Keesokan paginya.
”Siapa yang berani menyerang kediaman Zhaoyua?! Dan siapa pula anak ini?! Mungkinkah dia yang sudah merencanakan semua ini?!” bentak seorang wanita tua yang berdiri di sebelah seorang laki-laki berjanggut hitam. Mereka adalah tetua Jiu Yulan dan Patriark Sekte bernama Qing Hanyi.
Posisinya duduk berlutut di depan kedua orang ini. Yu Zhouchen memandang wajah keheranan karena kedua orang ini memilih untuk menghampirinya lebih dulu daripada melihat keadaan Qing Zhaoyua dan Qing Luyan yang terluka karena racun dalam anak panah.
Di dalam ruangan yang menjadi aula para tetua berkumpul, semua murid berdiri di belakang Yu Zhouchen. Qing Zhaoyua memang tak mengatakan apapun pada para tetua bahkan Patriark Sekte mengenai keberadaan Yu Zhouchen. Entah apa tujuannya, keberadaannya ini telah membuat semua orang merasa curiga.
”Hei! Bagaimana aku bisa pergi dari sini? Semua orang menatapku dan aku tidak tahu apa yang harus kukatakan.” ucap Yu Zhouchen pada sistemnya.
[[ Jalani kehidupan sesuai naskah!]]
Bukannya mendapatkan jalan keluar, dia malah mendapatkan teriakan yang berdengung dalam telinganya. Yu Zhouchen semakin malas menghadapi para tetua yang berada di depannya. Tatapan dingin mereka membuat Yu Zhouchen merasa sedang diawasi!
”Haah, ada-ada saja dia itu.” Qing Hanyi mendengus sambil mengelus janggutnya yang masih hitam. ”... Katakan darimana kau berasal? Apakah kau yang sudah memancing para penyusup itu datang dan menyerang kediamannya?”
Qing Hanyi tampak curiga. Masalahnya, kedatangan para penyusup ini bersamaan dengan hari dimana Qing Zhaoyua kembali dengan membawa seseorang. Di tambah lagi, Qing Zhaoyua tidak mengatakannya pada pamannya yang merupakan Patriark sekte. Setidaknya, dia bisa mengatakan hal ini pada salah satu tetua sehingga, kecurigaan ini tidak berakhir padanya.
”Lapor Ayah!” seru seorang anak laki-laki berumur 12 tahun yang berjalan menghampiri dan berhenti di sebelah Yu Zhouchen. ”... Murid-murid yang lain sudah menginterogasi penyusup yang masih hidup. Mereka semua mengatakan kalau mereka berasal dari Sekte Matahari. Tetapi, setelah mereka mengatakannya, tubuh mereka langsung hancur seperti dipasang sebuah peledak dalam tubuh mereka.”
”Lalu? Bagaimana dengan anak ini? Apakah dia menyebutkannya juga?” tanya Jiu Yulan.
Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan menjawab, ”Tidak. Dia bilang dia tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Sebelumnya, Guru besar juga mengatakannya kalau dia memang sengaja membawa anak ini tapi, tidak mengatakan apa tujuannya.”
”Huh? Siapa dia?” gumam Yu Zhouchen sambil menatapnya heran.
[[ Qing Zhen.]]
[[ Prajurit tingkat 4 ]]
[[12 tahun. Adik laki-laki Qing Luyan.]]
Jiu Yulan menghela nafasnya dan berkata, ”Kalau begitu, tahan anak ini dan interogasi dia! Tanyakan padanya darimana dia berasal dan sebutkan tujuannya datang kemari!”
Semua murid langsung bergerak untuk mengepungnya terkecuali Qing Zhen yang masih terdiam dalam posisinya yang sama.
[[ Peringatan! ]]
[[ Karena karakter Jiu Yulan sangat membenci Anda, Anda harus berhati-hati! Jangan sampai tertangkap! Sistem akan mengurangi poin kehidupan Anda jika sampai terjadi!]]
”Ah! Aku memang ditakdirkan untuk melarikan diri!” gumam Yu Zhouchen yang langsung berbalik dan mengambil langkah seribu untuk pergi dari kerumunan murid yang akan mengepungnya.
Qing Zhen hanya terdiam dan tak melakukan apapun seolah tak ingin mencampuri urusan ini. Di sisi lain, Yu Zhouchen berusaha melewati barisan para murid dengan melewati celah-celah kecil yang tak sengaja terbentuk.
