"Ya... silahkan...! nanti didepan kamar mandi sudah paman siapkan baskom kecil dan ada cairan herbal didalamnya... masukkan sebagian air kencingmu dalam baskom itu...!", kata sang tabib.
Tanpa menjawab MaiLang bergegas ke kamar mandi dan mengikuti apa yang diperintahkan paman Builang, dan diruangan tamu sambil menunggu MaiLang kembali PiYo dengan gelisah bertanya...
"Bagaimana paman...? apakah ada sesuatu yang mengganggu kesehatan istriku...?", tanya PiYo.
"Ennm... tunggulah sampai istrimu kembali... aku harus memastikannya terlebih dahulu... tapi setidaknya keadaan istrimu baik-baik saja... nak PiYo tenang saja...!", kata paman Builang.
Tak sampai 5 menit MaiLang kembali dan duduk dekat suaminya dengan wajah agak kemerahan seperti tomat masak.
"Apakah kau melihat warna air dalam baskom itu nak MaiLang...?", kata paman Builang.
"Iya paman... warnanya kuning pekat...!", kata MaiLang.
"Wah...! apa kamu yakin nak...?", kata sang tabib ingin memastikan.
"Benar paman... saya beberapa kali mengamatinya...!", kata MaiLang dengan perasaan waswas.
"Apakah penyakit istriku berbahaya paman...?", kata PiYo dengan perasaan agak gelisah.
"Ya... agak berat memang...!", kata paman Builang sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang mulai rontok rambut putihnya.
"Maksud paman...?", kata PiYo dan MaiLang bersamaan dan setengah berteriak karena diliputi perasaan cemas.
"Begini nak PiYo... ini akan sedikit membebani nak PiYo dalam aktifitas keseharian karena istrimu harus banyak beristirahat dan makan makanan bergizi...! termasuk makan buah dan minum susu... hal ini untuk menjaga kondisi tubuh istrimu tetap sehat dan kuat...!", kata paman Builang sang Tabib.
"Tidak masalah kalau hanya untuk hal itu paman...! seberat apapun dan seberapa besar biayanya akan kutanggung... walau menjual sawah dan rumah kami demi kesembuhan istriku akan kulakukan paman...!", kata PiYo yang terlihat sudah gelisah.
Sang istri yang duduk disampingnya ikut gelisah, hal ini terlihat dengan keringat yang membasahi kedua pipinya...
"Tenang nak PiYo dan nak MaiLang... kalian berdua tak perlu cemas dan gelisah seperti ini nak...! karena beban yang saya maksudkan ini akan kalian berdua alami kurang lebih sampai 8 bulan kedepan... sebab perkiraan saya Janin dalam perut istrimu saat ini sudah berumur kurang lebih 5 minggu...!", kata sang Tabib menjelaskan hasil diagnosanya tentang yang sedang di alami MaiLang.
"Apa...??? ", dengan kompak dan secara bersamaan pasangan suami istri itu berteriak kaget bercampur gembira mendengar penjelasan sang Tabib.
"Hahaha... selamat...! selamat untuk kalian berdua... istrimu MaiLang saat ini sedang mengandung anakmu nak PiYo... hehehe... dari sini kalian berdua langsung temui pamanmu Roulang... kemudian berikan resep obat yang akan kubuat... minumlah obat itu seminggu sekali... gunanya untuk menjaga kondisi stamina tubuh istrimu... dan satu lagi mulai malam ini... nak PiYo hanya boleh menggauli istrimu seminggu 2 kali tidak boleh lebih...!", kata sang Tabib dengan tegas walau nampak senyum melintas diwajahnya.
Kaget, perasaan senang dan bahagia bercampur dibenak sepasang suami istri itu, karena sekian tahun menunggu akhirnya doa mereka terkabulkan. Padahal besok hari PiYo sudah merencanakan akan memberikan sebuah kejutan kepada istrinya yaitu akan memberikan 'Pil Pelangi' buatan sang Master Alkemis Roulang ayah Bua yang gunanya untuk menyuburkan kandungan seorang perempuan yang sulit untuk mendapatkan keturunan.
"Ahh... terimakasih banyak paman Builang...! terimakasih kami sangat bahagia mendengar hal ini...!", kata Piyo dengan antusias.
Padahal sebelumnya perasaan PiYo dipenuhi dengan kecemasan karena khawatir penyakit istrinya parah dan susah untuk disembuhkan, pada kenyataanya berbeda karena ternyata kecemasannya adalah sebuah berita gembira.
Sambil tersenyum paman Builang memasuki kamarnta dan membuat resep obat bagi pasangan tersebut untuk dibawa kepada sang Alkemis untuk dibuatkan obatnya, setelah mendapatkan resep obat segera pasangan suami istri itu berpamitan dan tak lupa sekali lagi mengucapkan terimakasih kepada paman Builang sang Tabib.
Bergegas PiYo dan MaiLang menuju kediaman paman Roulang sang Alkemis karena hari mulai menjelang malam, lampu-lampu lampion didepan rumah warga mulai menerangi sepanjang jalan yang mereka dilalui. Sesampainya dirumah paman Roulang mereka melihat saudara Bua sedang duduk santai diberanda depan rumah mereka itu, dengan menikmati secangkir kopi hangat terlihat Bua seolah-olah sedang menunggu kedatangan seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Karya Sujana
yes
booom
2024-02-25
0
DeManda
mantap, aku suka bahasa dan ceritanya👍lanjutkan thor 👌
2023-03-06
2
Haikal Akbar
Lanjut
2022-10-01
2