Sengaja Pamer Untuk Ajang Balas Dendam

Setelah sampai di mension, Michelson lantas menggendong tubuh, Rose yang sedang asik menyirami tanaman di halaman rumah.

"Hey, Daddy. Apa yang kamu lakukan? turunkan aku, malu di lihat para pelayan."

Rose celingukan kanan kiri melihat sekeliling.

Michelson lantas menurunkan, Rose.

"Mommy, i love u."

"Ist genit amat, Daddy. Sepertinya sedang bahagia sekali? apakah Daddy menang tender?"

"Mommyku, sayang. Aku bahagia karena memiliki istri sepintar dan secerdas dirimu."

"Hem, sepertinya kalau sedang merayu seperti ini ada maunya dech."

"Nggak, sayang. Ayok kita duduk dan aku akan ceritakan hal yang sangat membuatmu bahagia."

Michelson meraih jemari tangan Rose dan membawanya duduk di pangkuannya.

Dia bercerita tentang berhasilnya membongkar penyamaran, Siska.

"Wah, Daddy hebat dech."

"Bukan aku yang hebat, tapi kamu mom. Jika kamu tak terus mengatakan kecurigaanmu pada, Mika. Pasti aku tak lekas dan membiarkan, Mika tetap bekerja di kantor."

"Hem, jadi rencana Siska menyamar ingin mendekatimu, Daddy. Aneh juga ya, bukannya dia sudah menikah dan punya anak bersama dengan, Raymond?"

"Entahlah, mom. Aku sendiri juga heran dengan saudara tirimu itu."

"Berita yang sangat bagus, aku senang mendengarnya."

Rose sama sekali tak menyangka jika sifat adik tirinya sungguh sangat buruk dan murahan.

"Daddy, aku akan kerumahku yang dulu."

"Memangnya ada apa kamu ingin ke rumah, Siska?"

"Sebenarnya itu rumah peninggalan orang tuaku, bukan rumah Siska. Hanya mereka mengambil paksa dariku. Aku hanya ingin mencari tahu saja kebenaran berita tentang ini."

"Hem, berarti kamu tak percaya dengan ceritaku barusan?"

"Percaya sekali, suamiku tersayang. Aku ingin apa ya?"

"Hhhhaa aku tahu aku tahu, ingin memberi satu balasan setimpal kan?"

"Hem iya seperti itulah, sudah lama kan aku tak melakukan hal ini sejak aku di sibukkan dengan segala urusan butik dan pabrik garmenku."

"Ya sudah, kamu yang hati-hati saja ya mom. Jangan lupa bawa beberapa orangku untuk selalu menjagamu."

"So pasti itu, Daddy."

Saat itu juga, Rose berdandan sangat cantik dan memakai perhiasan yang sangat mahal. Berpakaian indah yang tentunya harga pakaiannya juga mahal. Semua yang di kenakan adalah barang-barang branded.

Rose melajukan mobil sportnya dengan kecepatan sedang, dan di belakangnya mobil body guardnya.

Hanya beberapa menit saja, Rose telah sampai. Dia sengaja mengumpulkan para tetangganya di depan pelataran rumah almarhum papahnya.

"Wah, Rose. Sekarang penampilan kamu sungguh sangat berbeda sekali."

"Iya, Rose. Kamu terlihat bagaikan seorang putri raja, dan penampilanmu glamour."

Beberapa tetangga memuji, Rose.

"Terima kasih, ibu-ibu. Bagi semuanya saja, saya sengaja datang ke tanah kelahiran saya ini untuk berbagi rezeki dengan para tetangga yang dulu telah baik pada saya, selama saya ada di kampung ini."

"Saya takkan melupakan budi baik kalian semuanya. Dimana dulu saya selalu di siksa dan di buat menderita oleh ibu tiri dan adik tiri saya, tapi kalian selalu bantu saya."

Usut punya usut, kehidupan Rose tempo dulu memang sangat menderita. Dia harus bekerja keras demi ibu tiri dan adik tirinya. Tetapi dia sering kelaparan, dan para tetangga yang selalu menolong.

