19. JSAMS

"Lebih baik kita makan dulu. Kamu memang harus di hukum, Gadhing."

Ucapan bunda Fadia membuat Nasya dan Gadhing saling pandang karena kenyataan mereka sudah sarapan.

Tetapi tak ingin membuat bunda Fadia kecewa, akhirnya kedua orang itu ikut bergabung ke meja makan.

Gadhing dengan telaten menuntun Nasya menuju meja makan.

Gadhing dan Nasya melihat menu makanan kesukaan mereka. Ada satu menu yang membuat keduanya menghela nafas panjang.

Bunda Fadia mengambilkan makanan ke piring Gadhing, Nasya, dan Noni. Ia mencoba adil pada dua menantu nya.

Noni mengambil ayam bakar, sedang Gadhing mengambil piring berisi tumis udang buncis.

Gadhing mendekatkan piring Nasya yang sudah berisi nasi ke hadapan nya. Dengan telaten ia memasukkan udang ke piring Nasya dan buncis ke piringnya.

"Kenapa harus dipilih begitu?" tanya Noni tampak tak suka.

"Aku dan suami kita ini besar di rumah yang sama. Tentu saja ini salah satu kebiasaan suami kita padaku," sahut Nasya tak mau kalah membuat Gadhing menghela nafas.

"Sudah-sudah. Jangan bertengkar di hadapan makanan," lerai bunda Fadia yang masih bingung terhadap Nasya dan Noni mendadak bagai musuh padahal sebelumnya sangat dekat.

Gadhing hanya diam membisu dan melanjutkan apa yang dikerjakan nya tadi. Nasya tersenyum melihat itu.

"Ini. Sudah mas pisahin," kata Gadhing kemudian ia mengambil sayur asem.

Nasya pun menyodorkan piring kembali pada Gadhing agar diambilkan sayur asem.

Gadhing melirik Nasya yang tersenyum pun melengos. Tetapi, tangan nya bergerak menuang kuah sayur asem ke piring istri mudanya itu.

Keempatnya makan dalam diam, hanya dentingan sendok beradu pada piring terdengar.

Seusai makan bersama, Gadhing membawa piring kotor ke wastafel. Ia melihat Noni masih nyaman duduk sembari menatap Nasya tak suka.

"Noni. Bunda sedang cuci piring, tolong dibantu."

Noni menatap Gadhing kesal. "Aku capek, mas. Dari pagi sudah bantu, bunda. Nasya enak, duduk saja."

Gadhing menghela nafas. "Dia sakit. Bantu bunda, Noni."

Noni yang sudah kesal langsung bangkit dengan kasar hingga kursi yang diduduki berdecih nyaring ke belakang dan langsung menyusul bunda Fadia.

Nasya melihat itu hanya menghela nafas. "Padahal aku ingin bantu bunda," gumam Nasya yang masih terdengar oleh indera pendengar Gadhing.

Tetapi Gadhing tak menanggapi karena perut nya sudah terasa penuh akibat kelebihan makanan pagi ini.

Melihat bunda Fadia dan Noni selesai cuci piring, Gadhing menuntun Nasya masuk ke dalam kamar.

"Ambil beberapa baju mas dan taruh di lemari aku," tutur Nasya.

Gadhing mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Dan itu membuat Nasya merasa bingung atas sikap Gadhing.

Gadhing selalu mengagungkan kata benci sementara perlakuan pria itu tak menunjukkan kebencian.

Nasya menatap nanar pintu yang baru tertutup karena Gadhing keluar. Tak terasa tetesan air mata sudah mulai membasahi pipinya.

*

*

Gadhing masuk ke dalam kamarnya bersama Noni. Sesuai permintaan Nasya, mengambil beberapa helai pakaian dan keperluan kerjanya.

Tak berapa lama, pintu terbuka dan Noni masuk ke dalam kamar langsung memeluk Gadhing dari belakang.

"Mas harus kerja, Noni."

"Sebentar saja, mas. Aku kangen kamu tinggal terus," rajuk Noni.

Gadhing melepas pelukan kemudian memegang lengan bagian atas milik Noni. "Aku sudah mengatakan ini, Noni. Aku harus adil," katanya menatap mata Noni dalam-dalam.

Noni cemberut. "Ya sudah. Siang nanti aku mau main sama teman. Aku mulai bosan di rumah terus," kata Noni yang pasti teman yang dijumpai adalah Dimas.

Gadhing tersenyum kemudian mengangguk. "Hati-hati. Pulang sebelum Maghrib. Mas berangkat dulu," ucap Gadhing kemudian melabuhkan kecupan pada kening Noni.

