CHAPTER. 18 - SESUAI BAYARAN

Saat melihat bola ingatan itu jatuh ke tanah dan hancur menjadi debu, membuat Yu Zhouchen sangat terkejut. Seketika, dia pun membeku dan tak bisa mengatakan apapun saat ini.

”Waduh, ingatannya pecah. Ini salahmu karena memaksaku. Padahal aku bisa memberikannya kalau kau menggunakan cara baik-baik.” ucap Xiao Zhang abai dengan wajah tak bersalahnya.

[[ Peringatan! ]]

[[ Anda telah membuka plot twist Anda sendiri. Sekarang, karakter Qing Zhaoyua tidak lagi mengenal Anda dan akan selalu memburu kematian Anda.]]

Yu Zhouchen langsung jatuh terduduk, sambil menundukkan kepalanya. Dia terlihat sedih dan ketakutan. ”Habislah sudah. Aku akan mati dibunuh olehnya.” ucapnya dengan nada putus asa.

Xiao Zhang memperhatikan Yu Zhouchen dengan tatapan heran. ”Apakah itu masalahnya? Kau ingin aku mengembalikan ingatan milik gurumu karena kau takut dibunuh olehnya? Bukankah mati di tangan Guru besar sendiri adalah kematian terhormat? Orang-orang bodoh di luar sana sering mengatakan, 'Suatu kehormatan bisa mati di tangan Yang Mulia.' bukankah begitu?” ucapnya asal.

”Apanya yang terhormat?!” protes Yu Zhouchen yang langsung mengangkat kepalanya, menatap Xiao Zhang kesal. ”Guru sudah membenciku karena aku adalah putra dari musuh bebuyutannya. Aku harus membuatnya ingat kalau dialah yang memutuskan untuk membawaku ke sektenya.”

”Percuma saja kau melakukannya. Meskipun dia ingat kalau dialah yang sudah membawamu kemari, dia akan tetap membunuhmu karena kau adalah anak dari musuh bebuyutannya.” celetuk Xiao Zhang.

”Dasar tidak bisa diajak kompromi! Sia-sia saja aku berbicara padanya. Aku jadi teringat dengan sapi peliharaan ku di sana. Apakah Ibuku sudah menjualnya untuk pengobatan rumah sakit ku?” pikir Yu Zhouchen yang teringat kehidupan lamanya.

”Heh! Aku bisa mengembalikan ingatan gurumu asalkan kau memberikan sesuatu yang pantas untukku.” ucap Xiao Zhang sambil melipat tangannya.

Seketika Yu Zhouchen langsung bersemangat saat menatap ke arah Xiao Zhang di depannya. ”Sungguh? Bagaimana caranya?!” tanyanya antusias.

Dengan percaya diri, Xiao Zhang langsung menjawab, ”Tentu saja. Aku ini sangat hebat dan tidak tertandingi. Meledakkan gunung saja aku bisa melakukannya dengan satu kedipan mata. Tetapi, kau harus memberikan sesuatu yang berharga sebagai bayarannya.”

Yu Zhouchen menatapnya bingung. ”Seperti apa? Bukankah sudah kubilang kalau aku tidak memiliki uang untuk membayar mu?” ucapnya.

Xiao Zhang menatapnya serius lalu menjawab, ”Bukan sesuatu yang seperti itu. Kalau soal harta, aku punya banyak di dalam gua. Aku hanya meminta sesuatu yang tidak aku miliki. Seperti jantung atau hatimu.” jawabnya sembari mendekatkan wajahnya pada Yu Zhouchen dengan tangan kanannya yang bergerak pelan seperti sedang mengambil sesuatu dari dalam diri Yu Zhouchen.

Lalu, tanpa aba-aba sedikitpun, tubuh Yu Zhouchen didorong ke belakang oleh Xiao Zhang sementara Xiao Zhang terlihat mengeluarkan sesuatu yang bercahaya merah dari dalam tubuhnya.

Di tengah kesadarannya yang semakin memudar, dia melihat Xiao Zhang menyeringai sebelum dia berkata, ”Aku akan mengambil jantungmu sebagai bayaran.”

Di waktu bersamaan, Qing Zhaoyua akhirnya terbangun dari tidurnya yang panjang. Dia langsung mengambil posisi duduk dengan wajahnya yang terlihat panik sekaligus cemas. Keringat dinginnya bercucuran dari atas kepalanya. Dari wajahnya, sepertinya dia baru saja ditimpa mimpi buruk.