Di saat Rose sakit pun ada saja yang menolong. Makanya setiap seminggu sekali, Rose sengaja mengadakan amal di kampungnya.

Kali ini dia sengaja mengumpulkan warga di pelataran rumahnya. Hal ini membuat riuh rame terdengar hingga di dalam rumah.

"Brisik amat, ada apa sih di luar?"

Siska beranjak bangkit dari ranjang dan mengintip dari balik hordeng jendela kamar.

"Ka Rose, untuk apa dia mengumpulkan warga di pelataran rumah! pantas brisik banget, ganggu waktu tidurku saja!"

Hal serupa juga di rasakan oleh, Merry. Dia merasa terganggu dengan situasi di pelataran rumah.

Baik Mery maupun Siska lekas keluar rumah dengan tujuan ingin mengusir, Rose.

"Heh anak barbar! kenapa kamu membuat onar di halaman rumahku?"

"Whats, rumahmu? apa tante telah hilang ingatan? jika rumah yang kalian tempati adalah peninggalan mendiang orang tuaku! kalian hanya menumpang saja, masih untung aku tak mengusir kalian!"

"Sombong banget sih kamu, Ka Rose. Jangan mentang-mentang sekarang kamu sudah punya segalanya lalu sengaja pamer pada kami!"

"Sombong kamu bilang? apa kamu lupa, kamu juga iri dengan kondisiku yang sekarang kan? bahkan rela menyamar merubah diri sepertiku hanya ingin merebut suamiku!"

'Kamu pikir sifat suamiku seperti sifat, Raymond yang mudah tergoda? yang ada kamu malu kan? kedokmu terbongkar?"

Terus saja Rose membalas semua perkataan dari, ibu tiri dan adik tirinya. Sedangkan para body guardnya sibuk membagikan sembako dan amplop pada para tetangga.

"Hay, Rose. Bagaimana kabarmu? paman kangen sekali dengan dirimu, kebetulan kamu kemari."

Paman Sam sok baik pada, Rose.

Akan tetapi Rose telah paham dengan sikap pamannya tersebut, sehingga dia tak terkecoh.

Rose hanya tersenyum sinis pada saat di sapa oleh, Paman Sam.

"Rose, paman ingin meminta bantuan padamu. Pastinya kamu bisa dong, bantu?"

"Paling duit kan?" Rose mencibir paman tirinya.

"Bukan, Rose. Paman butuh pekerjaan karena sudah lama menganggur."

"Maaf, ya. Saya ini bukan sebuah yayasan yang membuka lowongan untuk tenaga kerja. Lagi pula sejak kapan anda minta tolong pada saya?"

"Maaf saja, anda ini juga bukan paman kandung saya. Lebih tepatnya anda paman dari, anak si pelakor itu."

Rose melirik sinis pada ibu tiri dan adik tirinya.

"Hey, Rose. Dunia itu berputar, tak selamanya kehidupanmu selalu di atas. Jadi jaga sikapmu, bagaimana pun aku pernah merawat dan membesarkanmu!"

"Hhhaaa merawat apa? aku saja sempat di buang di luar negeri supaya kamu berhasil mengeruk semua kekayaan almarhum papahku."

"Kamu pula yang menghabiskan semua peninggalan orang tuaku. Memangnya mau apa? aku hormat padamu, seorang wanita yang telah merebut papahku hingga mamahku bunuh diri? jijik sekali jika aku harus hormat pada pelakor!"

"Aku tidak takut dengan ucapanmu, selagi berbuat baik yang kuasa akan memberikan berkat yang terus mengalir."

"Tidak sepertimu yang mengajarkan hal buruk pada anakmu untuk mengikuti jejakmu menjadi seorang pelakor!"

Merry sangat geram mendengar hinaan dari, Rose. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, karena banyak tetangga di sekitar Rose yang sedaro tadi membelanya.

