Sepanjang perjalanan pulang tidak banyak kata yang terungkap dari keduanya hanya ada senyum dan perasaan senang serta gembira membayangkan masa yang akan menjelang, sambil menggandeng tangan sang istri dengan mesra pasangan suami istri itu bergegas menuju rumah mereka. Setibanya dirumah MaiLang langsung menyiapkan makan malam untuk mereka, setelah itu PiYo mengingatkan istrinya untuk minum pil obat pemberian paman Roulang sambil berkata...
"Istriku... aku akan mulai bermeditasi... kau istirahatlah terlebih dahulu...", kata PiYo kepada sang istri.
"Baiklah suamiku...!", kata MaiLang kemudian memasuki kamar tidur mereka.
Kemudian PiYo segera menuju samping rumah yang bersebelahan dengan jendela kamar tidur mereka, dimana tempat tersebut adalah tempat biasa dia melakukan aktivitas meditasinya, dibawah sebuah pohon buah mangga terdapat sebuah batu besar berbentuk lonjong yang atasnya telah terkikis rata sehingga menjadi nyaman untuk dijadikan tempat duduk. Sambil melemaskan otot-otot kaki dan tangan serta tak lupa menelan 2 butir 'Pil Energi', PiYo duduk diatas batu tersebut dan mengambil sikap lotus. Dia berkonsentrasi memusatkan pikirannya serta mengatur pernapasan untuk mensinkronkan titik-titik meridiannya membangun jalur lalulintas energi dari titik ke titik, dan selanjutnya setelah berjalan dengan lancar PiYo mulai menyerap energi Hawa Murni dari Pil Energi yang sudah ditelannya,dial. Demikian juga dengan kandungan energi Langit dan Bumi yang berada dialam sekitar, 2 jam telah berlalu dan terlihat PiYo masih fokus dengan meditasinya. Dia mulai merasakan derasnya energi yang mengalir di seluruh titik meridian didalam tubuhnya, sehingga tak terasa sumber energi dari Pil Energi yang dikonsumsinya telah habis terserap namun dia masih melanjutkan meditasinya dengan menyerap energi Langit dan Bumi dialam disekitarnya.
Suara kokok ayam jantan bersahut-sahutan, burung berkicau sambung-menyambung tanda pagi telah menjelang dan perlahan sinar mentari menyinari bumi desa Klentang. Tampak sosok wanita dewasa masih dengan pakaian tidurnya sedang mencuci peralatan makan kemudian melanjutkan aktivitasnya dipagi hari itu dengan membuat sarapan untuk mereka pasangan suami istri, dia mengingat suaminya yang akan kesawah menjaga padi dari serbuan burung-burung pemakan benih.
Waktu berlalu dan tak terasa tibalah hari pelaksanaan acara lelang dikota. Kota Sawang adalah sebuah kota besar yang berdekatan dengan Desa Klentang tempat keluarga PiYo berada, dan membutuhkan waktu selama 2 jam untuk sampai kekota itu dengan menunggang kuda.
Setelah menikmati sarapan berdua, PiYo kemudian bergegas memacu kudanya menuju Kota Sawang. Hampir 2 jam PiYo menempuh perjalanan untuk sampai didepan pintu gerbang kota, kemudian dengan perlahan kudanya berjalan (karena ada larangan memacu kuda didalam kota) menuju gedung Paviliun Obat.
Terlihat banyak antrian para pengunjung yang akan memasuki gedung Paviliun Obat tersebut, dan dengan sabar PiYo mengikuti antrian tersebut dan pada saat gilirannya tiba seorang penjaga mencegatnya sambil bertanya...
"Maaf tuan...! mohon tunjukkan tiketnya...!", kata sang penjaga pintu.
Piyo mengeluarkan sebuah 'Lencana Paviliun Obat' berwarna perak dari sakunya dan menunjukkannya kepada penjaga tersebut dan kemudian...
"Mari ikuti saya tuan...!", kata sang penjaga itu sopan sambil berjalan menuntun Piyo menuju kamar VIPnya.
Saat berada dilantai 3 gedung itu, Piyo melihat paman Roulang keluar dari ruangan manager lelang nona Tan Mei,...
"Paman...!", panggil Piyo dengan antusias.
"Ohh... nak Piyo...! kamu disini...? apakah kau mau mengikuti acara lelang...?", kata paman Roulang.
"Iya paman...! kalau paman bersedia ikutlah denganku keacara lelang... karena aku punya kamar VIP sendiri...", kata Piyo.
"Baiklah... paman akan ikut denganmu... karena punya paman hanya tiket biasa...!", kata paman Roulang sambil tersenyum.
Mereka berdua memasuki kamar VIP no.5, terlihat deretan kursi tempat tiket biasa mulai penuh dengan peserta maupun penonton sementara itu dikamar-kamar VIP lainnya juga sudah terisi. Jumlah kamar VIP yang disediakan oleh Istana Obat ini berjumlah 10 kamar, disana ada para pejabat tinggi kota, para saudagar kaya dan pimpinan keluarga kelas atas kota Sawang.
"Perhatian-perhatian... mohon tenang...!", suara seorang gadis cantik dengan busana ketatnya yang berwarna merah jambu berkata dari tengah ruangan lelang.
"Perkenalkan... saya Tan Mei sebagai manager Lelang Paviliun Obat Kota Sawang... saya akan memimpin acara lelang hari ini...!",
"Seperti biasa saya akan menyampaikan peraturan dan tata tertib yang berlaku selama proses acara lelang berlangsung...!",
"Pertama...! dilarang melakukan tindak kekerasan... mengancam dan menghina sesama peserta lelang...!",
"Kedua... ! barang lelang yang sudah terjual wajib dibayar oleh pemenang dan tidak bisa dikembalikan...!",
"Ketiga...! pembayaran dapat dilakukan saat lelang selesai bertempat dikantor manager lelang...!",
"Bagi yang melanggar akan ditindak tegas... dikeluarkan dari tempat acara lelang saat itu juga dan akan diberikan sangsi tidak dapat mengikuti acara lelang selama 5 tahun...!",
"Untuk diketahui... jumlah item lelang hari ini berjumlah 10 item dan 3 item diantaranya adalah item utama lelang hari ini... baiklah kita mulai dengan item pertama...!", kata Tan Mei sang manager lelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Haikal Akbar
🆙🆙🆙🆙
2022-10-01
2
DheCull
thanks 🙏
2022-09-10
2
longdress
👍👍👍😘
2022-09-09
2