CHAPTER. 13 - BERTEMU SESEORANG

”Guru besar! Guru!” seru beberapa orang murid yang berlari menghampiri Qing Zhaoyua ketika dia ingin kembali ke kamarnya bersama dengan Qing Luyan yang menemaninya.

”Apa lagi?” tanya Qing Zhaoyua sembari menoleh ke arah mereka dengan tatapan kesal.

Mereka langsung bergidik ketakutan begitu ditatap oleh Qing Zhaoyua yang sedang tidak mood mendengarkan ocehan mereka. Lalu, salah satu dari murid memberanikan diri untuk berkata, ”Orang-orang dari Sekte Matahari memaksa untuk bertemu dengan Anda.”

Qing Zhaoyua mendengus. Dengan cepat perhatiannya kembali tertuju ke depan. Alisnya berkerut dengan sakit kepalanya yang semakin bertambah semenjak Yu Zhouchen hilang dari pandangannya.

”Mereka ini keras kepala. Suruh mereka menemuiku di aula biru. Pastikan tidak ada tikus kecil yang menyelinap masuk ke kediamanku lagi.” ketus Qing Zhaoyua sembari berjalan pergi menuju suatu tempat.

”Ada apa dengan Guru? Hari ini dia menyeramkan sekali.” bisik seseorang.

”Mungkinkah seorang wanita mencampakkannya lagi?” balasnya.

”Apa yang sedang kalian bicarakan?” celetuk Qing Luyan sembari menatap mereka hangat. ”Sebaiknya lakukan apa yang guru katakan tadi. Guru akan mengamuk kalau seseorang mengacau di Sektenya.”

Dengan cepat, ketiga murid ini langsung menjawab, ”Baik, kak Luyan!”

***

Yu Zhouchen sibuk memandangi wajah dari seorang pemuda yang mirip sekali dengan boneka. Rambutnya berwarna hitam lurus dengan pakaian berwarna biru tua. Alisnya seperti pedang apalagi saat matanya terpejam seperti ini.

”Semua gadis di zamanku pasti akan langsung pingsan begitu melihat wajahnya. Haah, untunglah aku tidak membawa serta pacarku kemari.” gumam Yu Zhouchen sembari menatapnya.

”Heh! Sistem! Kau tidak mengatakan apapun padaku tentang orang ini? Tidak biasanya kau diam.” lanjutnya.

[[ Informasi mengenai karakter tidak tersedia.]]

”Huh?” Yu Zhouchen bingung dengan jawaban yang didapatkannya. ”Apa maksudmu? Bukankah dia juga berasal dari cerita yang aku jalani? Mengapa tidak tersedia? Kau sengaja menyembunyikannya agar aku membuang-buang poin kehidupanku lagi?” ucapnya.

[[ Karakter ini tidak ada dalam naskah. Anda telah sepenuhnya mengubah seluruh jalan ceritanya.]]

Yu Zhouchen sedikit terkejut sembari berkedip beberapa kali. ”Tidak ada dalam naskah? Apakah itu artinya dia hanyalah sebuah pajangan? Sejelek-jeleknya figuran, dia tetap mendapatkan dialog meskipun hanya satu kata. Tetapi, orang ini tidak muncul sama sekali dalam cerita. Apakah dia benar-benar hidup?”

Yu Zhouchen yang ingin memastikan, meletakkan kepala sampingnya di atas dada pemuda. Dia terkejut karena tak merasakan detak jantung sedikitpun dari pemuda ini. Yu Zhouchen menegakkan tubuhnya kembali lalu meletakkan jari telunjuknya di bawah lubang hidung pemuda. Dan jawabannya sudah jelas, dia tidak bernafas dan suhu tubuhnya begitu dingin.

”Apa ini? Jadi dia mayat?” gumam Yu Zhouchen sembari melangkah menjauhinya lalu berpikir, ”Kasihan sekali. Dia pasti mati saat tidur cantik seperti ini. Haah, kematian memang tidak terduga datangnya. Sebaiknya kubur dengan layak jika tidak ingin arwahnya bergentayangan.”

Yu Zhouchen menatap sekeliling. Dia mengambil sebuah papan yang berada tepat di bawah meja batu. Karena ukuran tubuhnya yang jauh lebih kecil dari pemuda ini, Yu Zhouchen terpaksa harus menguburkan pemuda ini di tempat yang sama daripada harus membanting dan menyeretnya ke dalam lubang.

”Aku ikhlas melakukan semua ini. Tidak perlu berhutang budi. Tetapi, tolong jangan hantui kehidupanku yang tidak termotivasi ini.” ucap Yu Zhouchen sembari mengguyur wajah pemuda menggunakan tanah yang dibawa olehnya.

”Hei! Apa yang kau lakukan?!” pemuda itu tiba-tiba berteriak dan langsung terduduk dari posisi tidurnya. Yu Zhouchen yang melihatnya merasa sangat terkejut. Dengan cepat langkahnya langsung bergerak mundur dan berlindung dibalik batu kristal yang cukup besar.

