CHAPTER. 07 - MELAYANI GURU

Sudut yang gelap, mengeluarkan sebuah energi yang bisa mengendalikan tubuh manusia. Di sisi lain, Yu Zhouchen tak mengenali seperti apa keberadaan energi kegelapan yang akan menyerangnya. Dia hanya merasa kedinginan saat energi kegelapan akan menyerangnya dari belakang.

”HEH?!”

Sebuah gerakan tangan yang begitu cepat, langsung menebas energi kegelapan hingga membuatnya lenyap. Yu Zhouchen berdiri di depan seseorang yang telah terduduk di atas tempat tidurnya dengan pedangnya yang di arahkan ke samping. Dia tidak tahu bagaimana Qing Zhaoyua bisa terbangun secara tiba-tiba bahkan sampai mengeraskan cengkraman tangannya.

”Wanita itu berusaha menyerangnya.” batin Qing Zhaoyua yang menatap serius.

”Guru! Tanganku akan putus jika Guru terus memegangnya.” ucap Yu Zhouchen sembari menunjuk pergelangan tangannya yang mulai memerah.

Qing Zhaoyua terkejut dan langsung melepaskan cengkramannya. Dia menyarungkan pedangnya kembali lalu berdiri dari posisinya saat ini. ”Baguslah! Tidak ada yang terjadi di sini.” ucapnya sembari memakai jubahnya.

”Apakah dia tidak penasaran bagaimana dia bisa sembuh? Setidaknya katakan sesuatu.” batin Yu Zhouchen yang menatapnya heran.

Qing Zhaoyua menatapnya tanpa ekspresi. Gerakan matanya seperti sedang mengisyaratkan sesuatu dengan terus melirik ke arah pintu keluar. Namun, Yu Zhouchen tidak mengerti mengapa dia melakukan itu.

”Apakah mata Guru kelilipan? Guru ingin aku menguceknya untukmu?” tanya Yu Zhouchen.

Qing Zhaoyua menghela nafas. ”Keluarlah dan siapkan aku teh panas. Apakah kau tidak mengerti? Aku sengaja menempatkan dirimu di sebelah kamarku karena kau harus melayaniku.” ucapnya.

Yu Zhouchen diam tak berekspresi dan berkata dalam benaknya, ”Kesal.”

Sementara ini di lembah Xunwu, wanita itu duduk di atas sebuah kursi di tengah-tengah ruangan besar yang dipenuhi dengan karpet merah dan tiang bangunan berwarna hitam. Seorang laki-laki berbaju besi berdiri tepat di depan wanita bermata merah.

”Nyonya, Anda terlihat tidak baik. Adakah sesuatu yang mengganggu Nyonya?” tanya laki-laki.

Wanita itu mendengus. Sorot matanya dingin dan wajahnya terlihat jengkel. ”Cih! Keterlaluan!” teriaknya sambil menjatuhkan sebuah vas bunga besar di sebelahnya sampai pecah. ”... Orang itu! Beraninya dia mencampuri urusanku!”

Wanita itu tampak sangat marah sampai-sampai meretakkan beberapa tiang bangunan di ruangannya. ”Adakah yang bisa kulakukan untuk meredakan amarahmu, Nyonya? Kau ingin aku membunuh orang yang sudah mengganggumu?” tanya laki-laki.

Dia bersandar di kursinya dengan perasaan yang sama. Tangannya mengepal kuat pada pegangan kursinya. Wanita itu menghela nafas dan berkata bahwa dingin, ”Bawa mereka hidup-hidup kemari, Yuntao. Aku ingin melihatnya!”

***

”Hidup sudah berkepala tiga, baru pertama kalinya aku diperlakukan seperti pembantu rumah tangga!” gerutu Yu Zhouchen. Dia sangat kesal karena di atas kedua tangannya bukanlah uang atau lempengan logam tipis. Melainkan sebuah nampan dengan teko keramik berisikan teh panas.

Yu Zhouchen berjalan masuk ke ruangan pribadi Qing Zhaoyua lalu, menaruh nampan tersebut di atas mejanya. Melihat Qing Zhaoyua begitu fokus dengan buku-buku yang menumpuk di atas meja, Yu Zhouchen segera berbalik secara perlahan.

”Mau kemana?” tanya Qing Zhaoyua sembari meliriknya dengan dingin.

Yu Zhouchen langsung berbalik menatapnya. Wajahnya terlihat canggung dan dia langsung berlutut di sebelah meja Qing Zhaoyua. ”Apa lagi? Aku sudah membawakan teh untuk Guru.”

Qing Zhaoyua berdeham dan berkata, ”Tuangkan itu.”

”Hah?” Yu Zhouchen menatapnya dengan heran dan berkata dalam benaknya, ”Dia punya dua tangan dan dua kaki yang baik-baik saja! Jika tangannya terlalu sakit, setidaknya dia bisa menggunakan kakinya untuk menuangkan tehnya sendiri!”

