Nasya berlari dan masuk ke dalam kamar, langsung menutup pintu dengan kasar. Bersandar dibalik pintu dengan memegang dadanya yang kembang kempis akibat nafas memburu dan degub jantung yang sangat kencang.
Setiap helaan nafasnya bergumam istighfar dalam hati. Andai Noni tidak datang ke dapur, bisa dipastikan malam pertama akan terjadi.
Ingatan nya kembali sebelum Noni datang. Gadhing berjalan mendekati Nasya setelah menantang suaminya itu agar melakukan hubungan suami-istri untuk membuktikan bahwa tidak pernah melakukan hal menjijikkan itu sebelum menikah.
"M-mas mau a-pa?" tanya Nasya berubah panik ketika tubuhnya terhimpit oleh tubuh Gadhing.
"Bukankah kamu sudah mengijinkan aku membuktikan kalau kamu seperti dugaanku atau bukan?" Gadhing menunduk seraya mengibas rambut Nasya perlahan kebelakang punggung agar leher istri mudanya terpampang jelas.
Mata Nasya terpejam ketika Gadhing mendekatkan wajahnya ke arah leher Nasya. Beruntung suara Noni terdengar memanggil Gadhing hingga harus menghentikan aksi gila itu.
Keduanya saling pandang kemudian Nasya mendorong tubuh Gadhing agar menjauh darinya, barulah berlari memasuki kamardan menghiraukan tatapan menyelidik Noni ketika melewati begitu saja.
...----------------...
Di dapur.
"Mas ngapain?" tanya Noni ketika melihat Gadhing berada di dapur.
"Ambil minum."
"Terus Nasya ngapain di dapur juga? kalian gak lakuin apa-apa dibelakang aku, kan mas?" selidik Noni membuat Gadhing tersedak air minum.
"Jangan suudzon," sanggah Gadhing usai merasa lebih baik kemudian berlalu kamar dan disusul Noni.
Gadhing naik ke atas ranjang, kakinya beringsut dibalik selimut, memejamkan mata setelah berdoa. Begitu juga Noni melakukan apa yang di lakukan Gadhing.
Ketika di sepertiga malam, Nasya terbangun. Tangan nya terulur ke atas nakas menggeser kan jam weker digital ke arahnya.
Melihat jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, Nasya duduk di tepi ranjang sebelum akhirnya berlalu ke kamar mandi.
Di dalam sana, Nasya membersihkan diri dan berwudhu. Sudah menjadi kebiasaan baginya menjalankan sholat tahajud.
Nasya tersenyum ketika membuka dan membaca Al-Qur'an seusai selesai sholat tahajud.
"*Ya Allah. Untuk kesekian kali aku merayu-Mu agar hati mas Gadhing pada akhirnya luluh dan menerima cintaku."
"Ya Allah, aku mohon bukakan hati Mas Gadhing dengan Alfatihah*."
Nasya meraup wajahnya lembut setelah tangannya menengadah memohon pada Sang Pencipta. Dicium Al-Qur'an yang baru saja di bacanya dan diakhiri dengan bacaan iftitam.
"Shadaqallahul-'adzim'."
Nasya melipat sajadah dan menyimpan sajadah serta Al-Qur'an ke rak khusus. Tanpa melepas mukenah, Nasya keluar kamar menuju dapur melihat nasi untuk sarapan sudah ditanak atau belum.
Karena belum ditanak, Nasya langsung mengambil panci dan memasukkan beras kedalam nya untuk di cuci barulah dimasukkan ke rice cooker.
Seusai itu, Nasya beranjak menuju ruang tamu tetapi langkahnya melambat ketika mendengar pintu kamar Gadhing dan Noni terbuka.
Seketika langkahnya terhenti melihat Gadhing keluar dari kamar itu sudah berpenampilan rapi. Tentu saja tahu akan kemana suaminya itu pergi, sebagai Dokter Kandungan pasti menuntut Gadhing tetap bersiap siaga jika ada operasi darurat pada waktu kapanpun.
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah dengan pipi yang merona.
"Astaghfirullah," cicit Gadhing kaget ketika hendak ke dapur melihat Nasya mengenakan mukenah putih.
"Mas kira aku hantu sampai ngucap istighfar segala," gerutu Nasya.
"Lah, baru sadar?" sindir Gadhing membuat Nasya menjadi kesal.
Nasya menghela nafas panjang kemudian berjalan mendekati Gadhing.
"Kamu mau apa?" tanya Gadhing gelagapan.
Nasya tak menjawab. Memilih merapikan kerah kemeja yang dikenakan Gadhing lalu tersenyum. "Aku hanya merapikan kerah kemeja mas yang belum rapi. Apa mas sudah sholat tahajud?" tanya Nasya.
"Sholat dulu, gih. Mas gak lupa kan keutamaan sholat tahajud? Kita akan mendapatkan kenaikan derajat, jembatan masuk surga, dijadikan rendah hati, menjaga kesehatan pernafasan, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan rohani, doa dikabulkan, menentramkan hati dan pikiran, dan yang spesial adalah bisa merayu Allah agar bisa meluluhkan hati mas Gadhing."
Gadhing tertegun. Ia sudah lama tidak melaksanakan sholat tahajud dan tak ada yang mengingatkan dirinya setelah menikah.
"Besok ingatkan aku lagi. Saat ini aku harus segera ke Rumah Sakit karena harus operasi pasien."
Nasya mengangguk sambil tersenyum. "Baiklah. Mas yang meminta maka aku akan selalu mengganggu tidur, mu."
Gadhing hanya berdehem kemudian menyodorkan tangan agar diterima Nasya. Tangan Gadhing pun di terima lalu salam takzim.
"Hati-hati. Kemungkinan aku pulang sore ya, mas."
Gadhing tak menjawab tetapi bagi Nasya ini adalah kemajuan untuk hubungan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Neulis Saja
apanya yg menjadi kelebihan di pelacur yah sehingga msh ada yg mencintainya
2023-10-11
0
ria
semangat nasyama yg sholeha..
2022-10-20
0
Anik Kwon
kakkk. ayooo donkkk updateeeee
udah kangen beud niiiih
udah aku kasih hadiah juga lhoooh
tiap senin votenya udh aku kasih ke kakak lhooooh. ayo donkkkkk
2022-08-20
3