menarik keras rambutnya.
Tadi ia sudah mati, tapi sekarang ia malah merasakan sakit luar biasa di kepalanya. Semua memorinya seakan bercampur dengan ingatan orang lain.
Ia lalu memejamkan matanya, mencoba menenangkan pikiran yang sejak tadi meronta. Setelah sedikit tenang baru bisa ia bernapas lega. Perlahan ia membuka kembali netranya.
Kamar bernuansa merah muda terpampang nyata di depannya, gadis itu mengernyit, 'Apakah neraka itu berwarna merah muda?'
Ia telah yakin akan masuk neraka sebab sumpah serapah para hatersnya, walaupun aslinya ia adalah orang baik, 'Tapi kenapa ada tempat tidur senyaman ini?'
"Nona," panggil seorang gadis muda menyadarkan Ayla dari pikirannya.
"Nona sudah sadar?" tanya gadis itu terlihat senang. 'Bahkan di neraka juga ada gadis cantik,' pikirnya tersenyum kecil.
"Nona, aku akan memanggil ibuku dulu." Gadis itu berlari keluar sembari berteriak memanggil ibunya.
.
.
.
"Nona muda sudah baik-baik saja, setelah beristirahat beberapa hari maka ia akan sehat seperti sedia kala," jelas dokter kepada seorang wanita paruh baya dan gadis cantik tadi.
"Terima kasih, Dokter."
"Nona Alice, apa ada yang sakit?" tanya gadis cantik itu membuat Ayla mengernyit.
Nona Alice?
Seketika pikirannya kembali ke masa beberapa tahun silam, dimana ia selalu mengutuk nama itu. Nama tokoh novel yang ia sukai, namun Nona Alice ini adalah tokoh yang paling dia benci.
"Kenapa kau memanggilku Nona Alice?" tanya Ayla akhirnya setelah lama terdiam.
"Karena Nona adalah Nona Alice."
"Hah?"
"Namaku itu Ayla, bu ... arghh."
'Alice, kau harus menuruti semua kata-kata ku, maka aku akan berteman denganmu.'
'Hey Alice, berhenti mengikutiku. Jangan seperti parasit! '
"Nona ... Nona baik-baik saja?" tanya gadis cantik itu ingin mengelus lengan Alice namun urung.
"Aku baik-baik saja," ujar Ayla sembari memijit kepalanya.
"Namamu siapa?"
"Nama saya Lucy Wright, Nona."
'Lucy Wright? Bukankah itu nama pelayan pribadi Alice dalam novel Belenggu Cinta?' batin Ayla mencoba merangkai semuanya.
Apa dia masuk ke dunia novel? Sungguh Ayla tak percaya hal konyol seperti itu. Ia bahkan sampai menggeleng-geleng membuat Lucy terlihat bingung.
"Nona, Anda baik-baik saja kan?"
"Ck, aku baik-baik saja. Kenapa kau terus bertanya hal itu? Lebih baik kau siapkan aku makanan saja. Rasanya aku sudah sangat lapar."
"Baik Nona. Akan saya siapkan segera," balas Lucy senang, sebelumnya sang nona memang tidak pernah merepotkannya. Sekarang saat nonanya meminta makanan, dia akhirnya merasa berguna menjadi pelayan pribadi nonanya ini.
.
.
.
Terlihat Ayla tengah berkeliling di ruangan yang ia anggap neraka mewah itu. Ia masih tidak percaya bahwa ia telah masuk ke dalam dunia novel.
Tok. Tok. Tok.
"Masuklah!"
"Nona, makanannya telah siap," ujar Lucy setelah menyajikan makanannya di atas meja.
"Iya," jawab Ayla sembari duduk di kursi yang telah disediakan Lucy.
"Makan yang banyak, Nona. Anda sudah tidak sadarkan diri selama satu minggu," nasihat Lucy perhatian, ia bahkan mengambilkan banyak lauk ke dalam piring nonanya.
"Memangnya aku kenapa sampai pingsan selama itu?"
"Nona didorong oleh teman Nona saat perayaan kelulusan."
Flashback On.
Alice mengepalkan tangannya, ia tidak terima melihat tunangannya malah duduk bersama gadis lain. Tidak hanya itu, Aldric tunangannya bahkan memilih berdansa dengan gadis kampungan itu dibanding dirinya.
"Alice, lihatlah gadis itu. Dari tadi terus menempel pada tunanganmu," bisik seorang gadis bernama Silvya Foster.
"Aku tahu," jawab Alice lirih, ia tidak ingin mencari masalah lagi, atau ia akan semakin dibenci Aldric.