"Buat semuanya, berhubung sudah kebagian semua. Saya permisi dulu ya. Minggu depan kita bertemu lagi di sini dan saya akan memberi sesuatu yang sangat berkesan untuk semuanya."

Rose pun melakukan mobil maticnya di ikuti oleh mobi para body guardnya.

"Lihat kan, mah! dia bahagia di atas deritaku!"

"Itu salahmu sendiri, kenapa pula penyamaranmu bisa terbongkar dengan cepat?"

"Mamah! masih belum sadar juga dengan apa yang telah mamah lakukan padaku!"

Ibu dan anak ini terus saja saling adu mulut, keduanya tidak ada yang mau mengalah. Sementara, Paman Sam melenggang pergi setelah usahanya merayu Rose tak berhasil.

Terpopuler

Comments

Eni Sulastri

Eni Sulastri

kurang greget ya terkesan buru buru

2022-10-09

2

Rama Blaem Blaem

Rama Blaem Blaem

lah paman sam paman tirinya toh?? kirain pman kndungnya😇😇

2022-10-05

1

Cleo Tan

Cleo Tan

bagus ka

2022-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Terbongkarnya Sebuah Perselingkuhan
2 Di Salahkan
3 Rasa Kecewa
4 Berdebat
5 Mendadak Menikah
6 Sukses Membuat Iri Banyak Orang
7 Aksi Balas Dendam
8 Masuknya Sherly Di Dalam Butik, Rose
9 Pengakuan Siska
10 Penyamaran Siska
11 Kecurigaan Rose
12 Terbongkarnya Penyamaran Siska
13 Sengaja Pamer Untuk Ajang Balas Dendam
14 Rose Hamil
15 Rose Tak Mengindahkan Peringatan Michelson
16 Rasa Iri Yang Berkelanjutan
17 Gagal
18 Lolos Dari Bahaya
19 Asisten Pribadi Untuk Rose
20 Celine Terluka
21 Keusilan Rose
22 Aksi Brutal Rose
23 Berhasil Menyelamatkan Celine
24 Takut Kehilangan
25 Semakin Cinta
26 Kembali Berulah
27 Usaha Rose
28 Bertemu Juga
29 Rose Di Serang Lagi
30 Sedang Galak
31 Celine Mulai Beraksi
32 Daya Tarik Angel
33 Terjadi Baku Hantam
34 Jujur Juga
35 Misi Penyelamatan
36 Makam Almarhum Papah
37 Si Cerdik Rose
38 Mulai Was-Was
39 Kehilangan Ide
40 Merry Meninggal
41 Proses Pemakaman
42 Bertambah Bukti
43 Dinner Romantis
44 Kenyataan Yang Menyakitkan
45 Bertemu Pengacara
46 Di Tangkap Polisi
47 Taktik Balas Dendam Rose
48 Kecerdasan Rose
49 Ngidam
50 Terapi Kaki
51 Rose Sakit
52 Suami Idaman
53 Kebakaran Garmen
54 Pemakaman Jason & Reyhan
55 Mamah Berta Bisa Bicara
56 Siska Mendapat Pekerjaan
57 Kesombongan Siska
58 Gagal Total
59 Ulah Gila Siska
60 Rose Di Culik
61 Pertolongan Datang
62 Sudah Lega
63 Mulai Membalas Dendam
64 Menolong Seorang Gadis Kecil
65 Bahaya Kembali Mengancam
66 Usaha Tedy Gagal
67 Salah Sasaran
68 Surprise Yang Di Berikan Michelson Untuk Rose
69 Celine Risgn
70 Jebakan Untuk Tedy
71 Hukuman Untuk Tedy
72 Kecelakaan Tunggal Yang Di Alami Michelson
73 Penyamaran Andi
74 Dalang Dari Sabotase Rem Mobil Michelson
75 Kembali Lagi Rose Menolong Orang
76 Temu Kangen
