Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya

Alice yang tidak tahu apa-apa tetap mengikuti arah yang sebenarnya salah. Setelah melihat Alice yang sudah lumayan jauh, Sylvia kembali memutar petunjuk arah ke arah yang benar dan memasang kembali tanda peringatan.

"Haha, kena kau gadis bodoh!" gumamnya senang.

.

.

.

Semua peserta telah berbondong-bondong kembali ke perkemahan, mereka mengumpulkan hasil perburuan mereka pada panitia.

"Cy, apa kau lihat Sylvia?" tanya Haven panik, pasalnya ia telah kembali ke hutan namun tidak menemukan jejak Alice di sana.

"Nona Sylvia, itu di sana." Lucy menunjuk pada Sylvia yang tengah berkumpul bersama teman-temannya.

"Sylvia, dimana Alice?" tanya Haven to the point setelah sampai di depan gadis itu.

"Mana aku tahu, dia sendiri yang mau berpencar seorang diri. Aku saja ditinggalnya."

"Apa? Alice seorang diri?" Haven terlihat panik, ia berlari ke arah panitia. Bermaksud untuk melaporkan hilangnya sang sahabat.

Aldric yang melihat kepanikan Haven merasa tidak enak, ia pun mengikuti Haven dari belakang.

"Pak, ada yang hilang dalam perburuan barang," lapor Haven begitu saja tanpa mengucapkan salam atau apapun sebagai sopan santun lagi.

"Apa? Siapa?"

"Alice ... Alice Lawrence."

Bak tersambar petir di sore hari, Edric menjadi linglung sejenak. Nama gadis itu berhasil mempengaruhi konsentrasinya. Sementara Aldric yang berada di belakang Haven langsung berbalik arah, ia berlari kembali ke dalam hutan diikuti oleh Malvin. Haven yang menyadari itu juga segera berlari mengikuti langkah sang sahabat.

"Perhatian semuanya, ada seorang dari kalian semua yang dinyatakan hilang. Jadi saat ini, para pria akan di bagi menjadi dua bagian. Sebagian ikut saya untuk terjun kembali ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Alice Lawrence, dan sebagian tetap di tenda untuk menjaga keamanan di sini."

"Aku titip mereka padamu," ujarnya sebelum pergi pada Nico, salah satu dosen sekaligus sahabatnya. Nico pun mengangguk dan Edric mulai melangkah diikuti oleh sebagian mahasiswa.

"Haha, bagus sekali si bodoh itu menghilang. Aku jadi tidak perlu lihat muka jeleknya lagi," ucap Lissa sembari tertawa, bercerita bersama teman-temannya. Sylvia yang mendengar dari kejauhan tersenyum miring namun hanya sekilas saja sebelum ada yang menyadari.

Sementara di dalam tenda, Lucy tengah menangis. Ia merasa sangat tidak berguna saat ini. Percuma ia memegang sabuk hitam taekwondo, jika menjaga sang nona saja tidak bisa. Ia memang belajar beladiri hanya untuk melindungi Alice, karena Alice yang dulu selalu diremehkan.

"Tenanglah, Cy. Aku yakin Alice akan baik-baik saja," ujar Kiara yang sedari tadi diam, raut wajahnya juga terlihat gelisah.

"Tidak, aku tidak bisa diam saja. Aku harus pergi mencari Alice," gumam Lucy dan segera bangkit.

Kiara yang melihat Lucy keluar dari tenda ingin ikut. Ia juga khawatir jika terjadi sesuatu pada Alice. Namun keduanya harus menahan rasa kesal di saat mereka dilarang keluar dari area perkemahan oleh panitia yang tersisa.

.

.

.

Sementara di dalam hutan Alice sedang kebingungan. Hari sudah mulai gelap, namun ia masih belum menemukan jalan pulang. Entah kenapa sejak kemarin ia terus nyasar.

"Tunggu, seharusnya yang nyasar kan Olivia, bukan aku. Jadi, kenapa aku yang nyasar?" gumamnya kesal seorang diri. Mengambil ponselnya untuk menelpon juga tidak berguna karena tidak ada sinyal yang memadai.

"Sial ... sial. Kenapa nasib sial Olivia jadi pindah padaku sih?" umpatnya seraya bergidik, melihat lebatnya hutan yang sudah mulai gelap dan terasa menyeramkan.

"Ck ... Alice, dari reaksi tubuhmu, kau itu sangat penakut sekali," gusar Ayla seraya melirik kesana kemari. Dia sendiri yang takut namun malah menyalahkan reaksi tubuh Alice.

"Huh, untung aku bawa senter," gumamnya lega seraya membuka ransel kecil yang ia bawa.

Di sisi lain Edric, Aldric, Haven dan yang lainnya masih terus menyisir hutan dengan cemas.

"ALICE..."

Begitu banyak teriakan yang menggema memanggil nama gadis itu, berharap akan ada jawaban. Sementara hari sudah semakin gelap, mereka yang awalnya memang ingin membantu kini sudah mulai bersungut-sungut.

