CHAPTER. 02 - GURU BESAR SEKTE BULAN

Lembah Xunwu, Sekte Matahari.

Seorang wanita berambut ungu muda, berdiri di depan jendela di dalam sebuah bangunan yang mirip sekali dengan Istana. Kedua matanya berwarna merah menyala seakan senada dengan pakaian merah dan hitamnya yang begitu suram.

”Nyonya! Pelayan tua yang mengurus Tuan muda sejak bayi sudah mati sebulan lalu.” ucap seorang pemuda yang berlutut di belakang wanita tadi.

Wanita itu mendengus dingin, tak mengalihkan perhatiannya dari pemandangan jendela luar. Bibir merahnya menyala dan tidak pernah tersenyum sedikitpun semenjak kejadian sepuluh tahun lalu.

”Lalu, bagaimana keadaan anak itu? Apakah dia masih baik-baik saja?” tanya wanita.

”Kami belum memastikannya, Nyonya. Beberapa pasukan bayangan sudah diperintahkan untuk melacak keberadaan Tuan muda saat ini.” jawab Pemuda.

Wanita itu menyeringai dan berkata, ”Baiklah. Asalkan dia baik-baik saja, aku tidak akan mengambil tindakan.”

***

Di dalam Sekte Bulan, semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian Guru besarnya yang dikenal tegas dan berhati tajam. Dia belum pernah memiliki seorang murid pribadi yang akan menggantikan posisinya sewaktu-waktu dan akan mendapatkan pembelajaran yang lebih dalam lagi ketimbang murid-murid yang lain.

Akan tetapi, Guru besar mereka tak pernah mau melakukannya dan terus hidup dalam ketenangan yang abadi. Ia bahkan tidak pernah bisa menghafal satu persatu nama dan wajah seluruh muridnya yang ada di sekte. Ia juga tak pernah menyebut nama para petinggi Sekte karena ia juga tidak bisa menghafalkannya. Pekerjaannya hanyalah mengamati peningkatan yang dialami oleh sekian banyak muridnya dan menegurnya jika ia malah mengalami penurunan.

Ucapannya begitu tajam dan menusuk hati sampai ke tulang. Prioritasnya adalah menciptakan seorang murid yang mampu mengalahkannya di masa depan dan semboyan yang dimilikinya adalah, mati atau jangan pernah muncul lagi di depannya.

Dan benar saja beberapa murid yang mendapatkannya tidak pernah muncul lagi bahkan saat berlatih bersama. Ucapannya ini, benar-benar membuat muridnya sendiri bergidik ketakutan.

Qing Zhaoyua mulai terkenal setelah dia memenangkan sebuah perburuan hantu yang ada di wilayah Nanrui 15 tahun lalu ketika usianya masih remaja. Hantu di sana terkenal sangat ganas dan tekanan spiritual yang ada di sana begitu menekan siapapun bahkan tak ada seorangpun yang mampu bertahan selama lebih dari 30 menit. Namun, berbeda dengan apa yang dialami oleh Qing Zhaoyua dan rekan seperguruannya yang berasal dari Sekte Langit.

Mereka berdua terus bersaing bahkan seluruh arena perburuan dikuasai oleh mereka. Di saat sebagian besar dari peserta perburuan memutuskan untuk pergi menjauh, mereka berdua tetap berada di dalam dengan skor yang berbeda satu poin. Namun, pada akhirnya kemenangan bisa didapat oleh Qing Zhaoyua pada detik terakhir meskipun keduanya hanya berbeda satu poin.

Namun, tampaknya dia sangat menyesali kemenangan yang diraihnya ini. Bersamaan dengan Qing Zhaoyua yang akhirnya menempati posisi sebagai Guru besar di Sektenya, dia mendengar kabar bahwa rekan seperguruannya mati bersama dengan semua orang yang ada di Sekte Langit.

Karena wabah penyakit yang datang tiba-tiba ditambah lagi orang-orang di Sekte Langit yang tak ingin mengatakannya pada semua orang, mereka semua saling menuduh mengenai orang yang sudah menularkan wabah ini pada mereka. Alhasil, saling bunuh membunuh pun terjadi ketika mereka menyaksikan Patriark Sekte mereka mati lebih dulu karena penyakit.

Kabar ini tentu membuat Qing Zhaoyua merasa pilu apalagi, setelah dia menyaksikan mayat rekan seperguruannya telah berada di depan matanya. Ratusan orang di sana mati secara bersamaan dan meninggalkan mayat mereka begitu saja di sembarang tempat.

