Setengah jam kemudian, nada dering telepon berbunyi dari smartphone Agler.
Dia segera menjawab panggilan telepon dari smartphonenya.
"Halo?"
"Halo selamat siang. Ini dengan Bapak Agler?"
"Selamat siang. Benar saya sendiri."
"Ini saya supir yang membawa mobil Lamborghini Aventador yang bapak pesan, saya sebentar lagi sampai di jalan depan rumah bapak."
"Oh oke saya akan menunggu di depan."
"Baik pak. Maaf mengganggu waktunya."
"Iya tidak apa-apa."
Setelah menutup panggilan, Agler keluar rumah dan menunggu mobil di jalan dekat depan rumahnya.
Truk pengangkut mobil mewah berhenti di depan Agler, Supir turun dari truk dan menghampiri Agler.
"Halo pak!" ucap supir truk.
Supir truk melihat orang yang membeli mobil mewah seperti ini. Ia kira yang membeli mobil itu adalah seorang pengusaha yang sudah tua, ternyata yang membeli adalah seorang pemuda 20 an.
"Halo," jawab Agler.
Lalu mereka berdua berjabat tangan.
"Ini pak kuncinya." Supir itu menyerahkan kunci mobil kepada Agler.
Agler mengambil kunci tersebut dan melihat-lihatnya.
"Oke," Agler menjawab setelah puas melihat kuncinya.
"Bapak sendiri yang menurunkan mobilnya atau saya?"
"Saya saja," jawab Agler.
Lalu ia naik ke angkutan truk dan masuk kedalam mobil.
Menyalakan mobil dan perlahan menurunkan mobil takut mobil rusak karena terlalu ceper atau pendek.
"Oke pak, tolong tanda tangani," ucap supir kepada Agler.
"Oke." Lalu Agler menandatangani apa yang di suruh supir.
"Oke pak sudah selesai, tugas saya juga sudah selesai jadi saya akan kembali," ucap supir berpamitan.
"Oke, terima kasih," ucap Agler berterima kasih.
"Terima kasih kembali, semoga bapak puas dengan mobilnya."
Agler mengangguk, ia tak sabar untuk mencoba mobil pertamanya.
Supir itu kembali ke truknya dan melaju di jalan.
Lamborghini Aventador yang memiliki mesin V12 dengan kapasitas mesin 6498 cc, berkecepatan maksimum 350 km/jam yang sungguh cepat. Tapi dibandingkan kecepatan terbang Agler masih cukup jauh.
Memasuki mobil lalu menyalakannya.
Brumm~
"Mantap cuy suaranya," gumam Agler.
"Halo Jarvis?"
{Jarvis di sini tuan}
Suara Jarvis muncul dari mobil. Jarvis bisa mengakses mobil Lamborghini-nya yang memudahkan dirinya bila ada sesuatu keperluan.
"Tidak ada Jarvis, cuma ingin mencoba apakah kamu bisa mengakses mobil ini."
{Oke tuan}
Menancapkan gas lalu meluncur dengan capat meninggalkan asap.
Tiin Tiiinnn..!
"Nyesel gua beli mobil sport di Jakarta," keluh Agler.
Dirinya terjebak macet di daerah Bundaran HI Jakarta.
Maju sedikit demi sedikit dan akhirnya ia terbebas dari macet segera pulang ke rumahnya.
"Mantep sih nih mobil," Agler memuji mobil yang baru di belinya.
"Aduh udah jam 5 aja, cepet banget waktu berjalan."
Berniat untuk ke rumah Adena setelah jam 6 lewat.
Agler segera siap-siap untuk pergi ke acara reunian SMP nya Adena, berjalan ke kamar mandi untuk mandi, beberapa menit kemudian Agler keluar dari kamar mandi.
Memakai pakaian yang tadi dibelinya di Mall, melihat ke cermin yang ada di dalam kamar.
Seorang pemuda yang tampan dengan wajah bersudut terlihat maskulin dan macho, otot dada yang sedikit membengkak di balik kemeja hitamnya.
"Sip udah ganteng maksimal," ucap Agler sedikit naksir.
"Sial gua lupa beli jam," Agler lupa untuk membeli jam.
"Yauda nanti aja sekalian belanja sama Adena," kata Agler.
Keluar dari rumah dan melihat Lamborghini Aventador berwarna hitam yang terlihat keren dan elegan.
Sepertinya sudah saatnya untuk membeli rumah baru yang luas.
Memasuki mobil lalu menyalakan mesinnya, Agler masih suka dengan suara garang mobil Lamborghini ini. Menancapkan gas dan melaju menuju rumah Adena.
.....
Berhenti di depan rumah Adena, membuka pintu mobil dan ia turun dari mobil.