Setelah itu, Gadhing membawa pakaian yang telah siapkan tadi ke kamar Nasya. Ia mengerutkan dahi melihat Nasya mengusap pipi seperti menghapus air mata.

Gadhing menutup pintu kamar, kemudian berjalan menuju dimana letak lemari pakaian di kamar itu. Dibuka pintu bagian lemari yang kosong kemudian menyusun pakaian itu.

Setelah rapi, Gadhing menghampiri Nasya di atas ranjang. "Aku harus bekerja. Kalau ada keluhan, kamu bisa panggil bibi atau bunda. Noni saat ini gak bisa temani kamu di rumah," kata Gadhing.

Mendengar nama Noni membuat Nasya memutar bola malas. "Memangnya Noni kemana?" tanya Nasya.

"Dia bilang, mau main ke rumah teman."

Nasya menautkan kedua alis. Ia berpikir teman mana yang hendak di datangi Noni karena ia tahu siapa saja teman kakak madunya tersebut.

"Mas tahu teman mana yang mau dikunjungi Noni?" tanya Nasya memastikan.

Gadhing tak langsung menjawab. "Teman kalian kan sama, jadi gak perlu kamu berpikiran suudzon atau memfitnah Noni, Nasyama."

Sakit.

Perih

Padahal Nasya hanya bertanya, tetapi jawaban Gadhing kembali menusuk hati yang berulang kali terluka.

"Aku harus berangkat sekarang," kata Gadhing setelah menunggu tak ada lagi ucapan dari Nasya.

Nasya mengangguk kemudian meraih tangan Gadhing dan mencium punggung tangan pria itu.

"Hati-hati, mas. Jangan mata dan hati. Ingat, istri kamu sudah dua."

Gadhing berdecak kemudian berdehem.

"Cium nya, mas."

"Jangan aneh-aneh, Nasyama. Jangan memanfaatkan kediaman ku selama ini," sanggah Gadhing.

Nasya cemberut. "Mas. Nafkah batin ku yang utama belum bisa mas kasih ya minimal nafkah batin yang lain gitu," rajuk Nasya cemberut.

Gadhing sudah kesal akhirnya memberi sentilan pada kening Nasya. "Jangan mentang-mentang kamu pernah aku cium, akan mengubah keadaan hubungan kita, Nasyama. Ciuman itu gak ada arti apa-apa bagiku," ungkap Gadhing semakin menyayat hati Nasya.

Nasya menggenggam tangan Gadhing. Menatap mata suaminya dalam dalam. "Aku nggak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu. Aku nggak akan menyerah karena aku tahu aku nggak salah. Aku akan membuktikannya padamu," ucap Nasya.

Gadhing menarik tangan nya kemudian memalingkan pandangan ke arah lain. Ia pun beranjak dan meninggalkan Nasya di kamar sendiri dan ia berangkat bekerja setelah berpamitan pada bunda Fadia dan beserta Noni.

Nasya terus saja bergumam istighfar dalam hati dan juga memanjatkan doa agar hati Gadhing sedikit demi sedikit luluh dan merubah benci menjadi cinta.

Nasya mengambil ponsel yang berada di atas nakas, lalu membuka icon WhatsApp dan mengirim pesan pada Joko agar mengikuti kemana Noni pergi beserta mengambil potret mereka berdua sebanyak mungkin.

*

*

Gadhing pulang sedikit terlambat karena ada pasien yang harus di operasi secara mendadak. Dengan wajah lelah dan jas putih berada di lengan nya, ka keluar dari mobil dan mendekati pintu masuk.

Jika sudah pulang terlambat, biasanya Gadhing membuka pintu rumah menggunakan kunci yang dibawa setiap saat. Karena ia tak ingin membangunkan Noni sehingga mengganggu waktu istirahat istrinya itu.

Pertama kali dilihat Gadhing saat pintu terbuka dan lampu sudah dinyalakan adalah Nasya sedang tidur di sofa.

Ia menggeleng melihat pemandangan itu. Di taruh tas jinjing dan jas putih nya di sandaran sofa, kemudian berjongkok tepat di hadapan wajah Nasya.

Tangan nya terulur hendak merapikan anak rambut Nasya, namun di urungkan. Gadhing menggeleng kembali lalu menggendong Nasya ala bridal style ke kamar mereka.

Perlahan-lahan Gadhing merebahkan Nasya di atas ranjang, kemudian menyelimuti istrinya.

Nasya menahan tangan Gadhing. "Jangan pergi, mas."

Gadhing mengangguk. "Aku mau mandi dulu, setelah itu aku ingin melihat bunda dan Noni lebih dulu baru kembali kesini temani kamu tidur."

Nasya mengangguk lalu melepas tangan Gadhing. Disatu sisi ia tak rela bila harus berbagi suami, tetapi disini sebagai pihak ketiga adalah dirinya.

