Bima sudah berada di rumah kembali dan mulai Chat dengan Yola.
"Hai boleh kenal lebih jauh?" Tanya Bima di chat pertamanya.
"Siapa?" Tanya Yola yang bingung.
"Aku... yang kau tabrak tadi malam," Balas Bima.
"Oooh, maaf, aku akan mentransfer uang ganti lecet motormu kemaren, berapa nomor rekening mu?" Tanya Yola.
"Tidak usah, kau bisa menggantinya dengan satu syarat kok," Jawab Bima.
"Syarat apa?" Tanya Yola penasaran.
Yola pun sambil membalas Chat tersenyum senyum sendiri.
"Dengan menemaniku makan siang Lusa gimana?" Tanya Bima.
"Ada apa Yola? kok senyum senyum sendiri?" Zahwa yang sedang melipat baju yang masih menumpuk di keranjang pun jadi kepo.
"Nggak kak, ini cuma chat ama temen, lucu," Jawabnya
Yola sama Bima masih chat hingga larut malam, sementara Zahwa sudah mulai terlelap ke dalam mimpi indahnya.
Pagi yang indah, seisi rumah Zahwa sudah rapi dan bersih.
"Ma, aku berangkat dulu ya!hari ini ada pak kuliah dadakan, padahal kemaren Dosennya udah bilang nggak masuk, mendadak gini males banget. Kalau bukan Dosen killer itu, mana mau aku masuk kuliah, mata kuliah ini yang nggak bisa aku tinggalin." ucap Yola.
"Baik Yola, hati hati ya?"
"Emch"
Shaina pun mengecup Yola, walau pun dia hanya anak sambung, namun Shaina slalu berusaha untuk berlaku adil pada Yola, namun Yola sering merasa iri dengan Rangga dan juga Zahwa dalam diam.
Tepat jam 10 pagi.
"Assalamualaikum, apa udah kumpul ya?" Suara Mita memecah keheningan ruang tamu.
"Eh Tante, masuk!"
Zahwa yang kebetulan mendengar pun menyambut ke datangan Mita dan juga Ezra.
Ezra langsung menatap wajah cantik Zahwa yang sedikit di riasi mike up tipis.
Hatinya berdebar-debar, ada goncangan yang seakan hampir meledak.
Ya Tuhaaan apa ini?
Lirihnya bingung.
Sementara Zahwa bersikap biasa, karena memang dia tidak menatap Ezra yang sedang memperhatikannya.
"Eeeh Mbak sudah datang?"
Mita yang mendengar sapaan Shaina dari balik pintu dapur pun menyusul ke dapur. Sementara Zahwa dan Ezra di tinggalkan begitu saja di ruang tamu.
"Silahkan duduk Tuan!"
Ucap Zahwa salah tingkah. Dia pun mengambilkan air mineral yang ada di dekat situ.
"Kamu semester berapa?" Tanya Ezra.
Dia memberanikan diri agar tidak terlihat gugup.
"Udah habis ko, sisa membetulin Skripsi doang." Jawab Zahwa sambil terus menunduk.
Dret dret
Hp Ezra bergetar, dia pun segera mengangkatnya.
"Helo Sayang, ada apa?"
Suara Ezra tampak mesra, Zahwa yang mendengarnya pun merasa tidak enak hati, seakan mengintip orang lagi bermesraan. Namun dia memaksa untuk tetap tenang dan duduk di sebrang Ezra.
"Antar aku ke kampus dooong Yank!" Rengek Zaira di sebrang telepon.
"Nggak bisa hari ini, hari ini aku ada kerjaan nih, aku bantuin Ummi, Dia juga minta di temenin ke tempat sahabatnya, aku nggak bisa nolak, besok aja ya?"
"Yaaa...baiklah emmmmmch."
Seketika Zahwa merasa risih sendiri mendengar wanita di sebrang sana mengkiss Ezra. Walau pun cuma dalam telepon.
Apa mereka sejauh itu? masa Tante Mita tak ngelarang?
Batin Zahwa.
Sementara Ezra merasa salah tingkah karena Zahwa pasti salah paham dengan Kiss by jarak jauh Zaira tadi. Ezra sudah menutup telwponnya.
"Kamu di kampus yang kemaren kita ketemu kan?" Tanya Ezra basa basi.
"Ketemu? di mana? perasaan kita nggak pernah ketemu selain di gedung perusahaan mamamu." Ucap Zahwa.
Oooh jadi dia lupa saat Zaira menabraknya.
Lirihnya merasa lega.
"Oooh, apa aku salah orang ya?" Ezra pura pura menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.
"Mungkin?" Jawab Zahwa.
"Naaah, kalian ngomongin apa sih?"
Mita yang tiba-tiba datang nyamperin mereka membuat Ezra kaget, karena dia terus menatap wajah ayu Zahwa.
"Mi, acaranya kapan? nanti siang ada acara sama temen, diskusi masalah Skripsi." Ucap Ezra.
