Merry kembali marah pada, Rose.
"Dasar perempuan ******! apa katamu?"
Rose tersenyum sinis." Memang benar kok."
Rose tidak menyangka jika wanita yang bersama, Raymond adalah Siska adik tirinya.
Awalnya apa yang Rose lakukan hanya ingin mempermalukan kekasihnya yang telah tega mengkhianatinya. Dia melakukan hal itu untuk menumpahkan rasa kekeselannya pada, Raymond.
Rose sama sekali tidak menyangka jika selingkuhan dari kekasihnya adalah adik tirinya sendiri.
Ibu tirinya hendak memukulinya, akan tetapi aparat polisi dengan cepat menghentikannya.
"Bu, semua bisa di selesaikan dengan baik tak perlu dengan emosi. Apalagi ibu dengan si pelapor masih keluarga."
"Dia bukan keluargaku, pak polisi! dia hanyalah anak dari almarhum suamiku."
Aparat polisi sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Dua petugas polisi hanya saling pandang dan menghela napas besar.
Tak berapa lama datanglah saudara dari ayah, Rose. Dia ikut saja memojokkan, Rose.
"Puaskan kamu dengan menyeret adikmu dan tunanganmu ke kantor polisi? apa kamu memang sengaja ingin mempermalukan keluarga? mempermalukan kami?"
"Kamu telah mencoreng nama baik adikmu yang pekerjaan sebagai artis. Bagaimana dia akan bersikap di depan umum setelah apa yang kamu lakukan padanya? apakah nantinya dia masih bisa bekerja menjadi publik figur lagi? apa yang akan terjadi dengan hubungan antara orang tua, Raymond dengan keluarga kita? Apa kamu tidak berpikir sebelumnya?"
"Hanya itukah yang paman pikirkan? seharusnya paman membela aku yang memang keponakan asli paman, bukan membela keponakan tiri paman."
Paman Sam, diam saja.
"Kenapa paman malah membenarkan mereka yang benar-benar bersalah? kenapa di mata paman aku yang selalu salah? apa maunya paman aku berdoa supaya mereka panjang umur dan bahagia hidup bersama, sedang aku menderita karena perselingkuhan mereka."
"Kamu tidak bisa menjaga pacarmu, tetapi malah menyalahkan orang lain yang telah merebutnya!" paman mendengus kesal.
"Jika memang kamu gadis yang baik, pacarmu tidak akan mencampakkanmu begitu saja. Seharusnya kamu instrospeksi diri ketika terjadi sesuatu, bukannya malah menyalahkan orang lain. Watakmu mirip sekali dengan almarhumah ibumu! sama sekali tidak berharga! tidak berguna!" sang paman terus saja menghina, Rose.
Rose tidak percaya dengan apa yang telah di katakan oleh pamannya. Padahal selama ini, dia sudah menganggap pamannya sebagai pengganti almarhum papahnya. Mata Rose berkaca-kaca berusaha menahan supaya air matanya tak tertumpah.
Dulu almarhum papahnya berselingkuh dengan Merry. Dan dia membawa Merry serta Siska ke dalam keluarga. Baru kemudian, Rose baru mengetahui bahwa dia memiliki seorang adik perempuan yang tiga tahun lebih muda darinya.
Pada saat itu juga, mamahnya tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaminya selingkuh. Hingga mamahnya sengaja mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Sejak saat itu, Rose di kirim ke luar negeri oleh ibu tirinya karena khawatir mengacaukan rencananya. Ternyata ibu tirinya hanya cinta pada harta papahnya saja.
Baru beberapa bulan di luar negeri, Rose mendapat kabar jika papahnya meninggal dunia. Rose pulang ke tanah air dengan penuh kedukaan.
Belum juga kesedihannya hilang, semua warisan peninggalan almarhum papahnya habis untuk membayar hutang papahnya.
"Heh, Rose. Pokoknya mamah nggak mau tau, kamu mulai sekarang harus mencari kerja untuk mamah dan adikmu menyelesaikan kuliahnya. Kalau kamu menolak silahkan pergi dari rumah ini!"
Rose sejenak teringat masa lalu tersebut, lantas dia tersenyum sinis.
"Iya, aku memang tidak berguna! tetapi aku bangga karena ibuku tidak pernah menjadi wanita simpanan. Makanya aku tidak mewarisi keahlian dalam hal merayu pria. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Siska benar-benar mewarisi bakat dari ibunya. Kini mataku telah terbuka lebar."
Siska yang ada di hadapannya mendadak pucat pasi.
"Apa katamu,!" Merry sangat marah.
"Memangnya harus aku jelaskan lagi, bagaimana cara anda berhasil merebut almarhum papah dari almarhumah mamah?"
"Kau...!"
"Cukup ya."
Merry tiba-tiba berteriak keras. Pada saat Paman Sam akan mengatakan sesuatu, mulutnya ditutup paksa oleh Merry dengan satu tangan nya.
Ketika mereka mendongak, di ujung koridor mereka melihat Boby berjalan di depan Raymond dan Siska keluar dari ruangan interogasi. Expresi ketiganya tampak tidak senang.