"Permisi?" Agler memanggil orang yang ada di dalam rumah.
Gerbang tiba-tiba digeser dan Ibu Adena yang keluar.
Sebagai anak yang sopan Agler segera menghampiri Ibu Adena untuk salim.
"Eh ibu," Agler senyum kepada Ibu Adena.
Kemudian dia mencium tangan Ibu Adena.
"Kamu udah gede aja Agler," ucap Ibu Adena sambil senyum.
"Hehehe iya bu," balas Agler sambil menggaruk kepalanya.
"Yauda masuk dulu," ajak Ibu Adena untuk masuk ke rumah.
"Iya bu," jawab Agler.
"Itu mobil kamu Agler?" Ibu Adena melihat mobil di belakang Agler.
"Iya bu baru beli," Agler berkata jujur.
"Ouh gitu, Yauda kita masuk dulu ke rumah, kamu tunggu di dalem Adena nya," saran Ibu Adena.
"Iya bu."
Ibu Adena masuk kedalam rumah, Agler mengikuti di belakang.
Melihat isi rumah Adena, sepertinya orang tua Adena orang punya. Bisa dilihat dari dekorasi rumah dan barang-barang di rumahnya yang mewah.
"Kamu duduk di sini dulu Agler, Ibu panggil Adena nya dulu."
"Iya bu."
Agler duduk di sofa ruang tamu rumah Adena, menunggu Adena datang.
Tiba-tiba Bapak Adena datang dari ruang keluarga.
"Kamu Agler?" tanya bapak Adena.
Agler berdiri dan mendekati bapak Adena untuk salim.
"Iya pak," jawab Agler.
"Sudah lama sekali kamu tidak ke sini, pakaian kamu rapih sekali, mau kemana dengan Adena?" tanya bapak Adena.
"Ini pak, mau ke acara reunian SMP Adena, saya di ajak sama Adena," jawab Agler dengan jujur.
"Ouh gitu, kamu jaga Adena di sana ya, jangan terlalu malem nanti pulangnya," pesan Bapak Adena kepada Agler.
"Siap pak," balas Agler.
"Kamu juga jaga diri baik-baik, intinya kalian berdua sampai di rumah dengan selamat."
"Siap pak laksanakan."
Ibu Adena dan Adena berjalan menghampiri mereka berdua.
"Ada apa pak?" tanya Ibu Adena.
"Engga bu ini lagi ngobrol sama Agler," balas Bapak Adena.
Agler melihat Adena dengan memakai gaun hitam, dan membawa tas yang dia beli waktu itu.
Sangat Cantik!
Adena memerah pipinya setelah dilihat oleh Agler begitu lama.
"Ekhem," Bapak Adena memperingati Agler.
Agler tersenyum canggung kepada orang tua Adena.
"Ya sudah kalian cepat berangkat nanti keburu terlambat," kata Ibu Adena.
"Iya bu," jawab Adena dan Agler berbarengan.
Mereka berdua tersipu malu.
"Sudah sudah jangan cinta-cintaan disini," Ibu Adena mendorong mereka berdua keluar rumah, di ikuti Bapak Adena di belakang.
Di luar gerbang, mereka berpamitan kepada orang tua Adena.
Setelah itu, memasuki mobil dan berangkat menuju tempat janjian reuni.
Melihat mobil Lamborghini menghilang jauh, Bapak Adena bertanya kepada istrinya, "Bu itu benar mobilnya Agler?"
"Iya pak tadi katanya punya dia," jawab ibu adena.
"Mau tau ga bu?," tanya Bapak Adena.
"Apa pak?"
"Mobil Agler harganya milyaran," ucap bapak Adena.
"Yang bener, Pak?," tanya istrinya yang terkejut.
"Iya bu, bapak ga bohong, Si Agler kayanya sukses, tapi dia kerja apa ya," jawab bapak Adena.
"Iyaa kayanya pak, nanti ibu tanya deh."
"Yauda kita masuk, di luar dingin."
"Oke pak."
Bruumm... Tiin..!
"Hatchiii... aduh kayanya lagi diomongin orang," gumam Agler.
"Kamu sakit sayang?" tanya Adena sambil mengelap hidung Agler.
"Engga kok, kayanya lagi diomongin."
"Kirain aku sakit kamu tuh," kata Adena.
"Engga kok, tempat reuni kamu dimana sayang?"
"Di Grand Indonesia sih temen bilang di grup, makan-makan di salah satu restoran di sana," jawab Adena.
"Okee sayang kita ke sana."
Bruuum..!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
kwon dae
kenapa ga Koenigsegg aja sekalian,lebih kece parahhh pasti
2025-01-11
0
Nezuko caaan
Anda terkena dolar kuning
2023-12-03
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Mantap lordd hahahaha!
2023-05-10
2