Yola sudah sampai di rumahnya, dia pun membuka pintu pelan seakan akan dia takut ketahuan.
"Yola!"
Namun tiba tiba suara Fathir sang ayah menggelegar bagai petir di siang bolong mengisi ruangan besar itu. Rupanya Fathir sudah bangun dan duduk manis lagi di ruang tamu habis sholat subuh berjamaah. Shaina dan Zahwa yang masih melipat mukena di kamar pun kaget dan segera menengok keluar.
"Ke mana kau tadi malam?" bentak Fathir sang ayah, kini emosinya kembali meluap-luap.
"Beng, sudah ayo! Zahwa, tolong kau urus!"
Shaina pun menarik dan memeluk Fathir membawanya ke kamar, namun Fathir tidak mau, dengan susah payah Shaina berusaha membujuk, hingga mau melangkah selangkah demi selangkah.
"Ayo kita ke kamar!" Ajak Zahwa pada Yola.
Zahwa melangkah mendahului Yola, sementara Yola di paksa paksakan berjalan normal selangk***n nya terasa perih.
Yola dan Zahwa sudah di dalam kamar.
Zahwa menutup pintu.
"Yola...tolong jawab jujur!" pinta Zahwa.
"Apa yang harus aku katakan sih?" jawab Yola seakan tak terjadi apa apa.
"Tadi malam kamu ke mana? tidur di mana?" Zahwa menatap mata Yola tajam, sedang Yola berusaha mengelak tatapan Zahwa sambil pura pura melepas satu persatu kerudung dan pakaiannya.
"Di tempat teman, tak mungkinlah aku tidur di teras mesjid kan?" ucapnya ketus.
"Teman yang mana? kok nggak ngabarin? kami semalaman mencari mu, papa, Rangga, aku, kami keliling kota ini mencari mu Yol!" ucap Zahwa lagi menahan kesal di hatinya.
"Kenapa harus di cari sih? aku bisa jaga diri sendiri kok." jawabnya dengan nada yang sungguh tidak mengenakkan.
"Kau enak tidur di rumah teman, sementara kami keluyuran kayak pengemis, bahkan kak Zahwa hampir di lecehkan orang gara gara mencari mu sendirian."
Tiba tiba Rangga nongol di depan kamar mereka, entah sejak kapan dia berdiri di sana.
"Salah sendiri, siapa yang nyuruh mencari ku." jawabnya lagi.
Membuat Rangga sangat kesal.
"Kalau bukan karena kak Zahwa, aku pun tidak sudi mencari mu, heh, kau ingat ini baik baik, suatu hari nanti kalau kau mendapat kesulitan, jangan pernah mencari ku atau minta bantuan padaku. Ingat itu!" Rangga benar benar emosi.
"Ya... aku tidak akan pernah minta bantuan mu, lagian kau dan aku bukan siapa siapa." sahut Yola, yang membuat darah Rangga kembali mendidih hebat.
"Sudah sudah, Rangga, kau ke kampus kan? cepat sana!" Zahwa coba menengahi.
Rangga pun pergi meninggalkan kamar Zahwa dan Yola.
"Yola, ayo mandi dan makan! hari ini apa kau ke kampus?" Zahwa coba menetralkan suasana yang sempat memanas.
Bruk
Yola menabrak pundak Zahwa sambil membawa handuk dan masuk ke kamar mandi.
Zahwa pun ke luar dan menutup pintu.
"Ma, aku berangkat dulu, mungkin hari ini agak telat pulang, karena ada acara yang kami susun untuk magang dan juga lainnya." Zahwa pun salim dan pamit kepada kedua orangtua nya.
...***...
Zahwa sudah sampai di kampus terlihat beberapa orang pun menatapnya sinis.
"Oooh, ternyata anak ibunya sudah datang ya!"
Teriak Zaira yang masih sakit hati karena Ezra lebih membela Zahwa waktu itu.
"Ya kita semua kan anak ibu, masa keluar dari burung ayah ha ha ha." tawa temannya yang lain.
"Bukan begitu siiih, dia kan bernasab pada ibunya, alias nggak punya ayah hi hi hi. Hussst dia datang."
Zaira sengaja meninggikan suaranya karena ingin menjatuhkan harga diri Zahwa, sementara Zahwa hanya menunduk berusaha tidak memperdulikan mereka.
"Hey...Zairaaaa." teriak Linda yang baru datang dari depan gerbang.
"Aku punya kabar lagi nih, tadi Bima nelpon, dia minta saran, katanya tadi malam dia dapet yang segelan, tapi dia bingung harus gimana, mana perempuan itu akan menuntutnya kalau dia tidak menikahinya." teriaknya nyaring.
"Oh ya... trus loe ngomong apa?" Zaira penasaran.
Zahwa yang tak begitu jauh pun mendengar pembicaraan itu.
Bima? apakah Bima calonku?
Ah, tidak mungkin, mungkin saja ada banyak nama Bima kan?
Zahwa pun berjalan meninggalkan tempat itu.
"Ya aku suruh aja seperti biasa, kasih uang yang banyak, nanti dia juga bekal kayak gue ha ha ha." tawa Linda di ikuti teman temannya yang lain.
"Tapi loe tau nggak siapa ceweknya?" tanya Zaira.
"Katanya sih orang kampus kita sini juga," jawab Linda lagi, dia juga penasaran.
"Coba loe minta fotonya, pasti ada foto kan?" saran Zaira.
"Oh iya ya, kenapa aku lupa?"
Linda pun mengirim pesan mungkin meminta foto wanita itu.
klok
Pesan masuk di HP Linda.
"Ini pasti dia."
Linda membuka pesan dari Bima.
"Aaaaaa, busyit, dia????." teriak Linda.
"Apaan sih, foto apa ya?" tanya Zaira sambil mendekat.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments