Bima merangkul pundak Yola sesaat. Dan Yola pun merasa sangat senang.
Bruk.
"Aaaaaaaaa."
Tiba tiba Bima mendorong tubuh Yola ke dasar jurang, Yola pun terjatuh.
Bima tersenyum. dia berbalik dan meninggalkan bukit itu.
"Mudahan saja dia langsung mati, atau aku harus memastikannya lagi? tapi jurang ini cukup tinggi. ah sudahlah."
Bima pun masuk ke mobil dan pergi meninggalkan lokasi.
...
...
...
"Ayo kita pulang! hari sudah semakin gelap." Ajak Rangga pada teman temannya. Mereka yang suka jalan jalan dan menggunakan mobil besar untuk berjalan ke tempat tempat yang susah di jangkau dengan mobil biasa sering kali melakukan perjalanan jauh atau menaiki bukit dan berkemah.
"Ayo!" Sahut teman lainnya.
Mereka melalui jalan yang hanya berhamparkan bebatuan karena belum di aspal, sambil menyetel musik anak muda yang lagi hits.
"Eh bro... bulan depan kakakmu menikah kan? apa perlu kami bantu nih sebagai panitia hajatan? tapi ada imbalannya ha ha ha."
"Matre loe ama temen sendiri." Sahut Aldo.
Sedang Rangga memang jarang menanggapi pembicaraan mereka kecuali emang penting.
"Nggak papa matre asal kita ngembantu dengan ikhlas ya nggak Rangga?" Tanya Roni lagi.
"Iya...nggak papa, selagi bermanfaat bagi kalian, manfaatin aja terus." Sahutnya bercanda namun ekspresinya biasa.
"Eh, aku mau foto dulu,dong di atas bukit itu, kayaknya bagus tuh." Aldo meminta berhenti sejenak. Rangga pun menuruti.
"Kenapa berhenti?"
Ucap temannya yang ada di mobil belakang, karena mereka pergi ber delapan.
"Foto yuk!" Jawab Rani.
Mereka semua turun dan berjejer di tepi jurang. Mulai mengambil tongsis dan beraksi.
"Et et tunggu, ini lihat! kayak ada emas ini." Roni memungut sebuah gelang emas dengan buah buah bintang bergelantungan.
"Coba lihat! seperti amas asli ini mah." Aldo pun mengangkat benda itu.
Seperti aku pernah melihatnya? kayaknya sama dengan gelang Yola ya, iya benar.
Hap
"Hey, itu milikku, ngapain Bos kaya, kayak loe pengen emas yang beginian?" Protes Roni.
"Aku mengenal pemilik gelang ini." Ucap Rangga.
"Toloooong!"
Suara sangat pelan dan jauh terdengar dari bawah. Aldo yang mendengar pertama kali pun kaget.
"Tunggu, sepertinya aku mendengar suara wanita." Ucap Aldo.
"Ah masa? ini di hutan do, lihat! tak ada siapa siapa." Ucap Roni.
Aldo terus memusatkan perhatiannya untuk mendengar. Suara minta tolong namun terdengar lemah itu masih terdengar.
"Benar, aku tidak salah dengar." Ucapnya.
"Heeee, ngeri. Roni di ikuti teman lainnya pun masuk ke dalam mobil, kecuali Aldo dan Rangga. Rangga memindai sekitar dan menatap rerumputan.
"Lihat! ini seperti bekas benda menggelinding ke bawah!" Ucap Aldo.
"Benar." Jawab Rangga.
"Siapa?" Teriak Rangga sambil menjulurkan kepalanya menatap jurang.
"Tolong aku!" Suara itu semakin nyaring terdengar.
"Benar ada orang di bawah sana." Ucap Aldo.
"Ayo teman teman, keluarkan tali kita, lalu salah satu dari kita harus turun."
Rangga semakin curiga dan merasa khawatir, dia pun menyimpan gelang di saku celananya dan mengambil tali di mobil.
Hap hap hap.
Rangga dengan gesit mengikat tali itu di mobil, dan tanpa babi bu, menuruti bukit dengan berpegangan tali tersebut mengikuti arah ilalang yang terlihat bekas tertindas benda.
"Semakin turun dan semakin mendengar suara perempuan minta tolong. Dan semakin jelas juga bahwa Rangga memang mengenalnya.
Eng eng eng.
"Yola!" Rangga pun memanggil kakak tirinya itu kaget dan begitu juga Yola.
"Ranggaaaaa, tolong aku!"
Yola yang berpegangan di sebuah batang pohon kecil terlihat pucat.
"Mengapa kau ada di sini, sedang apa kau sendirian?" Rangga pun mengikatkan tali ke pinggang Yola yang terlihat semakin lemas, mungkin karena sudah lama berpegangan di pohon kecil itu.
"Bima, dia jahat."
"Bima?" Rangga jadi heran, kenapa Yola menyebut nama kaka iparnya?
BERSAMBUNG...
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Bey
lanjut Thor g pake lama
2022-08-14
1
Sela Latania
semanagat
2022-08-14
1
Sela Latania
lanjut kak
2022-08-14
1