"Kenapa kau masih diam saja? Seharusnya beri dia pelajaran."
"Tidak, nanti Aldric bisa semakin membenciku."
"Kenapa kau penakut sekali, aku jadi malas berteman denganmu."
"Ja-jangan, kamu adalah temanku satu-satunya di sekolah ini."
"Karena itulah kau harus membuktikan padaku, bahwa kau pantas menjadi sahabat seorang Sylvia," ujar Silvya membuat Alice mengangguk.
"Itu Aldric pergi, ini saatnya kau beri gadis itu pelajaran."
Alice pun berjalan dengan angkuhnya ke sisi gadis itu dan tanpa banyak bicara ia langsung menarik rambut sang gadis, "Kau gadis kampungan, nyalimu sangat besar sampai berani bergelayut pada tunanganku."
"Hehe, Aldric hanya menginginkanku bukan kau," balas gadis itu dengan tatapan menantang.
"Aldric hanya ingin mempermainkan mu, gadis murahan."
"Setidaknya dia ingin mempermainkanku, sedangkan kau? Bahkan melirik saja ia tidak mau."
"Kau ... ," Alice menggeram, ia mengeratkan tarikannya pada rambut gadis itu. Sementara gadis itu melirik bahwa Aldric sudah berjalan ke arah mereka.
"Arghh, sakit Alice. Lepaskan!" rintih gadis itu mencoba mendorong Alice menjauh darinya.
"Gadis sepertimu tidak cocok berada di sisi Aldric. Yang cocok dengan Aldric hanyalah aku, Alice," ujar Alice seraya mendorong gadis itu hingga terjatuh ke kolam renang.
Byurr.
Gadis itu tidak bisa berenang, Aldric yang melihatnya segera terjun dan menolongnya.
"Alice, kau ... ." Aldric tidak dapat berkata-kata lagi, obsesi Alice padanya benar-benar membuatnya semakin membenci gadis itu. Tiap ada gadis lain yang mendekatinya, Alice selalu melakukan hal di luar batas seperti ini.
Ia lalu berjalan pergi sambil menggendong gadis itu dalam dekapannya. Alice yang melihatnya hanya bisa mengepalkan tangannya, menahan amarah.
Tiba-tiba.
Byurr.
Ada yang mendorong Alice dari belakang, Alice juga tidak bisa berenang. Namun tidak ada yang berniat menolong, bahkan semuanya lebih memilih untuk pergi dari sana. Begitu juga dengan Sylvia, ia bahkan pergi dengan senyum menawan.
Alice telah kehabisan napas, perlahan tubuhnya mengapung. Ia bahkan terlihat telah kehilangan nyawanya.
"Ya ampun, Non," teriak seorang pria paruh baya segera menceburkan diri ke kolam renang. Ia terlihat kesusahan mengangkat tubuh sang nona. Niat hati ingin menjemput nonanya pulang, malah mendapati nonanya dalam keadaan seperti ini.
Flashback Off.
Begitu lah ceritanya sampai Alice dinyatakan kritis hingga Ayla terbangun dalam tubuh ini.
Ayla mulai mencerna semuanya, sebenarnya ia belum bisa percaya. Tapi sesuai cerita Lucy dan nama-nama yang dia sebutkan. Ayla yakin ia sudah bertransmigrasi ke dunia novel.
"Eh, Nona. Boleh saya bertanya sesuatu?"
"Hmm."
"Kenapa Nona seperti kehilangan ingatan? Nona bahkan bertanya siapa namaku."
"A-aku, pikiranku saat ini kacau. Jadi ingatanku tidak begitu jelas."
"Kalau begitu Nona harus beristirahat dulu. Saya undur diri dulu, Nona," pamit Lucy sedikit membungkukkan tubuhnya membuat Ayla merasa tidak nyaman.
"Lucy ... nanti temani aku berkeliling mansion ya, aku ingin ingatanku segera pulih."
"Siap, Nona."
Pagi dan siang berlalu.
Sore pun tiba
Saat ini keduanya tengah berkeliling di mansion keluarga Lawrence. Ayla yang melihat foto keluarga Lawrence semakin yakin bahwa ia telah masuk ke dunia novel.
'Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!' batin Ayla yang telah memutuskan memanfaatkan hidup kali ini dengan baik.
Note : Mulai bab selanjutnya Ayla akan kita panggil sebagai Alice.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tbc.
🌼🌼🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nazwa Fika
lnjootttt...
2023-12-30
1
Hasan
wah fix ini mah sebenarnya bukan alice antagonis nya tp tuh temen luknut nya
2023-04-30
1
aikoube
baru baca seperti nya bagu, tetep semangat kk
2023-01-03
3