Seperti biasa Agler bangun di pagi hari, setelah itu ia bersiap-siap diri pergi keluar rumah untuk bertemu dua anak kecil yang ia temui semalam.
Menaiki Lamborghini-nya dan berangkat ke tempat semalam ia bertemu dengan dua anak kecil itu.
Agler melesat dengan cepat membelah lalu lintas jalanan Jakarta, tak lama kemudian Dia sampai di lampu merah tempat ia bertemu dengan anak kecil itu.
Melihat dua anak kecil sedang duduk di bangku trotoar, Agler segera meminggirkan mobilnya dan berhenti di samping jalan.
Turun dari mobil lalu menghampiri mereka berdua.
"Halo adek" sapa Agler.
"Halo bang!" sahut dua anak kecil hampir berbarengan.
"Udah lama di sini?" tanya Agler.
"Baru sampe kok bang," jawab salah satu anak kecil.
"Pasti belum makan, kan?" tanya Agler sekali lagi.
Perut mereka berdua tiba-tiba berbunyi ketika mendengar kata makan, dan membuat mereka malu pada Agler.
Melihat mereka menundukan kepala, Agler tertawa kecil dan mengelus kedua kepala mereka.
"Yauda kita sarapan dulu di tempat makanan favorit abang," ajak Agler.
"Emmm." Mereka berdua masih malu.
"Ayo, mau ikut sama abang ga?"
"Iya bang," jawab anak kecil itu.
"Ayo ikut abang."
Berjalan menuju mobil di ikuti oleh dua anak kecil itu.
Membukakan pintu mobil untuk anak kecil itu masuk ke mobil, setelah itu Agler masuk ke mobil.
Menyalakan mesin mobil lalu menancapkan gas dan melaju menuju tukang bubur langganan.
.....
Berhenti di depan tempat tukang bubur berjualan, turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk anak kecil itu keluar.
"Kemana aja mas?" Tukang bubur melihat Agler dan dua anak kecil itu turun dari mobil, lalu bertanya.
"Ada tapi jarang sarapan bang," jawab Agler.
"Ouh gitu, yauda duduk dulu mas, itu juga adek-adeknya duduk dulu," saran akang tukang bubur.
"Ayo duduk dulu," ajak Agler kepada dua anak kecil itu.
"Iya bang." Kedua anak kecil itu duduk di bangku yang kosong.
"Tiga porsi ya bang," Agler memesan bubur untuk mereka bertiga.
"Siap mas," sahut tukang bubur lalu memulai untuk membuat bubur.
Memfokuskan pada kedua anak kecil ini, dan Agler bertanya pada keduanya, "Nama kalian siapa?"
Salah satu dari kedua anak itu menjawab, "Aku Farid Ruslan bang."
"A-Aku Nayla Permadani bang," jawab anak kecil itu malu-malu.
"Oke, Kenalin nama abang Agler," kata Agler mengenalkan namanya.
Mereka berdua mengangguk sebagai tanggapan.
"Ouh iya uang yang dikasih ada di kalian kan?" tanya Agler.
"Iya bang, ada di tas selempang Nayla," ucap Farid sambil menunjuk tas yang di pakai Nayla.
"Yauda, masih ada teman-teman kamu yang seperti kalian?" Agler penasaran apakah masih banyak yang seperti mereka berdua.
"Ada sekitar 8 orang kak seumuran sama kita berdua, kita tinggal bareng satu tempat sama mereka, mereka baik banget sama kita berdua," Farid berkata dan terlihat senang.
Nayla juga menganggukkan kepalanya menandakan bahwa perkataan Farid itu benar.
"Yauda, sekarang abang mau tanya serius sama kalian berdua," ucap Agler dengan wajah yang serius.
"Tanya apa bang?" Farid dan Nayla penasaran dengan apa yang ingin ditanyakan sama Agler.
"Kakak mau kalian semua jadi adik-adik angkat abang, mau jadi adik abang ga?" tanya Agler.
"Beneran bang?" Mata Farid berbinar setelah mendengar pertanyaan Agler.
Sebenarnya dia ingin mempunyai abang yang melindungi dia dan Nayla, ingin memiliki keluarga yang mengurus dirinya dan Nayla. Farid sudah capek dengan kehidupan ini tetapi demi hidup dan demi kelangsungan bersama, Farid dan Nayla harus mengamen untuk menghidupi dirinya.
"Iya beneran," kata Agler sambil melihat antara keduanya.
"Aku mau bang!" jawab Farid dengan semangat.
"Nayla gimana?" tanya Agler.
"M-mau bang," jawab Nayla yang masih malu dengan Agler.
"Oke, besok ajak teman-teman kamu dan tunggu di tempat biasa oke?" ucap Agler.
"Oke bang Agler," jawab Farid diikuti oleh Nayla yang mengangguk.
"Permisi mas ini buburnya," potong akang tukang bubur.
"Oke bang," balas Agler lalu mengambil tiga mangkok bubur dan meletakkan nya di meja.