Siska bergelayut di lengan Raymond dengan wajah panik dan gelisah. Matanya sembab karena menangis.
Boby menghampiri, Rose.
"Kakak, aku minta maaf atas apa yang telah di lakukan oleh, Ka Raymond. Atas nama keluarga Robert, kami minta maaf."
"Kejadian ini memang sangat memalukan, tapi apa tidak bisa kita selesaikan dengan cara damai."
"Berapa pun kompensasi yang kakak inginkan, pasti kami penuhi. Tinggal Ka Rose sebutkan saja."
Rose menatap dingin dan sinis pada, Boby adik dari Raymond. Rose memberanikan diri berkata.
"Kompensasi? apakah kamu ingin membayar kejadian ini dengan uang? mentang-mentang kalian banyak uang, hingga apa pun di nilai dengan uang!"
Boby merasa tidak enak hati pada Rose dengan kelakuan bejad kakaknya. Dia menyerahkan urusan tersebut pada, Robert sang ayah.
"Dasar anak tak tahu diri! seharusnya sebelum berbuat kamu pikir dulu sebab dan akibatnya! gara-gara perbuatanmu telah mencoreng nama baikku!"
Robert begitu marah atas apa yang telah di lakukan oleh anak sulungnya. Robert meminta pada, Raymond supaya dia meminta maaf pada Rose.
Dengan rasa enggan, Raymond menghampiri Rose. Akan tetapi bukan permintaan maaf yang dia lontarkan melainkan memutuskan tali pertunangan.
"Rose, kita tidak cocok dan batalkan saja pertunangan kita!"
Rose terhenyak kaget, matanya membola mendengar apa yang barusan di katakan oleh, Raymond. Hatinya bagaikan tersayat sembilu, terluka tapi tak berdarah.
Meskipun dia sudah menduga akan. hal itu, dia tak kuasa menahan perasaan kesal saat dia mendengar apa yang di ucapkan oleh, Raymond.
Dia berubah menjadi dingin, dan menatap Raymond penuh dengan kebencian dan amarah. Matanya berkaca-kaca sedang menahan supaya air mata tak jatuh tertumpah.
"Raymond, kita bersama bukan sehari atau dua hari. Tapi tiga tahun lamanya kita menjalin kasih. Aku tak menyangka akan berakhir tragis seperti ini."
Raymond sama sekali tak merasa bersalah, dia hanya diam saja mendengar ucapan dari, Rose. Tidak ada daya upaya untuk mencoba menebus kesalahannya. Ataupun permintaan maaf, dia malah memutuskan pertunangan begitu saja.
Hatinya hancur, akan tetapi Rose mencoba tegar, iklhas, dan kuat. Dengan bibir gemetar dan tanpa rasa ragu lagi, Rose berkata," Baiklah, aku setuju."
Robert terhenyak kaget mendengar perkataan dari calon menantunya.
"Apa kamu serius dengan ucapanmu barusan?" tanyanya menautkan alisnya.
"Bukankah telingamu masih normal, jadi aku tak perlu mengulang lagi apa yang sudah aku katakan."
"Tidak bisa! kalian tidak bisa seperti ini! pertunangan bisa dibatalkan jika paman dan ibu dirimu mengembalikan uang yang telah di pinjamnya padaku!" Robert berkata dengan lantangnya.
"Apa? jadi aku hanya di pakai sebagai alat membayar hutang Paman Sam dan Tante Merry?"
"Om Robert, urusan hutang piutangmu dengan mereka. Tolong jangan bawa-bawa diriku. Aku tetap berkeras hati berpisah dengan, Raymond."
Robert sudah sangat sayang pada, Rose. Dia sangat tahu jika Rose gadis yang baik.
"Nak, om minta tolong jangan menyetujui permintaan dari Raymond. Om akan membujuknya supaya merubah keputusannya."
"Maaf, om. Sebaiknya om tidak perlu melakukan hal itu, karena jika Raymond bersedia melanjutkan pertunangan tetapi dia tak cinta padaku lagi, itu sungguh percuma."
"Baiklah, Rose. Jika memang itu sudah menjadi keputusanmu, om sudah tak bisa berkata lagi."
Robert melangkah pergi dari kantor polisi di ikuti oleh Bobby dan beberapa anak buah mereka.
Bahkan keluarga dari Rose juga telah pergi. Kini di koridor tinggal dirinya, Raymond, dan Siska.
Rose sangat kecewa dengan Siska maupun Raymond. Dia pergi dengan wajah dingin, tetapi Siska memanggil namanya, sehingga terhenti langkahnya.
"Kakak"
Wajah pucat Siska berlinang air mata, dia meraih tangan Rose dan berkata," Kakak maafkan aku. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk jatuh cinta pada, Raymond. Tolong jangan marah pada kami. Ini semua salahku. Jika kakak ingin marah atau memukulku, lakukanlah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ratu drama... persis seperti mama nya...
2023-07-24
1
Kod Driyah
yg sabar ya rose nnti pasti dpt gantinya ug lbh baik
2022-10-28
1
Rama Blaem Blaem
untung blum mnikah......🤪............
2022-10-05
1