Selepas lima menit mobil Fais keluar dari garasi, suara deru sepeda motor perlahan datang dan semakin dekat.
"Kayanya Fais pergi Pah, mobilnya gak ada tuh." Mamah membuka pagar sambil melongok bagaikan pengintai kearah garasi rumahnya sendiri.
"Namanya anak muda Mah, bagus kalau banyak kegiatan diluar pas di hari libur. Biar gak melingkar terus di kasur".
"Iya ya Pah."
Setelah ayah Fais membenahi motornya, mereka lalu duduk sebentar di kursi teras demi membuka sepatu olah raga yang di kenakan. Ya, mereka telah menghabiskan waktu pagi dengan berolahraga katanya. Padahal aktualnya, lari baru dua langkah ketemu tukang cilok saja langsung berhenti. Lalu kemanakah perginya nasi uduk dan lontong sarapan pagi?
"PAAAHH" Mamah berteriak saat memasuki rumahnya. Keadaan rumah yang bersih dan rapi menjadi penyebab teriakan tersebut.
"Ada apa Mah?" Papah tergopoh menghampiri sang istri yang berteriak histeris. Dia takut terjadi sesuatu dengan istrinya yang di gadang-gadang secantik bidadari turun dari langit.
"Ini rumah tumben bersih dan rapi." Kata Mamah sembari berperang dengan pikirannya sendiri bahwa yang melakukan ini tentu bukanlah seorang Fais. Bocah itu bahkan tidak tahu letak keberadaan kaus kakinya sendiri ada dimana saking tidak pedulinya dengan pekerjaan rumah.
Idih si mamah rumah bersih segala pakai terheran-heran. Memang wanita sulit dimengerti. Batin Papah.
...............
Sementara di rumah ada orang tua Fais yang sibuk menerka-nerka, disini ada si anak dengan sahabatnya yang sedang healing di waktu libur tiba. Mereka mengawali hari dengan makan mi ayam rekomendasi Akmal yang sedang viral.
Sejauh mata Fais memandang, spot tempat makannya terbilang cukup lumayan untuk sekedar menulis beberapa paragraf. Tidak ada meja dan kursi yang terpampang, mereka yang makan disini beralaskan spanduk persegi panjang, dengan pemandangan gedung menjulang tinggi di sisi kiri dan sisi kanannya danau buatan manusia.
Semilir angin menyapa lembut kulit dan juga mengusap-usap mata yang memang memiliki hobi rebahan. Belum makan pun Fais sudah mau menyalahkan makanan yang naik ke mata hingga menjadi kantuk. Orang-orang kan gitu, jika mengantuk bilangnya makanan naik ke mata. Padahal ya, makanan itu selalu turun ke perut.
Demi menghilangkan rasa kantuknya, Fais hendak melancarkan aksi untuk menyetor beberapa episode yang di persembahkan untuk pembaca setia. Saat tangannya baru membuka kunci pola, ada suara yang sangat dia kenal menyapa.
"Aa Fais"
Fais menoleh ke sumber suara, "Maya".
Ketika pertemuan dua orang yang saling bingung dengan perasaan masing-masing, Akmal datang tiba-tiba dengan dua gelas minuman di tangannya. Ia menyapa juga perempuan yang sedang tersipu malu.
"Eh ada Maya juga. Sini May kita makan mi ayam bareng." Ajak Akmal, Maya pun masih ragu antara menerimanya atau tidak. Disatu sisi dia senang bisa makan bareng Fais, di satu sisi Faisnya juga masih diam. Sebagai perempuan, Maya tentu merasa malu jika orang yang dia suka belum mempersilahkan.
Akmal sebagai lelaki sejati merasa geram dengan Fais, dia mengedip-ngedipkan mata genit untuk memberikan kode kepada sahabatnya. Woy peka woy.
"May, sini makan bareng aa Fais." akhirnya si cowok rebahan itu bersuara yang dapat meledak-ledakan degupan jantung Maya.
"Maya takut ganggu kalian" ucap Maya basa-basi. Padahal sesungguhnya ia sedang berbunga-bunga dan berharap Fais bersikukuh memaksa dan mengabaikan apa yang telah ia katakan.
"Tidak ganggu May, malah Aa Fais senang."
"Mal, tolong pesankan satu lagi ya. Buat Maya." Titah Fais seperti seorang juragan.
"Ok siap meluncur."
Ditengah menunggu pesanan tiba, Fais terlibat obrolan dengan Maya. Biasa, menanyakan bagaimana kabar orang tua terlebih dahulu, biar kelihatan sebagai calon pacar yang perhatian.
Akmal yang memang tidak kebagian untuk berbincang, melihat sekilas ke arah seorang remaja yang membawa makanan berasap seperti tabunan. Seketika dia memberanikan diri untuk bertanya.
"Itu beli dimana ya bro?"
Sang remaja yang merasa dirinya telah di tanya langsung terpaku, menatap Akmal yang benar-benar sedang menanti jawaban.
"Kamu nenyeeeaa? kamu bertaunya-bertaunya ini beli di meeana?" Ucap remaja lelaki itu.
"Ya ampun is, kenapa tuh orang ngomongnya begitu ya?" Akmal berbisik pada sahabatnya. Sontak Fais menyemburkan tawa lalu membalas bisikan Akmal "Lu kan pengamat viral, masa gak tahu gaya bicara yang lagi diikutin sama semua orang. Haha"
Di sela tawa Fais yang bahagia, ada senyum Maya yang teramat manis.
.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Maya●●●
1 iklan untukmu kak
2022-11-25
1
nowitsrain
sumpah ya, aku capek banget denger orang ngikutin gaya ngomong begini 😭😭
2022-11-18
1
nowitsrain
Kok Akmal gemesss sihh
2022-11-18
1