Beberapa saat setelahnya, ia pun akhirnya bisa keluar meskipun tangan dan kakinya sempat ditahan.
”Lihat! Dia mencoba kabur! Cepat kejar!” seru beberapa murid yang langsung mengejar Yu Zhouchen dari belakang.
Qing Zhen masih berdiri di tempat yang sama sambil melihat ke arah satu persatu murid yang mulai berlari meninggalkan ruangan besar tersebut. Ia menatap kembali ke arah Qing Hanyi dan berkata, ”Ayah tidak perlu mengejarnya. Dia hanyalah anak desa. Aku pernah bertemu dengannya sekali dan dia terpaksa mencuri makanan karena tak ada seorangpun yang mengasihaninya.”
”Lalu, mengapa tidak mengatakannya sejak awal?” tanya Qing Hanyi.
Qing Zhen mengalihkan perhatiannya dan menjawab, ”Karena aku malas mengatakannya.”
Satu melawan puluhan orang yang terbakar emosi. Yu Zhouchen terus berlari tanpa arah bahkan sampai memasuki sebuah hutan. Ia tak akan percaya ucapan dari seorang tetua yang langsung dilakukan oleh para muridnya. Benarkah ini plot yang sengaja dibuat-buat?
”Ahh! Memangnya apa salahku?! Aku tidak melakukan apapun!” gumam Yu Zhouchen.
”Berhentilah di sana!” seru seorang murid yang langsung melemparkan sebuah belati ke arahnya.
Yu Zhouchen yang melihatnya begitu terkejut bahkan langsung terdiam saat belati itu akan menusuk kepalanya. Namun, beberapa senti sebelum belati itu menyapa dirinya, muncul sebuah tangan yang langsung menahan belati tersebut.
”Jangan bermain-main dengan benda tajam seperti ini. Akan sangat berbahaya jika sampai melukai temanmu.” ucap pemuda yang sudah mengambil belati tersebut.
Yu Zhouchen terkejut begitu ia mendengar suara yang terdengar sangat familiar dengannya. Ia pun langsung membuka mata untuk melihat ke arah pemuda yang berdiri di depannya.
”Rong Luan?”
Murid laki-laki yang baru saja melemparkan belati tersebut langsung berkata, ”Maaf, kak Luan! Bocah ini berusaha melarikan diri saat tetua Sekte memintanya untuk dikurung.”
”Hah? Kalian ingin mengurungnya begitu saja? Bukankah dia adalah tamu istimewa Guru besar kalian?” tanya Rong Luan yang tampak tak percaya.
”Tapi, dia sudah bersekongkol dengan para penyusup untuk membunuh Guru besar.” ucap seseorang.
”Jangan sembarangan menuduhku! Kau tidak memiliki bukti kan?!” bentak Yu Zhouchen yang langsung menghentikan ucapan pemuda.
”Itu benar. Dia hanyalah penjahat kecil yang selalu mencuri makanan. Tuan muda kedua bahkan sudah mengetahuinya.” lanjut Rong Luan.
”Dia sudah pernah melihatku?! Tapi, kenapa dia tidak mengatakan apapun di depan nenek tua tadi?” batin Yu Zhouchen yang tampak terkejut tak percaya dengan yang sudah dilakukan Qing Zhen padanya.
[[ Mendapatkan perhatian dari Rong Luan +20 ]]
[[ Sisa poin akhir +100 ]]
”Rasanya mudah sekali mendapatkan poin.” batin Yu Zhouchen yang memperhatikan.
“Sudahlah, kalian sebaiknya pergi. Masalah ini sudah selesai. Bukankah kalian memiliki seorang Guru besar dan kakak seperguruan yang sedang sakit?” ucap Rong Luan yang membuat hampir semua murid tertegun setelah mendengarnya.
10 detik setelah dia mengatakannya, seseorang berlari mendatangi mereka dengan berlari secepat mungkin. Orang ini tampaknya memiliki berita buruk yang memang harus disampaikan sesegera mungkin. Wajahnya begitu berkeringat dan ekspresinya seperti ketakutan.
”Ini gawat! Sangat gawat! Tabib bilang, Guru besar Qing dan kak Luyan sedang sekarat! Jika tidak segera ditemukan penawarnya, mereka akan segera mati!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Aliz
Hm? kok ga bilang langsung ke patriaknya aja, malah pergi ke para murid?
2022-08-13
1