"Enggak. Gadhing gak mau, Bun."
"Tapi, Nak. Kamu sendiri yang sudah berjanji pada almarhum kedua orang tua Nasya, kan?"
Gadhing meraup wajah dengan kasar. "Bunda, Gadhing janji pada mereka itu akan selalu menjaga Nasya bukan menikahi gadis cengeng dan nakal itu," gerutu Gadhing geram.
"Menjaga yang bagaimana, Gadhing? apa kamu sudah tahu kalau Dimas selingkuh?" cerca Bunda Fadia.
Gadhing berdecak. "Sudah. Bunda pasti tahu, anak itu akan mendatangiku lebih dulu baru ke Bunda. Dan dia akan merayu Bunda agar apa yang diinginkan terkabul," cibir Gadhing mengingat kebiasaan sepupu tiri ya itu.
Bunda Fadia terkekeh semakin membuat Gadhing kesal. "Sebenarnya kamu perhatian dengan Nasya tanpa kamu sadari."
"Ayolah, Bun. Itu hanya karena Bunda saja. Aku gak mau menikah dengan nya."
"Coba kasih tahu Bunda, gimana kamu menjaga Nasya bila enggak nikahi dia. Kalau misal, Nasya menikah dengan Dimas dan mereka bermasalah. Apa saat Nasya menangis dan pasti mendatangi kamu, dan kalian berada di dalam satu ruangan lebih lama? Dosa, Nak."
Inilah yang tak bisa disangkal oleh Gadhing. Bunda nya sangat pintar membuatnya tak berkutik hanya agar tak bisa lagi menolak permintaan sang Ibunda.
"Gimana dengan Noni, Bun?"
"Katakan kamu telah berjanji untuk menikahi Nasya sebelum menikah dengan Noni. Lagi pula Noni sangat sombong pada Bunda."
"Jangan begitu, Bun."
...****************...
Gadhing menemui Nasya di dapur yang sedang bersenda gurau bersama Buya Niko. Ia selalu merasa kesal melihat Nasya mudah akrab dengan keluarganya sementara Noni tak ingin dekat dengan keluarganya.
"Kita perlu bicara," ucap Gadhing membuat Nasya dan Buya Niko menghentikan tawanya.
Buya Niko bangkit dan menepuk bahu Gadhing sebelum benar-benar meninggalkan keduanya.
Nasya sendiri menjadi kikuk bila berhadapan dengan Gadhing saat berduaan begini. Tentu saja tahu hal apa yang hendak dibicarakan oleh Gadhing padanya.
"Apa rencanamu, Nasya?" tanya Gadhing dingin.
"Gak ada. Aku hanya menagih janji," sahut Nasya santai.
Tangan Gadhing terkepal erat. "Dengan merusah rumah tangga sahabatmu sendiri? kenapa tak saat aku masih lajang?"
Nasya menoleh menatap Gadhing dengan seksama. "Yakin, mas akan menikahiku saat masih lajang?"
"Tentu saja enggak akan pernah. Tapi kamu tahu kelemahan ku berada pada Bunda," ucap Gadhing merasa geram pada Nasya.
"Apa rencanamu, Nasyama?" geram Gadhing.
Nasya berdiri dan mendekati Gadhing. "Aku akan buktikan kalau ucapan ku kemarin itu benar. Demi Allah, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, Mas. Kamu sendiri yang gak percaya dengan ucapanku hingga membuat aku mengambil jalan ekstrim seperti ini."
"Jangan tuduh istriku, Nasyama!" sentak Gadhing. Wajahnya sudah memerah menahan amarah.
Sebenarnya Nasya takut melihat Gadhing bila sedang marah. Sekuat tenaga mengumpulkan keberania, ia menatap Gadhing tanpa memperlihatkan bila sedang ketakutan.
"Aku bukan menuduh. Tapi aku bicara yang sebenarnya. Akan aku buktikan, Mas. Dan saat semua terbukti, aku pastikan kamu akan jatuh cinta padaku."
"Ck. Percaya diri sekali kamu."
...****************...
Hari telah tiba dimana adalah hari bahagia yang begitu di tunggu setiap pasangan. Memang hari ini adalah hari yang sangat diimpikan bagi Nasya. Tetapi, bukan keadaan yang seperti ini.
Nasya telah cantik mengenakan kebaya putih sebagai pakaian pengantin saat akad nikah dengan hijab senada pula.