Dengan kesal, Yu Zhouchen segera menuangkan tehnya dan memberikannya pada Qing Zhaoyua. Tentu dia tidak melawan perkataannya setelah sistem menyala dan menampilkan warna merah yang berarti peringatan pengurangan poin untuknya.

”Untunglah aku sudah mencampurnya dengan obat pencuci perut. Kekesalanku pasti akan segera terbalaskan!” batin Yu Zhouchen yang sangat menantikannya saat melihat Qing Zhaoyua meminum teh buatannya.

Qing Zhaoyua menaruh gelasnya dan membaca lembaran itu kembali. Dia tampak biasa-biasa saja dan sempat membuat Yu Zhouchen terkejut. ”... Apakah dosisnya kurang?” batinnya.

Yu Zhouchen menuangkan tehnya kembali dan berkata dengan senang hati, ”Guru! Teh buatanku ini sangat enak. Mengapa Guru tidak meminumnya lagi?”

Qing Zhaoyua terdiam selama beberapa saat. ”Kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah mencampurkan obat pencuci perut di dalam tehmu?” tanyanya dengan dingin.

Yu Zhouchen berkeringat dingin saat Qing Zhaoyua mengakhiri kalimatnya. Yu Zhouchen menuangkan kembali tehnya ke dalam teko keramik. Di depan Qing Zhaoyua, dengan cepat Yu Zhouchen langsung meminum semua tehnya langsung dari dalam tekonya. Sementara, Qing Zhaoyua terdiam dan menontonnya.

Setelah semuanya habis, Yu Zhouchen membanting tekonya di atas meja dan berkata, ”Lihat kan?! Aku tidak menaruh apapun dalam teh Guru!”

”Benarkah?” tanya Qing Zhaoyua. ”Lihatlah! Wajahmu mulai memucat! Kau terlihat tidak baik-baik saja. Apakah obatnya mulai bekerja?”

Yu Zhouchen semakin kesal padanya. Dia mengangkat nampannya, berdiri dari tempatnya dan berkata, ”Aku baik-baik saja! Aku akan menyiapkan teh yang baru.” ucapnya sembari berjalan meninggalkan ruangan. Namun, saat dia baru saja sampai di ambang pintu, tiba-tiba dia terjatuh karena obatnya mulai bekerja.

”Dia termakan obatnya sendiri. Haah, pasti obat itu akan membuatnya lemah seharian.” batin Qing Zhaoyua yang langsung berjalan menghampiri Yu Zhouchen.

Saat dia sedang membopongnya, Qing Zhaoyua melirik ke samping saat dia merasakan sesuatu, sedang mengawasi keduanya dari jarak jauh.

Dia menyeringai dan bergumam, ”Begitu ya? Wanita itu tidak berhenti mengejar anak ini. Terima kasih sudah memperingatkanku lebih dulu.”

***

”Qing Zhen!” seru Qing Luyan sembari berjalan menghampiri Qing Zhen yang sedang berlatih di lapangan pelatihan depan aula utama para tetua.

”Kakak memanggilku? Ada apa?” tanya Qing Zhen yang langsung menurunkan pedangnya.

”Kau melihat Zhouchen? Sudah seharian sejak aku terbangun tiba-tiba tapi, aku tidak juga melihatnya di sekitar sini.” tanya Qing Luyan.

Qing Zhen berpikir selama beberapa saat sebelum menjawab, ”Bukankah dia sudah menjadi pelayan pribadi Guru? Sejak tadi, dia terus membuatkannya teh dan makanan kecil untuk Guru.”

Qing Luyan tertegun. ”Begitu, ya? Aku harus berterima kasih padanya karena sudah memberikan pil berharganya.” ucapnya sambil memperhatikan sekeliling.

”Untuk apa berterima kasih padanya? Dia tidak membutuhkannya dan juga dia tidak ingin kakak melakukannya. Guru saja tidak langsung mengangkatnya sebagai murid pribadinya.” celetuk Qing Zhen.

”Aduh, dia jauh lebih dingin dari tujuh tahun lalu.” batin Qing Luyan yang menatapnya dengan heran.

”Luyan!” seru Qing Zhaoyua sembari berjalan ke arahnya dari dalam aula para tetua. Di kedua tangannya saat ini, dia sedang membopong Yu Zhouchen yang pingsan karena sakit perut.

”Guru? Kenapa dengan Zhouchen?” tanya Qing Luyan.

Qing Zhaoyua mengalihkan perhatiannya dengan waspada sebelum berkata, ”Aku akan pergi keluar dalam beberapa hari. Jagalah tempat ini. Jangan sampai ada penyusup yang masuk kemari. Rong Luan juga akan membantumu.”

Qing Luyan tertegun dan bertanya, ”Kemana Guru akan pergi? Apakah sesuatu akan terjadi?”

Qing Zhaoyua menatapnya dengan serius dan berkata, ”Orang-orang dari Sekte Matahari mungkin akan menyerang. Karena itu, berhati-hatilah.”

Terpopuler

Comments

Aliz

Aliz

Inilah namanya senjata makan tuan😌

2022-08-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!