"Yauda, kita makan dulu, nanti abang mau ajak kalian main," kata Agler
"Oke bang!"
Mereka bertiga memulai memakan buburnya masing-masing.
.....
"Gimana? udah kenyang," tanya Agler yang sudah menyelesaikan makanannya
"Udah bang hehehe," balas Farid sambil memegang perutnya.
"Yauda kita berangkat main ke mall," ajak Agler.
"Ayo!" seru mereka berdua dengan semangat.
Berjalan ke tukang bubur lalu membayar makanannya.
"Makasih loh mas kembaliannya," Tukang bubur berterima kasih karena dilebihkan bayar buburnya oleh Agler.
"Sama-sama bang, makasih juga buburnya."
"Siap mas, hati-hati di jalan."
Mereka bertiga memasuki mobil dan pergi menuju mall.
.....
Setelah sampai di Mall, Agler mengajak mereka berdua ke tempat bermain Timejon.
Mereka berdua terlihat senang dengan permainan yang ada. Di mulai dari bermain boneka capit dan Agler menggunakan kekuatan pikirannya untuk mengencangkan capitnya saat mencubit boneka, akhirnya Nayla mendapatkan 3 buah boneka, Nayla terlihat sangat bahagia.
Kemudian Agler bermain tembak-tembak an dengan Farid, lalu bermain animal kaizer dan balap motor.
Dan diakhiri dengan snapshot bersama.
.....
Setelah bermain hingga jam 11 siang, Agler membawa mereka berdua untuk membeli 10 pasang baju untuk besok. Lalu mereka pulang menuju tempat Farid dan Nayla tinggal.
"Hahaha seru banget bang tadi aku menang banyak dari abang, abang cupu mainnya," kata Farid di dalam mobil.
Mendengar perkataan Farid, Agler tidak tahu ingin emosi atau tertawa.
"Emm abang Agler makasih ya bonekanya," kata Nayla tiba-tiba berterima kasih kepada Agler.
"Hahaha sama-sama," jawab Agler lalu mengusap kepala Nayla.
"Terima kasih juga bang udah ajak kita berdua," kata Farid yang sedang memegang kartu animal kaizer.
"Iya sama-sama, yang penting kalian senang."
Agler lalu fokus menyetir mobilnya.
.....
Kemudian mereka sampai di depan rumah yang seperti gubuk. Menurut Farid ini adalah tempat dimana mereka tinggal dan tidur, turun dari mobil dan Agler melihat tempat yang begitu kumuh dan kotor.
Setelah melihat ini Agler berniat untuk menyumbangkan uangnya untuk panti asuhan dan anak yatim.
"Ya sudah, besok ajak teman-teman kalian untuk menunggu di tempat biasa, nanti abang bawa kalian ke suatu tempat. Ouh iya kakak perempuan nitip salam buat kalian." Agler berniat untuk membawa mereka ke rumah barunya yang sekarang sedang di pesan.
"Oke bang, Kakak yang perempuan kemana bang?" Farid bertanya tentang Adena.
"Kakak perempuan lagi ada urusan, mungkin besok kalian bisa ketemu kakak perempuan," jawab Agler.
"Ouh gitu bang, oke."
"Yauda. jangan nakal, abang pulang dulu, bye!" Agler berpamitan dengan mereka berdua.
"Bye bang." Farid melambaikan tangannya.
Nayla melihat abang Agler yang ingin meninggalkan mereka, tiba-tiba teringat orang tua dan saudaranya yang telah meninggalkan mereka berdua. Air mata mengalir keluar dan Nayla berlari sambil memeluk kaki Agler.
Agler terkejut dengan perbuatan gadis kecil ini, ia tidak mengira Nayla yang begitu pemalu tiba-tiba memeluknya.
"Abang janji bakal kesini lagi kan?" tanya Nayla yang menoleh ke atas melihat wajah Agler.
Melihat wajah imut yang menangis, Agler merasa sedih di hatinya, lalu Agler melepaskan pelukan Nayla dan berjongkok memandang Nayla.
"Abang janji besok ke sini lagi, Nayla jangan nangis oke," jawab Agler.
Nayla mengusap air matanya lalu mengangguk.
"Anak pintar," kata Agler kemudian mengusap kepala Nayla.
Berdiri dan berkata kepada mereka berdua, "Abang pulang dulu ya, kalian jaga diri baik-baik, besok abang ke sini lagi, bye"
"Dadah abang," kata mereka berdua serempak dan melambaikan tangannya.
"Dadah."
Agler memasuki mobil dan menyalakan mesin mobil.
Melambaikan tangan kanannya di jendela mobil ke arah mereka berdua.
Menancapkan pedal gas lalu meninggalkan Farid dan Nayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
dark sistem
emang harus ya angkat adik² itu buat jadi adik nya kok gua gak terima yah padahal buat panti aja beres
2025-01-09
0
kwon dae
di bikin ribet nih sama authornya,jadi banyak yang di lindungi kan,hadeh
2025-01-12
0
dark sistem
gitu kan beres ngapain angkat adek segala
2025-01-09
0