Nasya beringsut dari ranjang menuju lemari dan mengambil kaos tipis dan celana boxer milik Gadhing. Terakhir ia mengambil dalaman segi tiga milik Gadhing.

Di rentangkan benda itu dihadapan wajahnya. "Baru pertama kali aku lihat benda begini secara dekat."

Ketika sedang memerhatikan benda tersebut, pintu kamar mandi terbuka membuat Nasya buru-buru melipat kembali kemudian menaruh di atas pakaian yang sudah di pilihnya tadi.

Nasya menelan saliva melihat dada bidang, lengan berotot, dan perut six pack terpampang nyata di hadapan nya.

Dengan gegas ia kembali naik ke ranjang dan menutup seluruh badan oleh selimut.

Gadhing melihat tingkah Nasya hanya menggeleng kemudian memakai pakaian yang telah di sediakan oleh Nasya.

Seperti yang dikatakan tadi, ia keluar kamar melihat bunda Fadia lebih dahulu di kamar dan ternyata sudah tidur terlelap dengan ponsel di genggaman tangan.

Ia tersenyum tipis karena yakin jika bunda Fadia tertidur setelah melepas rindu dengan sahabat yang telah menjadi suami bundanya.

Setelah puas melihat sang ibunda, Gadhing beralih membuka kamar istri pertamanya. Ia masuk dan memperbaiki selimut Noni.

*

*

Cukup lama Nasya menunggu Gadhing yang tak kunjung masuk ke dalam kamar. Ia menghela nafas, kemudian beringsut turun dari ranjang dan melangkahkan kaki keluar kamar.

Bukan bermaksud mencari Gadhing, Nasya hendak ke dapur membuat susu cokelat seperti biasa.

Langkahnya terhenti karena mendengar sesuatu. Degub jantung semakin bertalu, bahkan Nasya menutup mulut menggunakan tangan saking tak percaya. Bersamaan itu pula, derai air mata mengucur deras.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

why are cry Nasya?she said she was ready to fight with Noni

2023-10-12

0

ria

ria

nyerah aja nasyama..taruh bukti2 trs tinggalin gadhing biar tau rasa

2022-10-20

0

Sriniti Herawati

Sriniti Herawati

banyak kalimat ambigu seperti ini. kok saya bingung ya.

2022-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 01. JSAMS
2 02. JSAMS
3 03. JSAMS
4 04. JSAMS
5 05. JSAM
6 06. JSAMS
7 07. JSAMS
8 08. JSAMS
9 09. JSAMS
10 10. JSAMS
11 11. JSAMS
12 12. JSAMS
13 13. JSAMS
14 14. JSAMS
15 15. JSAMS
16 16. JSAMS
17 17. JSAMS
18 18. JSAMS
19 19. JSAMS
20 20. JSAMS
21 21. JSAMS
22 22. JSAMS
23 23. JSAMS
24 24. JSAMS
25 25. JSAMS
26 26. JSAMS
27 27. JSAMS
28 28. JSAMS
29 29. JSAMS
30 30. JSAMS
31 31. JSAMS
32 32. JSAMS
33 33. JSAMS
34 34. JSAMS
35 35. JSAMS
36 36. JSAMS
37 37. JSAMS
38 38. JSAMS
39 39. JSAMS
40 40. JSAMS
41 41. JSAMS
42 42. JSAMS
43 43. JSAMS
44 44. JSAMS
45 45. JSAMS
46 46. JSAMS
47 47. JSAMS
48 48. JSAMS
49 49. JSAMS
50 50. JSAMS
51 51. JSAMS
52 52. JSAMS
53 53. JSAMS
54 54. JSAMS
55 55. JSAMS
56 56. JSAMS
57 57. JSAMS
58 58. JSAMS
59 59. JSAMS
60 60. JSAMS
61 61. JSAMS
62 62. JSAMS
63 63. JSAMS
64 64. JSAMS
65 65. JSAMS
66 66. JSAMS
67 67. JSAMS
68 68. JSAMS
69 69. JSAMS
70 70. JSAMS
71 71. JSAMS
72 72. JSAMS
73 73. JSAMS
74 74. JSAMS
75 75. JSAMS
76 76. JSAMS
77 77. JSAMS
78 78. JSAMS
79 79. JSAMS
80 80. JSAMS
81 81. JSAMS
82 82. JSAMS
83 83. JSAMS
84 84. JSAMS
85 85. JSAMS
86 86. JSAMS
87 87. JSAMS
88 88. JSAMS
89 89. JSAMS
90 90. JSAMS
91 91. JSAMS
92 92. JSAMS
93 93. JSAMS
94 94. JSAMS
95 95. JSAMS
96 96. JSAMS
97 97. JSAMS
98 98. JSAMS
99 99. JSAMS
100 100. JSAMS
101 101. JSAMS
102 102. JSAMS
103 103. JSAMS
104 104. JSAMS
105 105. JSAMS
106 106. JSAMS
107 107. JSAMS
108 108. JSAMS
109 109. JSAMS
110 110. JSAMS
111 111. JSAMS
112 112. JSAMS
113 113. JSAMS
114 114. JSAMS
115 115. JSAMS
116 116. JSAMS
117 117. JSAMS
118 118. JSAMS
119 119. JSAMS
120 120. JSAMS
121 121. JSAMS
122 122. JSAMS
123 123. JSAMS
124 124. JSAMS
125 125. JSAMS
126 126. JSAMS
127 127. JSAMS
128 128. JSAMS
129 129. JSAMS
130 130. JSAMS
131 131. JSAMS
132 132. JSAMS
133 133. JSAMS TAMAT
134 134. PENGUMUMAN
135 Pengumuman
136 135. Pengumuman
137 Pengumuman
138 138. Kau Milikku Sayang
Episodes