”Ah! Benar juga. Yu Zhouchen!”

Dengan cepat Qing Zhaoyua langsung memakai jubahnya dan pergi terburu-buru menuju kamar Yu Zhouchen yang ada di sebelahnya. Namun, saat dia sampai di sana, dia tidak menemukan keberadaan Yu Zhouchen. Kamar itu terlihat kosong dan tetap rapi. Mungkin saja dia sudah pergi menuju suatu tempat.

Qing Zhaoyua akhirnya berjalan pergi keluar. Semua murid yang ada di sana terlihat terkejut saat pertama kali melihatnya. Seketika, mereka semua berkumpul mengerumuninya sampai-sampai membuatnya tidak bisa bergerak.

”Guru! Syukurlah Anda sudah sadar.” ucap Qing Wei yang mewakili beberapa murid di sana.

”Jangan berbicara denganku. Adakah yang melihat kemana perginya Zhouchen?” tanya Qing Zhaoyua.

Salah seorang muridnya menjawab, ”Dia pergi ke arah hutan setelah berbicara dengan Tuan muda kedua.”

Begitu mendengar jawaban ini, Qing Zhaoyua segera mengabaikan murid-muridnya dan pergi menuju hutan. Dia sudah mendapatkan ingatannya kembali dan dia juga ingat apa yang sudah dilakukannya pada Yu Zhouchen saat ingatannya belum kembali. Karena itu, untuk memastikan semua baik-baik saja, dia langsung pergi mencarinya ke segala tempat.

Saat dia sampai di hutan, Qing Zhaoyua langsung merasakan hawa kekuatan milik Yu Zhouchen yang berada di suatu tempat. Namun, sedikit berbeda dari biasanya. Dari gerakannya yang cepat, Qing Zhaoyua mulai khawatir. Dia mencari ke segala arah sampai akhirnya dia berhasil menemukannya.

Di dekat sebuah sungai, Yu Zhouchen tergeletak di sana tanpa luka sedikitpun. Qing Zhaoyua langsung berlari menghampirinya dan mengamatinya selama beberapa saat.

”Jantung dan nafasnya berhenti?” Qing Zhaoyua terkejut setelah memastikannya. Dia mengguncangkan kedua pundak Yu Zhouchen dan berulang kali memanggil namanya. Namun, Yu Zhouchen tidak juga membuka matanya.

Siapa yang sudah melakukannya?

Karena tak bisa membuatnya sadar kembali, Qing Zhaoyua menyentuh dada kirinya sendiri dan mengeluarkan sebuah pecahan kristal Heguo yang memiliki warna merah kehitaman.

Selama ini, Qing Zhaoyua tak pernah menggunakan pecahan Heguo sebagai kekuatannya. Dia hanya menyimpannya dan tidak pernah menggunakannya sama sekali.

”Apakah tidak apa-apa jika menaruh pecahan Heguo ke dalam tubuhnya? Pecahan ini pasti akan mempengaruhi pikirannya.” batin Qing Zhaoyua yang memikirkannya dengan baik.

Tidak. Sebaiknya jangan lakukan.

Qing Zhaoyua menyimpan kembali pecahan Heguo ke dalam tubuhnya. Dia memutuskan untuk membawa kembali Yu Zhouchen ke kediamannya lalu meminta para tabib untuk mengobatinya.

Di sisi lain, Xiao Zhang sedang memperhatikan mereka berdua dari balik pohon yang ada di seberang sungai. Dari tatapannya, dia terlihat kesal bahkan pohon yang menjadi pijakan tangannya nyaris hancur karena diremas olehnya.

”Bodoh sekali. Harusnya dia meletakkan pecahan itu ke dalam tubuhnya jika dia ingin anak itu tetap hidup. Tapi, aku heran. Mengapa orang itu tetap mau menyelamatkannya meskipun dia tahu kalau anak itu adalah putra dari musuh bebuyutannya? Apakah aku harus mengujinya untuk memastikan hal ini?” pikir Xiao Zhang sembari memperhatikan sebuah jantung manusia yang dilindungi oleh cahaya merah agar tidak hancur.

Terpopuler

Comments

Aliz

Aliz

knp ga berpikir klo Zhou udh mati?

2022-09-12

0

Aliz

Aliz

Di keadaan kayak gini malah inget sapi😂

2022-09-12

0

DILTA

DILTA

kalau ayah nya udah tidur selama seratus tahu kenapa anak nya masih umur sepuluh tahun ?🤔🤔🤔🤔

2022-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!