Dia pun menjadi dingin dan tajam. Hanya sedikit mempedulikan semua orang dan selalu memikirkan dirinya sendiri. Pamannya bahkan tidak bisa melakukan apapun untuknya. Semua murid yang berusaha mencari perhatiannya perlahan mundur dan mulai menyerah untuk mendapatkan posisi sebagai murid pribadinya.

Wilayah Qinnan, Danau Yinle, Sekte Bulan.

”Haha! Aku mendapatkannya!”

[[ Menggunakan -10 poin kehidupan untuk membeli item belati biasa.]]

[[ Sisa poin akhir +50 ]]

Yu Zhouchen berdiri di atas dahan pohon dan tak jauh di bawahnya, saat ini sudah ada Qing Zhaoyua yang sedang melatih Kultivasinya di sana. Si Antagonis ini berada di tingkat Jenderal 5 dan dia merupakan Guru besar yang paling dihormati di antara keempat Sekte yang ada.

”Kenapa dia tidak bergerak sedikitpun? Apakah dia belum menyadari keberadaanku? Bukankah seharusnya dia menghalangiku untuk membunuhnya?” batin Yu Zhouchen yang terus memperhatikannya sepanjang hari.

[[ Sisa waktu : 0 Jam : 10 menit ]]

”Oh! Bagus sekali! Aku sudah menghabiskan waktuku hanya untuk mengamati si penjahat ini selama berjam-jam di tempat yang sama! Beruntung saja tubuh ini tidak mudah kesemutan.” gumam Yu Zhouchen sambil memegang belatinya dengan kuat dan bersiap untuk menapak di atas tanah.

Di sisi lain, Yu Zhouchen tak pernah menduga kalau Qing Zhaoyua sebenarnya sudah tahu tentang keberadaannya. Ia juga sudah tahu kalau Yu Zhouchen berniat untuk membunuhnya. Dia pasti menyelinap masuk melewati gerbang selatan sekte yang jarang sekali dimasuki oleh para tamu.

Qing Zhaoyua mengambil sebuah batu kerikil tanpa sepengetahuan Yu Zhouchen. Ia kemudian menyentilnya hingga batu itu tepat mengenai dahi Yu Zhouchen sampai-sampai membuatnya terjatuh dari atas pohon.

Begitu ia selesai mendengar suara dentuman keras di belakangnya, Qing Zhaoyua beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Yu Zhouchen yang sudah mengawasinya selama 7 jam.

”Sudah mengikutiku selama berjam-jam dan kau berencana untuk membunuh ku?” ucap Qing Zhaoyua dengan dingin.

Yu Zhouchen langsung berlutut di depannya dan berkata, ”... Tolong maafkan aku! Biarkan aku hidup! Aku punya tiga anak! Maksudku, tiga adik perempuan!” ucapnya dengan nada memelas.

”Kau pikir, aku percaya dengan ucapanmu? Rakyat jelata sepertimu, mana mungkin memiliki keluarga! Kau akan mematuhi ucapan siapapun asalkan orang itu memberikanmu uang untuk bertahan hidup, kan?!” tanya Qing Zhaoyua yang semakin memojokkan Yu Zhouchen.

[[ Peringatan! ]]

[[ Jika Anda tidak segera melakukan misi pertama Anda, poin akan segera dihanguskan!]]

Yu Zhouchen memegang belatinya dengan sangat kuat dan mulai menatap Qing Zhaoyua dengan perasaan dingin. Beberapa detik setelahnya, Yu Zhouchen bergerak menyerang dan akan menikam Qing Zhaoyua dari depan.

Namun, apa yang dilakukannya ini percuma karena saat itu juga, Qing Zhaoyua langsung menahan tangan kanannya dan menendang punggungnya sehingga ia pun terjatuh ke dalam danau.

”Kau tak akan bisa membunuhku menggunakan senjata bodohmu itu. Setidaknya gunakan cara yang lebih sulit lagi untuk melakukannya.” ucap Qing Zhaoyua sambil melemparkan belatinya tepat di depan Yu Zhouchen yang terduduk di atas danau.

[[ Selamat! ]]

[[ Anda memperoleh +50 poin kehidupan dari misi pertama Anda!]]

[[ Sisa poin akhir +100]]

”Cih!” Yu Zhouchen berdecak kesal sambil mengalihkan perhatiannya dengan tidak peduli. ”... Kalau aku tidak bisa membunuhmu, maka aku akan membunuh diriku sendiri!” lanjutnya sambil mengarahkan belatinya di sebelah lehernya. Namun, sebuah lemparan kerikil berhasil membuat belati itu terbuang ke belakang.

”Membunuh dirimu sendiri sama saja menyia-nyiakan kehidupanmu.” ucap Qing Zhaoyua.