Updated 138 Episodes

1
01. JSAMS
2
02. JSAMS
3
03. JSAMS
4
04. JSAMS
5
05. JSAM
6
06. JSAMS
7
07. JSAMS
8
08. JSAMS
9
09. JSAMS
10
10. JSAMS
11
11. JSAMS
12
12. JSAMS
13
13. JSAMS
14
14. JSAMS
15
15. JSAMS
16
16. JSAMS
17
17. JSAMS
18
18. JSAMS
19
19. JSAMS
20
20. JSAMS
21
21. JSAMS
22
22. JSAMS
23
23. JSAMS
24
24. JSAMS
25
25. JSAMS
26
26. JSAMS
27
27. JSAMS
28
28. JSAMS
29
29. JSAMS
30
30. JSAMS
31
31. JSAMS
32
32. JSAMS
33
33. JSAMS
34
34. JSAMS
35
35. JSAMS
36
36. JSAMS
37
37. JSAMS
38
38. JSAMS
39
39. JSAMS
40
40. JSAMS
41
41. JSAMS
42
42. JSAMS
43
43. JSAMS
44
44. JSAMS
45
45. JSAMS
46
46. JSAMS
47
47. JSAMS
48
48. JSAMS
49
49. JSAMS
50
50. JSAMS
51
51. JSAMS
52
52. JSAMS
53
53. JSAMS
54
54. JSAMS
55
55. JSAMS
56
56. JSAMS
57
57. JSAMS
58
58. JSAMS
59
59. JSAMS
60
60. JSAMS
61
61. JSAMS
62
62. JSAMS
63
63. JSAMS
64
64. JSAMS
65
65. JSAMS
66
66. JSAMS
67
67. JSAMS
68
68. JSAMS
69
69. JSAMS
70
70. JSAMS
71
71. JSAMS
72
72. JSAMS
73
73. JSAMS
74
74. JSAMS
75
75. JSAMS
76
76. JSAMS
77
77. JSAMS
78
78. JSAMS
79
79. JSAMS
80
80. JSAMS
81
81. JSAMS
82
82. JSAMS
83
83. JSAMS
84
84. JSAMS
85
85. JSAMS
86
86. JSAMS
87
87. JSAMS
88
88. JSAMS
89
89. JSAMS
90
90. JSAMS
91
91. JSAMS
92
92. JSAMS
93
93. JSAMS
94
94. JSAMS
95
95. JSAMS
96
96. JSAMS
97
97. JSAMS
98
98. JSAMS
99
99. JSAMS
100
100. JSAMS
101
101. JSAMS
102
102. JSAMS
103
103. JSAMS
104
104. JSAMS
105
105. JSAMS
106
106. JSAMS
107
107. JSAMS
108
108. JSAMS
109
109. JSAMS
110
110. JSAMS
111
111. JSAMS
112
112. JSAMS
113
113. JSAMS
114
114. JSAMS
115
115. JSAMS
116
116. JSAMS
117
117. JSAMS
118
118. JSAMS
119
119. JSAMS
120
120. JSAMS
121
121. JSAMS
122
122. JSAMS
123
123. JSAMS
124
124. JSAMS
125
125. JSAMS
126
126. JSAMS
127
127. JSAMS
128
128. JSAMS
129
129. JSAMS
130
130. JSAMS
131
131. JSAMS
132
132. JSAMS
133
133. JSAMS TAMAT
134
134. PENGUMUMAN
135
Pengumuman
136
135. Pengumuman
137
Pengumuman
138
138. Kau Milikku Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!