77 Tanggung Jawab Baru
78 Sakit Parah
79 Hukuman Bagi Menantu Jahat
80 Pemakaman Tante Lani
81 Sangat Sibuk
82 Debat Kembali
83 Deal, Bekerja Sama
84 Michelson Telah Pulih
85 Cemburu
86 Sibuk
87 Curiga Yang Tak Jelas
88 Salah Waktu
89 Perdebatan Yang Membuat Kabur
90 Tinggal Di Mension Michelson
91 Bertemu Linda
92 Penolakan Dari Rey
93 Senjata Makan Tuan
94 Gelisah
95 Akhirnya Lega
96 Happy Ending
97 Pengumuman
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Terbongkarnya Sebuah Perselingkuhan
2
Di Salahkan
3
Rasa Kecewa
4
Berdebat
5
Mendadak Menikah
6
Sukses Membuat Iri Banyak Orang
7
Aksi Balas Dendam
8
Masuknya Sherly Di Dalam Butik, Rose
9
Pengakuan Siska
10
Penyamaran Siska
11
Kecurigaan Rose
12
Terbongkarnya Penyamaran Siska
13
Sengaja Pamer Untuk Ajang Balas Dendam
14
Rose Hamil
15
Rose Tak Mengindahkan Peringatan Michelson
16
Rasa Iri Yang Berkelanjutan
17
Gagal
18
Lolos Dari Bahaya
19
Asisten Pribadi Untuk Rose
20
Celine Terluka
21
Keusilan Rose
22
Aksi Brutal Rose
23
Berhasil Menyelamatkan Celine
24
Takut Kehilangan
25
Semakin Cinta
26
Kembali Berulah
27
Usaha Rose
28
Bertemu Juga
29
Rose Di Serang Lagi
30
Sedang Galak
31
Celine Mulai Beraksi
32
Daya Tarik Angel
33
Terjadi Baku Hantam
34
Jujur Juga
35
Misi Penyelamatan
36
Makam Almarhum Papah
37
Si Cerdik Rose
38
Mulai Was-Was
39
Kehilangan Ide
40
Merry Meninggal
41
Proses Pemakaman
42
Bertambah Bukti
43
Dinner Romantis
44
Kenyataan Yang Menyakitkan
45
Bertemu Pengacara
46
Di Tangkap Polisi
47
Taktik Balas Dendam Rose
48
Kecerdasan Rose
49
Ngidam
50
Terapi Kaki
51
Rose Sakit
52
Suami Idaman
53
Kebakaran Garmen
54
Pemakaman Jason & Reyhan
55
Mamah Berta Bisa Bicara
56
Siska Mendapat Pekerjaan
57
Kesombongan Siska
58
Gagal Total
59
Ulah Gila Siska
60
Rose Di Culik
61
Pertolongan Datang
62
Sudah Lega
63
Mulai Membalas Dendam
64
Menolong Seorang Gadis Kecil
65
Bahaya Kembali Mengancam
66
Usaha Tedy Gagal
67
Salah Sasaran
68
Surprise Yang Di Berikan Michelson Untuk Rose
69
Celine Risgn
70
Jebakan Untuk Tedy
71
Hukuman Untuk Tedy
72
Kecelakaan Tunggal Yang Di Alami Michelson
73
Penyamaran Andi
74
Dalang Dari Sabotase Rem Mobil Michelson
75
Kembali Lagi Rose Menolong Orang
76
Temu Kangen
77
Tanggung Jawab Baru
78
Sakit Parah
79
Hukuman Bagi Menantu Jahat
80
Pemakaman Tante Lani
81
Sangat Sibuk
82
Debat Kembali
83
Deal, Bekerja Sama
84
Michelson Telah Pulih
85
Cemburu
86
Sibuk
87
Curiga Yang Tak Jelas
88
Salah Waktu
89
Perdebatan Yang Membuat Kabur
90
Tinggal Di Mension Michelson
91
Bertemu Linda
92
Penolakan Dari Rey
93
Senjata Makan Tuan
94
Gelisah
95
Akhirnya Lega
96
Happy Ending
97
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!