”Mayat hidup!”

”Anak haram!”

Refleks, keduanya saling berteriak dan saling mengacungkan jari telunjuknya. Yu Zhouchen menatap pemuda dengan heran begitupun dengan pemuda yang nyaris tidak bisa melihatnya karena wajahnya tertutupi oleh tanah.

”Tanah? Kau berencana menguburku hidup-hidup?!” ketus pemuda.

”Mana kutahu kalau kau masih hidup! Lagipula, jantungmu juga tidak berdetak!” jawab Yu Zhouchen dengan cepat.

”Heh! Bocah desa! Jantungku memang tidak ada sejak dulu! Apakah tidak ada seorangpun yang mengatakannya padamu?!” ketus pemuda sembari memegang dada kirinya.

Yu Zhouchen langsung terdiam sembari menatapnya dengan curiga. ”Makhluk apa dia itu? Jangan-jangan dia robot.” gumamnya.

”Jangan katakan yang aneh-aneh saat aku ada di hadapanmu!” ketus pemuda. ”... Dengar ya anak muda! Namaku adalah Yu— maksudku Xiao Zhang! Aku ini orang yang cukup terkenal dan takuti semua orang! Mereka semua pasti sedang membicarakan tentang kehebatan ku.”

”Terkenal? Maksudnya seperti artis yang sering di julid tetangga sebelah?” batin Yu Zhouchen kemudian bertanya, ”Bisa aku tanya sesuatu? Kau ini lahir di abad ke berapa dan bangun di abad ke berapa?”

Dengan percaya diri Xiao Zhang menjawab, ”Tentu saja kita berada di zaman perang kan? Orang-orang dari Istana Yunxie datang berperang melawan klan Yu dan Klan Qing. Haha! Aku baru tertidur selama dua menit dan orang-orang itu sudah mengirim penyusup kecil ini datang ke tempatku.”

”Sepertinya dia tertidur cukup lama.” batin Yu Zhouchen sembari menatapnya dengan senyum yang dipaksakan. Dia berkata, ”Bukankan klan Yu sudah musnah sepuluh tahun lalu? Lagipula apa itu Istana Yunxie? Orang-orang di sana sudah hancur seratus tahun lalu.”

Xiao Zhang terdiam selama beberapa saat menahan wajah datarnya. Dia kemudian melirik Yu Zhouchen dengan dingin sembari bertanya, ”Maksudmu aku tidur selama seratus tahun?”

”Mana kutahu kau tidur di zaman megantropus atau tidak. Aku hanya mengatakan yang sejujurnya.” jawab Yu Zhouchen.

Xiao Zhang terdiam selama beberapa saat. ”Baiklah. Tidur selamanya juga tidak masalah.” Dia membersihkan tanah yang ada di meja batunya lalu kembali meletakkan tubuhnya seperti saat ingin tidur.

”Hei! Kau serius ingin tidur lagi? Aku baru saja membangunkanmu! Setidaknya hargai kerja kerasku untuk membuatmu sadar!” celetuk Yu Zhouchen.

”Ahh! Kau berisik sekali! Pergi sana!” ketus Xiao Zhang sembari menyentil dahi Yu Zhouchen.

***

”Apa tujuan kalian datang kemari? Apakah Matriark Sekte Matahari menyuruh kalian untuk membantai kami habis-habisan?” tanya Qing Zhaoyua ketika dia berhadapan dengan seorang wanita bernama Rong Lu dan beberapa pasukan lainnya.

Rong Lu memakai pakaian merah, sedikit terbuka dan memakai pita hitam di kedua kepalanya. Terdapat tahi lalat kecil di bawah bibir merahnya. Melihat ekspresinya saja, Qing Zhaoyua langsung tahu kalau wanita ini tipe orang yang menyebalkan.

”Aku ingin. Tetapi, Nyonya melarang kami untuk melakukannya. Haah, dia memang selalu berpikir kalau aku ini orang lemah yang tidak bisa menghancurkan sekelompok orang.” ucap Rong Lu sembari meletakkan tangan kirinya di atas pinggul.

Qing Zhaoyua mulai menatapnya serius. ”Katakan saja apa tujuan kalian datang kemari.” ketusnya.

”Kami hanya ingin membawa kembali seseorang. Putra dari Matriark Sekte Matahari yang sebenarnya, Rong Shuan. Selama ini, anak itu tinggal di kediamanmu dan kau tidak pernah tahu kalau, Yu Zhouchen adalah orangnya?” bersamaan dengan itu, Yu Zhouchen muncul tiba-tiba di antara mereka berdua sebab mantra teleportasi yang digunakan oleh Xiao Zhang padanya.

Mendengar nama itu di ruangannya, Qing Zhaoyua berjalan maju menghampiri Yu Zhouchen sembari menatapnya dengan dingin. ”Oh, begitu? Tikus kecil yang selama ini tinggal di kediamanku adalah putranya? Mestinya saat ini aku tidak membiarkanmu hidup.” ucapnya sembari mengeluarkan pedangnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***