Yu Zhouchen berbalik dan berlari menuju danau yang paling dalam. Tampaknya dia berniat untuk menenggelamkan dirinya daripada berurusan dengan Qing Zhaoyua yang begitu keras kepala.

Namun, sebuah tali tiba-tiba muncul di belakangnya dan langsung mengikat pinggangnya. Tali itu muncul dari balik lengan pakaian Qing Zhaoyua yang kemudian menariknya kembali ke tepian.

Qing Zhaoyua membanting Yu Zhouchen ke tanah dengan pakaiannya yang basah sebagian. ”... Jangan mati dulu. Aku masih bisa memanfaatkanmu.” ucap Qing Zhaoyua yang langsung ditatap malas oleh Yu Zhouchen di depannya. ”... Siapa namamu?”

”Oh! Bagus sekali! Setelah kau tahu namaku, kau akan langsung melemparku ke sarang buaya dan membiarkanku dimakan oleh mereka?” ketus Yu Zhouchen.

”Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau kau ingin mati? Mengapa ucapanmu itu seakan menolak untuk mati?” tanya balik Qing Zhaoyua.

”Baiklah! Namaku, Yu Zhouchen!” ketusnya. ”... Sekarang kau sudah tahu 'kan?! Kau bisa melemparku ke sarang buaya sekarang juga!”

Qing Zhaoyua sedikit terkejut. Tangannya kemudian menarik paksa Yu Zhouchen menuju kediamannya yang berada tak jauh dari danau Yinle.

”Hah? Jangan-jangan dia serius ingin membawaku ke sarang buaya?! Apa yang kukatakan tadi?! Seharusnya aku tidak memintanya. Hei! Sistem! Katakan padaku kalau dia tidak benar-benar melakukannya!“ gumam Yu Zhouchen yang tampak menyesali perkataannya sendiri.

[[ Sistem tidak bertanggung jawab atas ucapan Anda dan tindakan Anda.]]

”Cih! Kesal!” batin Yu Zhouchen.

Keduanya sampai di sebuah bangunan rumah yang memiliki halaman seluas bumi. Ada beberapa orang yang memakai pakaian yang sama dan mereka ini adalah murid dari Sekte Bulan yang selalu mencari perhatian Gurunya.

”Dia ingin mengeroyok diriku?!” batin Yu Zhouchen yang mulai mencari cara untuk melarikan diri darinya. Namun, pegangan tangan Qing Zhaoyua terlalu kuat seakan tak membiarkannya pergi begitu saja.

”Luyan! Kemarilah!” seru Qing Zhaoyua yang memanggil seorang pemuda di sebuah ruangan.

”Ya!” jawab pemuda yang langsung berjalan cepat ke arah mereka.

Sosok pemuda berumur 15 tahun, dengan senyum ramah tamah tak memiliki beban, rambut coklatnya terurai sampai di bawah dada. Kedua matanya berwarna hijau terang seperti rumput dalam air. Dia ini adalah murid yang selalu diandalkan oleh Qing Zhaoyua bernama Qing Luyan.

”Ah? Orang tadi?!” batin Yu Zhouchen yang langsung mengenalinya namun, tidak pada Qing Luyan.

”Guru, siapa anak ini?” tanya Qing Luyan yang langsung menatap ke arah Yu Zhouchen di belakang Qing Zhaoyua.

”Hanya anak gelandangan yang tidak berguna.” jawab Qing Zhaoyua dengan santainya.

”Hah?! Kau sendiri yang memutuskan untuk membawaku ke tempat ini.” batin Yu Zhouchen yang berteriak dalam benaknya dan menatap Qing Zhaoyua dengan heran.

Qing Zhaoyua melanjutkan, ”Berikan dia pakaian dan kamar. Aku akan pergi sebentar.” ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

”Akan kulakukan, Guru.” jawab Qing Luyan dengan wajahnya yang terlihat senang.

”Heh! Tunggu! Kenapa aku ditaruh di sini?!” protes Yu Zhouchen yang mencoba mengejar Qing Zhaoyua. Namun, langkahnya terhenti ketika Qing Luyan menarik tangannya secara tiba-tiba.

”Mau kemana? Aku baru saja akan menunjukkan kamarmu.” ucap Qing Luyan dengan senyumnya yang ramah namun terkesan menyindir.

”Apa ini? Aku merasa seperti akan dipenjara.” batin Yu Zhouchen yang langsung menatapnya dengan heran.

Terpopuler

Comments

Si Cepat

Si Cepat

Lanjut

2022-08-21

0

Aliz

Aliz

Wkwkwk masih kecil udah punya anak katanya😂

2022-08-10

1

Aliz

Aliz

apakah dia 'masih' baik baik saja? jadi berharapnya dia mati kah?

2022-08-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!