"Bibi akhir-akhir ini sering lihat kalau bapak kamu suka kumpul grup apa itu.." Bu Nur tampak berfikir.
"Komunitas mobil bi" Sahut Fais.
"Oh iya sepertinya, kumpulnya itu di rumah Badrun. Kedengarannya sih biasa aja ya is. Tapi bibi cuma kasih tahu saja kalau istrinya Badrun itu terkenal genit, suka godain lelaki. Bibi cuma mau pesan aja bapak jangan sampai terpengaruh sama dia."
Fais terdiam, ia sama sekali tidak tahu menahu situasi di luar seperti apa, kecuali menikmati indahnya rebahan sambil menulis novel serta sibuk memperhatikan Zenun dan juga mengejeknya.
"Maaf ya is, bibi hanya mengingatkan saja. Tapi kayanya bapak mah orangnya kuat gak gampang terpengaruh." Bi Nur mencoba mencairkan situasi.
"Iya Bi, terimakasih atas informasinya. Fais coba ingatkan Papah nanti. Oh ya Bi, apakah bibi pernah lihat Papah kesana hanya sendiri?"
"Sejauh ini sih belum, paling sedikit itu kumpul empat orang termasuk bapak kamu." Entah dorongan darimana Bu Nur menepuk-nepuk pundak Fais bagai menenangkan anak laki-lakinya.
Calon menantu ganteng banget ya kalau lagi bengong. Gumam Bu Nur dalam hati.
"Oh gitu ya Bi"
"Iya is"
............
Setelah perbincangannya tadi dengan calon ibu mertua, Fais masih belum menentukan sikap apa yang akan dia ambil. Percaya sama Ayahnya, atau waspada akan bahaya yang mengancam. Tapi jika Fais mengingat bahwa ayahnya belum terlihat pergi kesana sendirian, Fais masih bisa bernafas lega dan bergerak lamban.
Petang ini sepulang rujakan dari rumah Maya, ponsel Fais tiba-tiba berdering. Memangil-manggil tuannya seolah ingin menyambungkan Fais kepada Nabila.
Semesta ngedukung banget buat gua punya pacar dua sih ini. Gumam Fais sambil bermesem-mesem ria.
Fais mengangkat telepon itu lalu terlibat obrolan yang begitu panjang. Karena terlalu panjang, Fais beraktivitas sambil terus meladeni ocehan Nabila di seberang sana. Hingga seseorang datang menyaksikan Fais menyiram semangka dengan riang gembira.
"Assalamu'alaikum."
Fais masih sibuk haha hihi dan belum menyadari jika ada gadis cantik memberi salam dan memperhatikan gerak-geriknya. Sampai kedua kali salam itu berkumandang dengan intonasi suara naik satu level, Fais baru sadar lalu menjawab salamnya.
"Wa'alaikumsalam Maya"
Fais pamit pada Nabila secara pelan, lalu buru-buru mematikan sambungan telepon. "Maya, tumben kesini?!"
"Maya cuma mau kembalikan jam tangan Aa Fais yang tertinggal. Ini." Maya menyerahkan sebuah bungkusan rapi dengan tatapan mata yang saling bertabrakan.
Kalau ini terjadi pada Maya, maka gadis itu akan sangat terkejut dan ingin menggunakan jurus menghilang. Sedangkan Fais, bocah itu tampak santai karena memang kesehariannya ia selalu tampil maksimal. Seperti saat ini, hanya menggunakan celana pendek serta kaus polos hitam saja Fais sangat enak di pandang mata.
Fais tahu jika jam tangannya tertinggal. Dia hanya sengaja tidak berbalik arah agar sewaktu-waktu dia bisa ke rumah Maya dengan dalih mengambil jam tangan. Namun tidak di sangka, ternyata Maya mempunyai nyali besar untuk datang ke rumah Fais.
"Oh iya, terimakasih ya May. Kamu sudah mau repot-repot nganterin jam tangan Aa. Duduk May, biar aa ambilin minum dulu ke dalam."
"Gak usah repot-repot a, Maya cuma mau anterin itu aja. Maya pamit pulang, salam buat ibu."
"Maya..." Bu Imah teriak-teriak dari dalam, kemudian muncul dengan nafas terengah. "Ih Maya mau pulang aja. Sini masuk May." Tanpa menunggu persetujuan, lengan Maya sudah di gandeng Bu Imah lalu memboyongnya ke arah dapur.
Bu Imah menengok ke belakang tanpa sepengetahuan Maya, dan Fais menatap ibunya sambil tersenyum sumir. Mereka berdua sama-sama mengacungkan kode ok .
Kerja sama yang bagus tanpa adanya briefing.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
nowitsrain
Dasar si Fais modus
2022-12-17
1
nowitsrain
Gaboleh jadi buaya Aa Fais
2022-12-17
1
nowitsrain
calon menantu 🤭🤭
2022-12-17
1