Seisi rumah Fathir panik, sudah jam 12 malam namun Zahwa atau pun Yola belum pulang, Zahwa memang sudah menelpon rumah beberapa kali, namun karena belum menemukan Yola dia pun kembali mencari Yola di beberapa rumah temannya.
"Ma, aku akan mencari Yola." ucap Fathir.
"Aku akan menemani kak Zahwa." ucap Rangga yang khawatir dengan kakaknya.
Fathir menaiki mobil, sedang Rangga juga pergi namun hanya menaiki motor.
Mereka pergi dengan tujuan berbeda.
Sementara Zahwa tampak sedang minum teh hangat di sebuah warung pinggir jalan dekat Losmen.
"Neng, kok malam malam begini masih keluyuran." ucap Bibi tukang warung.
"Saya sedang mencari adik saya yang sedang merajuk Bu, saya sudah mencarinya ke sekeliling kota ini, ke rumah teman temannya juga, namun saya belum menemukannya."jawab Zahwa.
"Alaaah Neeeng ngapain di cari cari? mending temenin Abang yuk! nanti bekal abang kasih tips besar gimana?" goda seorang pengunjung warung itu terlihat mes*m.
Bruk
Sebuah tonjokan mengenai pipi lelaki itu, lelaki itu pun kaget dan menoleh.
"Siapa kau?" ketus lelaki itu.
"Jangan main-main dengan kakakku, berani-beraninya kau mengajaknya macam macam dengan mulut kot*r mu itu!" Rangga sangat marah ketika ada orang lain yang menghinakan kaka nya.
"Rangga, sudah, ayo!" Zahwa pun mengajak Adik nya pergi dan meninggalkan uang 200ribu buat lelaki yang di pukul Adiknya tadi. Juga membayar minum 100 ribu buat bibi warung.
"Lhooo itu tadi kan Bos Rangga Mahendra Linggar pratama? Ceo muda, Bos besar perusahaan keluarga Linggar kan?" tanya Bibi pada anaknya yang lagi asyik main Hp.
"Mana Ma? masa Ma?"
Anaknya pun ikut celingukan menatap kepergian Zahwa dan juga Rangga.
"Aaaah si*l," umpat lelaki yang di tonjok Rangga.
"Loe juga asal nyerocos, tau aja dia pakai baju syar'i gitu, masa mau loe embet juga, sekarang kena batunya kan?" ucap anak Bibi.
"Tapi lumayan 200 ribu buat ngelanjutin ngehaluku 5 hari ha ha." lelaki itu pun mencium cium uang pemberian Zahwa.
Malam semakin larut, akhirnya Zahwa dan Rangga pulang ke rumah tepat jam 3 malam. begitu juga Fathir sudah berada di rumah saat mereka datang.
"Assalamualaikum, Ma, Pa." sapa Zahwa lunglai dan lemes.
"Wa alaikum salam." jawab mereka barengan.
"Kemana dia? mengapa dia tidak ada di mana mana?" tanya Fathir.
Mereka terus bercengkrama sambil duduk di sofa ruang tamu hingga Zahwa dan Rangga pun tertidur begitu jg Fathir, dengan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
Shaina mengambil wudhu dan sholat tahajud 4 rokaat.
***
"Kak Zahwa...aku hari ini izin saja ya... kepalaku pusing banget nih, kakak berangkat aja." ucap Yola saat terbangun dari tidurnya.
"Mmmm."
Hap
"Kak, sesak nih, ngapain peluk peluk?" protes Yola saat tubuhnya di peluk erat dari belakang. Yola pun ingin menarik tangan yang melingkar di perutnya.
Hah? kok kasar gini ya? apakah tangan papa?
Dia pun membuka matanya lebar.
Hah, kenapa aku tidak memakai baju lengan panjang? biasanya kan kalau tidur aku slalu memakai piyama serba panjang.
Lirih hatinya.
Dia pun membuka selimut yang menutupi badannya.
Hah? kenapa aku tidak mengenakan baju?
Tak hanya sampai di situ dia merasa takut takut untuk berbalik kebelakang, namun dia penasaran, siapa orang yang memeluknya sekarang.
"Siapa dia ini?" gumamnya.
"Sayaaang, udah bangun?"
Suara itu menghempaskan Yola dari langit ke tujuh ke dasar laut yang sangat dalam, dan kini Yola memutar otak apa yang dia lakukan sebelum ini?
Yola pun mengulang memory, dan dia mulai menyadari apa yang dia lakukan di detik terakhir sebelum dia tertidur.
"Aaaaaaaaaaaa."
Yola berteriak histeris dan menutup telinganya sendiri.
Bima yang masih males membuka mata pun terbangun dan kaget.
"Sayang, ada apa? kok teriak?" tanya Bima kesal, karena lengkingan suara Yola terdengar sampai ke penghuni sebelah.
"Kau apaan aku? mengapa aku ada di sini?" tanya Yola sambil memeluk selimut erat untuk menutupi tubuhnya.
"Bukankah tadi malam kau yang minta? aku hanya ingin menidurkan mu di sini, namun kau sendiri yang menarik ku ke dalam pelukanmu." Bima membela dirinya.
"Tidak mungkin, itu tidak mungkin hik hik hik kau jaha**aat, kau baji**an, kau jaha*t." Yola terus menangis dan meronta tak karuan.
"Sudahlah, kau diam dulu, kita bicarakan baik baik." Ucap Bima.
"Kau harus bertanggung jawab, kalau kau tidak bertanggung jawab, aku akan melaporkanmu ke polisi. hik hik hik." ancam Yola.
"Iya, kau tenang saja, aku akan menikahi mu."
Aku harus bisa menenangkannya dulu. Nanti aku akan men ari cara untuk menyingkirkannya.
Ucap Bima.
"Sekarang kau mandi dulu, kau harus ke kampus kan?" Tanya Bima sambil membelai rambut Yola.
Yola pun berdiri.
"Aduuuh, periiih." ringis nya sambil memegangi Mahkotanya.
"Sini!" Bima pun menggendong Yola memasuki kamar mandi Hotel.
"Kau keluar dulu!" perintah Yola.
"Kita mandi bareng yuk!"
"Nggak mau, keluaaaar! huaaaaaaaa." Yola kembali menangis tersedu sedu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments