Diba dan Zahwa sudah sampai di Kafe kaganangan.
"Bu, maaf, apakah disini ada CCTV?" Tanya Zahwa pada pemilik warung.
"Maaf nak, kami tidak punya, emang ada apa ya?" tanyanya.
"Ada sesuatu yang perlu aku pastikan Bu, oh ya Bu, apakah tadi malam ada gadis minum minum di sini? dia memakai kerudung Bu."
tanya Zahwa penuh harap.
"Kalau gadis banyak, kalau pakai kerudung ada beberapa," jawab ibu itu.
"Kalau wanita pingsan dan di gendong saat pulang apakah ada juga bu?" tanya Diba.
"Ada, kalau itu aku sangat ingat, kata temannya sengaja di kasih obat tidur, temen temennya yang lain ngegosip saat mereka berdua sudah pergi dari sini." ucap Ibu itu lagi.
"Apakah ibu ingat wajah Gadis itu?" tanya Zahwa.
"Aku kurang jelas Nona, apakah kira kira kalian mencari orang itu?" tanya Ibu lagi.
"Iya Bu, coba lihat ini!" Zahwa pun memperlihatkan foto dirinya dengan Yola.
"Iya, kayaknya orang ini, agak kurus kurus gini juga." ucap ibu itu.
"Benarkah? apa Ibu tau mereka mau ke mana?" Zahwa kini bersemangat, walau dia sangat berharap itu bukanlah Yola.
"Nggak tau Nona, cuma teman teman lelaki itu sempat bilang gini 'Bima bersemangat sekali karena dapet barang bersegel lagi'
Mereka pun tertawa berjamaah Nona."
"Bima? nama lelaki itu Bima?"
Ah pasti hanya kebetulan saja.
Gumam Zahwa.
"Iya Non, aku masih sangat ingat wajah lelaki itu."
Zahwa ragu ragu ingin memperlihatkan foto Bima waktu acara lamaran.
"Bima? Za, bukankah nama calon mu juga Bima? ayo Za! coba perlihatkan foto Bima sama Ibu ini!" Saran Diba pada Zahwa. sedang Zahwa terlihat gugup dan harap harap cemas.
"I...iya," Zahwa pun membuka foto barsama keluarga saat lamaran.
"Ini Bu, apakah di sini ada foto lelaki itu?"
"Hmmmmm....ini, iya benar, orang ini." ibu itu pun menunjuk foto Bima.
"Ah." Zahwa lemas, dia pun duduk di kursi dekat dia berdiri samping kasir warung kopi.
"Zahwa, kita selidiki dulu, apa benar yang di bawa Bima itu Yola, sebaiknya kau tanya Yola saja. Oh iya, kenapa Yola melakukan ini? bukankah dia tau kalau Bima tunangan mu?" tanya Diba.
"Terima kasih bu, kami permisi," Ucap Zahwa mencoba berdiri, tanpa menjawab pertanyaan Diba.
Sesampainya di motor mereka.
"Yola tidak tau, karena waktu lamaran, dia ada kuliah bersama Dosen killer nya. dia takut izin saat itu."
"Oooh, jadi mereka belum pernah bertemu?"
tanya Diba.
"He eh."
"Ayo! kalau begitu kau tanyakan langsung saja sama Yola, mungkin dia akan mengakuinya. sebelum terlambat."
Mereka pun menaiki motor masing masing dan pergi.
Mereka berpisah di persimpangan karena arah tujuan berbeda.
"Assalamualaikum." Zahwa sudah sampai rumah.
"Wa alaikum salam. Lho, katanya hari ini telat datang, kok malah pulang lebih cepat?" Tanya Shaina heran.
"Iya ma, rapatnya di tunda, Yola mana ma?" Zahwa belum memikirkan apa yang harus di lakukan nya pada Yola, entah mengapa saat ini dia hanya ingin melihat wajah adik seayahnya itu.
"Belum datang Zahwa, ada apa? emang kalian tadi nggak ketemu?"
"Kami kan beda jurusan Ma. Zahwa mau ke kamar dulu."
...***...
"Bima...aku peringatkan padamu, jangan kau bermain main dengan Zahwa anak Tante Shaina! Kau akan menyesal kalau berani melukainya!" Ancam Ezra pada Bima saat Bima asyik ngobrol dengan teman teman sehaluan nya.
"Hey cowok dingin, sejak kapan loe urusin hidup orang lain, selama ini pacar loe aja di embet embet orang loe nggak perduli!"
Bima sering ke kampus Linda dan melihat Zaira bergelayutan di tubuh kawan prianya.
"Tidak usah membelokan percakapan kita, kau ingat saja baik baik."
Ezra pun pergi meninggalkan Bima.
"Hey...apakah kau mau menggantikan ku menikahi wanita tak bernasab itu? ha ha ha ha." Bima tertawa di iringi tawa kawanan yang lainnya.
Ezra pun mengepalkan tangannya erat, dia mencoba menahan emosi, entah mengapa, dia sangat marah saat Zahwa di hina.
Ezra menarik nafas dalam dan menghempaskan nya.
"Bima, kalau kau menolak perjodohan itu, sebaiknya kau batalkan saja." Ucap Ezra sambil sedikit berjongkok mendekati Bima.
"Aku ingin bermain main dulu dengannya, apa kau ingin bersaing denganku? siapa yang akan memenangkan hatinya heh?" Bima menantang Ezra untuk mendapatkan hati Zahwa.
"Kau adalah tunangannya, jadi aku tidak ada hak untuk mendekatinya, kau camkan saja kata kataku, berhenti bermain dengan wanita lain, dan fokus saja ke pernikahanmu yang sisa 2 bulan lagi."
Ezra pun pergi meninggalkan Bima.
"Kau lihat saja nanti, mungkin aku akan membuka segelnya dan mencampakkannya begitu saja, dan mungkin kau ingin memungutnya silahkan!"
Teriak Bima. Hati Ezra terasa terbakar mendengar ocehan Bima, namun dia terus melangkah menjauh.
BERAAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Umi Syifa
semangaattt
2022-09-15
0