Gadhing juga semakin tampak tampan dan gagah mengenakan pakaian pengantin pria. Ia sendiri merasa heran dengan dirinya. Rasa bersalah yang terus menyelimuti hati selama dua hari ini, berubah menjadi gelisah dan gugup menjadi satu.
"Apa, nak Gadhing siap?" tanya penghulu pada Gadhing.
Gadhing berdehem. "Si-siap, Pak."
...****...
"Sah."
"Sah."
Kata sah baru saja di dengungkan. Di dalam kamar, Nasya ditemani Amanda terus saja mengucap kata Hamdallah.
"Selamat, Nasya."
Nasya memeluk Amanda salah satu sahabatnya selain Noni. Amanda adalah anak dari Ricky dan Elsa (cerita mereka ada di novel aku yang judulnya 'Jodoh KEDUA ').
"Makasih, Manda. Doain aku agar menjadi istri yang dirindukan surga," gumam Nasya tak bisa menyembunyikan tangis haru nya.
Amanda meng-amin kan ucapan Nasya seraya mengusap punggung Nasya. Tentu saja ia mengetahui masalah yang tengah dihadapi Nasya.
Bunda Fadia masuk ke dalam kamar langsung memeluk Nasya. "Sekarang kamu telah menjadi putriku yang sesungguhnya, Nak."
"Bunda. Nasya memang putri, Bunda."
Bunda Fadia mengangguk. "Berbaktilah pada suamimu. Luaskan kesabaranmu, luluhkan hati suamimu, Nak."
"Insyaallah, Bun."
Ketiganya keluar dari kamar menuju ruang tamu dimana Gadhing melakukan akad barusan.
Nasya duduk di sebelah Gadhing dengan degub jantung yang bertalu-talu. Memang ini adalah pernikahan tanpa cinta bagi Gadhing, tapi baginya ini adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Gadhing menekan-nekan lutut Nasya dengan jemari nya membuat sang empu menoleh.
"Ubah posisi dudukmu."
"Maksudnya?"
"Duduk ke arahku, Nasyama."
Nasya baru mengerti langsung mengubah posisi duduk ke arah Gadhing. Jantungnya semakin berdegup cepat manakala tangan Gadhing berada di ubun-ubun kepala nya dan membaca doa yang ia ketahui adalah doa setelah ijab kabul.
"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih."
"Artinya: ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya."
Nasya sengaja menikah tepat dihari yang seharusnya adalah pernikahannya bersama Dimas dan tidak ada yang tahu akan rencananya.
...****************...
Dimas dan beberapa perwakilan keluarganya baru saja tiba di rumah Bunda Fadia dimana seharusnya ia dan Nasya melakukan akad nikah. Bertepatan itu pula Noni baru juga tiba di lokasi.
Dimas dan Noni beserta yang lain nya terkejut melihat Gadhing dan Nasya baru melaksanakan ijab kabul.
"Apa-apaan ini?" teriak Noni begitu marah membuat Gadhing dan yang lain nya terkejut.
"Dasar pelakor," pekik Noni hendak menyerang Nasya namun di halangi Gadhing, segera menenangkan istri nya itu.
Sedang Nasya harus diam saja, menahan sakit menyaksikan perlakuan lembut Gadhing pada Noni.
Dimas menatap Nasya penuh arti. "Kenapa kamu lakukan ini?"
"Kamu tahu alasannya, Mas. Kalian telah menyakitiku."
"Gimana dengan, Ibu?"
Nasya menggeleng. "Kalian yang telah membuatku begini."
...*****...
Malam pertama yang seharusnya adalah malam yang ditunggu sepasang pengantin yang baru saja halal, harus urung karena sang pengantin pria lebih mementingkan istri pertama tengah merajuk.
Nasya hanya bisa diam seribu bahasa menatap nanar daun pintu yang sedari tadi tertutup namun berharap segera dibuka dari luar dan menampakkan pria beberapa jam lalu telah menikahinya.
Tetapi sepertinya Nasya tak pantang arang untuk mendapatkan cinta Gadhing dan membuktikan perselingkuhan madu nya dengan Dimas.
"Aku gak akan menyerah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Neulis Saja
Nadya, find by you that she does betrayal
2023-10-11
0
ria
semangat nasya..
2022-10-20
1
Lizye Zahier
thor aq msh penasaran kok bisa fadia sama niko.kmn mas harry kusayang.
smoga nanti ada penjelasanmya
2022-08-18
4