"Bentar lagi mungkin, nunggu mempelai lelakinya, masa kamu yang nggak sabaran kan yang di lamar Zahwa hi hi hi." Sekali lagi Mita menggoda anak kesayangannya itu.
"Nggak Mi, kan Ezra udah bilang ada acara." Jawabnya membela diri.
"Kalau Tuan sibuk, nggak papa kok?" Ucap Zahwa merasa tidak enak, pasti dia pengen nemuin pacarnya, mungkin Zahwa berpikiran gitu.
"Assalamualaikum..."
Tiba tiba rombongan sudah ada di teras rumah.
"Wa alaikum salam."
Shaina, Mita dan juga Zahwa menyambut ke datangan tamu ke depan rumah, sementara Fathir memang sudah dari tadi ada di halaman.
"Masuk ayo!"
Mereka pun duduk di Sofa yang sudah di sediakan, Fathir sengaja membeli lagi Furniture baru biar tamu duduk semua di sofa.
Lelaki itu? bukankah dia Bima? Lelaki yang suka mempermainkan wanita di kampus, pacarnya pun ada di mana mana? apa Tante Shaina tidak salah orang? atau bukan dia lelaki yang ingin di jodohkan dengannya?
Batin Ezra saat melihat lelaki yang sangat dia kenal, karena mereka satu kampus. Ezra pun celingukan menatap teras, mungkin saja ada lelaki lain selain Bima.
"Ada apa Z'ra, cari siapa?"
Mita heran dengan anaknya, tamu ada di hadapan malah Ezra menatap celingukan keluar sana.
"Nggak Mi, oh ya, calonnya yang mana?" Bisik Ezra penasaran.
"Tentu saja yang itu, tampan kan?" Puji Mita.
Seketika hati Ezra merasa galau, ada perasaan kesal, tapi kenapa? apa Ezra mulai perduli dengan Zahwa?
"Terimakasih atas jamuan nya ya..." Ucap Mama Bima yang terlihat bahagia.
Tentu saja bahagia, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan mantu yang sangat di idamkan semua emak emak sedunia.
"Kami juga terimakasih banyak kalian berkenan menjadi bagian dari keluarga kami." Ucap Fathir ayah Zahwa.
Mereka pun bercengkrama cukup lama, banyak hal yang di bahas, namun Ezra tidak fokus, dia terus memandangi Bima, begitu juga Bima, walau mereka tidak terlalu kenal, namun tentu mereka tau satu sama lainnya.
"Tante, boleh permisi ke toilet?" Ucap Bima tiba tiba, dan ini menjadi kesempatan bagi Ezra.
"Iya, sebelah kanan sana ya." Ucap Shaina sambil menunjuk arah dapur.
Bima berjalan ke kamar mandi tak berapa lama Ezra menyusul.
Bima sudah masuk Toilet dan terdengar berbisik. Mungkin sedang menerima telepon dari pacarnya.
"Sudah aku bilang, hari ini jangan menghubungi aku! aku lagi sibuk, nanti malam pasti aku ke sana."
Entah mengapa Ezra penasaran dan menempelkan telinganya di pintu kamar mandi. Ezra mendengar pembicaraan Bima walau hanya sepihak.
Bibi yang ingin masuk ke dapur sehabis mengantar minuman pun mengurungkan niatnya, karena melihat Ezra mengintip. Bibi takut Ezra malu, Bibi memutuskan berdiri saja di depan samping pintu dapur dengan pura-pura merapikan bunga yang ada di situ.
Ceklek
Pintu di buka, dan Ezra sudah menjauh dari pintu, namun masih berdiri cukup dekat.
"Kau?" Tanya Bima heran.
"Bima, kau Bima kan? apakah kau yang akan melamar Zahwa?" Tanya Ezra.
"Ya, ada apa?" Tanya Bima.
"Aku harap kau serius, dan membuang semua wanita mu itu!"
Pinta Ezra, entah dari mana keberanian seperti itu datang, mengapa dia perduli begitu?
"Kau siapa? keluarga Zahwa?" Tanya Bima.
"Itu... aku hanya sahabatnya, aku hanya memperingati mu." Jawab Ezra lagi.
"Heh, sok-sok-an."
Bima pun berjalan melalui Ezra dengan menabrak tubuh Ezra.
"Awas kau!" gertak Ezra.
"Kau kira aku mau di jodohkan, paling juga berakhir di bak sampah.Heh," Balas Bima.
Ezra ingin menjawab, namun Bima sudah keluar dari dapur.
Semua itu tak luput dari pendengaran Bibi.
Ya Allah, apa itu tadi?
Batin Bibi bingung dan mencoba mencerna perkataan mereka berdua.
Ezra hanya bisa mengepalkan genggamannya.
Mengapa dia merasa marah?
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
🐧ig.@ρтуᴄᴀʟᴀᴍ🔥✔️
aduh Bima, jahat sekali dirimu🥺
2022-10-09
0