"Yang tinggal di perkemahan enak ya. Tidak seperti kita yang harus berperang sama rumput gini, mana sepertinya mau hujan lagi," gerutu seorang pria yang dijawab anggukan oleh temannya.

Entah ucapan adalah doa atau apapun itu, baru saja pria itu berucap air sudah mulai menetes. Angin menerjang pepohonan, menjadikan suasana seperti akan terjadi badai.

"Kalian semua kembali duluan!" titah Edric. Ia tidak mau semakin banyak mahasiswanya yang berada dalam bahaya.

Mendengar perintah sang pembina, mereka mulai berbondong-bondong kembali ke perkemahan. Namun tidak dengan Aldric, Haven dan Malvin. Mereka masih bertahan ditempat, dan masih terus memanggil nama Alice.

"Kalian juga pulang!" Edric berkata dengan datar.

"Tapi, Kak, eh Pak ... ." Belum sempat Aldric melayangkan protes, ia sudah disuguhi tatapan dingin nan tajam dari sang kakak.

"Pokoknya aku tidak akan kembali sebelum Alice ku temukan," ujar Aldric kekeh, tidak peduli meski akan menerima amukan Edric.

Ia berlalu dan menyusuri hutan semakin dalam, lebih dalam dan melewati batas yang telah ditentukan panitia. Namun cuaca benar-benar tidak mendukung, semakin lama angin semakin kencang. Hujan pun semakin deras pula. Dahan-dahan kering yang patah juga terdengar jelas.

Suasana ini membuat malam yang gelap semakin terasa kelam dan menakutkan. 'Semoga dia tidak kenapa-napa,' batin Aldric gelisah. Ia tidak gentar sedikitpun meski Malvin dan Haven terus menariknya kembali.

"Al, nanti kita lanjutkan pencarian Alice. Sekarang terlalu berbahaya Al," ujar Haven yang diangguki Malvin. Mereka berdua berusaha menarik Aldric kembali, namun Aldric merasa tidak rela jika harus menyerah.

Di sisi lain, Alice tengah kedinginan. Ia sedang berteduh di sebuah gua yang begitu gelap, satu-satunya penerang baginya adalah senter yang kini telah redup entah karena kemasukan air atau baterainya yang habis.

Tas ranselnya pun telah basah semua, padahal ia membawa sebuah cardigan. Sedangkan ponsel, ia tidak ingin menggunakannya untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba ia membutuhkannya.

Sementara itu, Edric yang telah terpisah dari Aldric, Haven dan Malvin kini tengah mengikuti jejak yang ditinggalkan Alice. Alice memang meninggalkan jejak karena yakin akan ada orang yang datang mencarinya. Ia memutus gelang gioknya dan melemparnya satu per satu saat ia sadar tengah nyasar hingga ia sampai di gua.

"Bertahanlah, gadis kecil!" pintanya lirih sembari mengusap air hujan yang terus menetes di wajahnya. Entah kenapa hilangnya Alice membuatnya resah dan gelisah.

Rasanya ia akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga, entah perasaan semacam apa itu. Tapi jujur saja, ia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya sejak kepergian seseorang.

Setelah kurang lebih lima belas menit mengikuti jejak, Edric pun melihat ada sebuah gua dari kejauhan. Dengan tidak sabarnya ia berlari kesana, hatinya mengatakan bahwa gadis kecil itu pasti ada di dalam.

Dan benar saja, Alice tengah duduk bersandar di dinding gua dalam keadaan tidak sadarkan diri. Entah itu tertidur atau pingsan. Edric segera menghampirinya, "Alice... Alice Lawrence. Bangun!" ucapnya seraya menepuk-nepuk pipi gadis itu. Pipi yang terasa dingin saat ia raba.

Namun Alice tidak kunjung bangun, tubuhnya gemetar, menandakan bahwa ia sedang kedinginan. "Apa yang harus aku lakukan?" gumam Edric bingung.

Sekali lihat ia sudah tahu penyebab Alice sampai kedinginan seperti itu. Pasti karena pakaiannya yang basah. Kini ia yang biasanya tenang, cerdas dan selalu bisa mencari jalan keluar menjadi bingung plus linglung.

Ia tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis ini, tidak mungkin kan ia boleh melucuti pakaian orang seenaknya. Tapi jika terus dibiarkan maka bisa membuat gadis itu sakit nantinya.

Ah, entahlah. Mungkin para readers bisa beri jalan keluar untuk Babang Ed?😂

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Miyura Rajati

Miyura Rajati

buat2 penasaran othor mah..

2022-10-14

1

rm_zzreinhart666ry

rm_zzreinhart666ry

lanjut thor

2022-10-14

1

rita hastuti

rita hastuti

up4

2022-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Ayla Navara
2 Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3 Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4 Pengumuman
5 Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6 Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7 Bab 6 ~ Merasa Diremas
8 Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9 Bab 8 ~ Alergi Ayla
10 Bab 9 ~ Cara Lain
11 Bab 10 ~ Ternyata Imut
12 Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13 Bab 12 ~ Nyasar
14 Bab 13 ~ Camping
15 Bab 14 ~ Perburuan Barang
16 Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17 Bab 16 ~ Diterkam
18 Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19 Bab 18 ~ Kembali Jahat
20 Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21 Bab 20 ~ Virtual Life
22 Bab 21 ~ Benang Merah
23 Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24 Bab 23 ~ Apes
25 Bab 24 ~ Topi Hijau
26 Bab 25 ~ Speechless
27 Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28 Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29 Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30 Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31 Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32 Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33 Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34 Bab 33 ~ Pis
35 Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36 Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37 Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38 Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39 Bab 38 ~ Skandal
40 Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41 Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42 Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43 Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44 Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45 Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46 Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47 Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49 Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50 Bab 48 ~ Mencari Tahu
51 Bab 49 ~ Dibius
52 Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53 Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54 Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55 Bab 53 ~ Menemukannya
56 Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57 Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58 Bab 56 ~ Menangis Pilu
59 Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60 Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61 Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62 Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63 Bab 61 ~ Drama Kecil
64 Bab 62 ~ Masih Awam
65 Bab 63 ~ Berhasil
66 Bab 64 ~ Mengecoh
67 Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68 Bab 66 ~ Akhir
69 Epilog
70 Akhir Kata
71 Fake Antagonist Season 2
72 Karya Baru.
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 ~ Ayla Navara
2
Bab 2 ~ Kehidupan Kedua
3
Bab 3 ~ Memberantas Benalu
4
Pengumuman
5
Bab 4 ~ Kau Harus Memberi Pelajaran pada Mereka
6
Bab 5 ~ Senyuman Aneh
7
Bab 6 ~ Merasa Diremas
8
Bab 7 ~ Alice Yang Sangat Berubah
9
Bab 8 ~ Alergi Ayla
10
Bab 9 ~ Cara Lain
11
Bab 10 ~ Ternyata Imut
12
Bab 11 ~ Lucy Yang Usil
13
Bab 12 ~ Nyasar
14
Bab 13 ~ Camping
15
Bab 14 ~ Perburuan Barang
16
Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya
17
Bab 16 ~ Diterkam
18
Bab 17 ~ Pria Tak Bertulang
19
Bab 18 ~ Kembali Jahat
20
Bab 19 ~ Aku Menyukaimu
21
Bab 20 ~ Virtual Life
22
Bab 21 ~ Benang Merah
23
Bab 22 ~ Tabir Masa Lalu Ayla
24
Bab 23 ~ Apes
25
Bab 24 ~ Topi Hijau
26
Bab 25 ~ Speechless
27
Bab 26 ~ Tertawa Lepas
28
Bab 27 ~ Hiduplah Dengan Bahagia
29
Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice
30
Bab 29 ~ Obrolan Group Yang Menenangkan
31
Bab 30 ~ Membuat Meradang Hati Calon Mertua
32
Bab 31 ~ Sebuah Toko Buku
33
Bab 32 ~ Bertarung Bersama
34
Bab 33 ~ Pis
35
Bab 34 ~ Malaikat Pencabut Nyawa
36
Bab 35 ~ Butuh Sandaran
37
Bab 36 ~ Darier Si Mood Booster
38
Bab 37 ~ Seperti Kata Pepatah
39
Bab 38 ~ Skandal
40
Bab 39 ~ Tentang Pemeran Utama Sebenarnya
41
Bab 40 ~ Seperti Terpedaya Namun Penuh Tipu Daya
42
Bab 41 ~ Dasar Bos Cemburuan
43
Bab 42 ~ Kamu Calon Cucu Menantuku?
44
Bab 43 ~ Queen Of Antagonist
45
Bab 44 ~ Hukuman Untuk Kiara
46
Bab 45 ~ Jangan Harap Orang Lain Bisa Memilikimu
47
Bab 46 ~ Bermain Mobil-mobilan
48
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
49
Bab 47 ~ Kenangan Langka Versi Darier
50
Bab 48 ~ Mencari Tahu
51
Bab 49 ~ Dibius
52
Bab 50 ~ Gedung Tua Mangkrak
53
Bab 51 ~ Sulit Tapi Tidak Boleh Menyerah
54
Bab 52 ~ Kakak Rindu Padaku?
55
Bab 53 ~ Menemukannya
56
Bab 54 ~ Siapa Tigle?
57
Bab 55 ~ Mengapa Memiliki Tanda Yang Sama
58
Bab 56 ~ Menangis Pilu
59
Bab 57 ~ Memilih Untuk Kembali
60
Bab 58 ~ Dua Bayi Besar Sedang Mencari Perhatian
61
Bab 59 ~ Menegangkan Namun Menyenangkan
62
Bab 60 ~ Bermain Sebentar
63
Bab 61 ~ Drama Kecil
64
Bab 62 ~ Masih Awam
65
Bab 63 ~ Berhasil
66
Bab 64 ~ Mengecoh
67
Bab 65 ~ Mengecoh (2)
68
Bab 66 ~ Akhir
69
Epilog
70
Akhir Kata
71
Fake Antagonist Season 2
72
Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!