Penurut

Saat asyik memainkan ponsel, layar tiba-tiba berubah menjadi tampilan panggilan. Fais frustasi melihat nama pemanggil yang tertera di beranda ponselnya. Sobat dari semenjak menjadi kecebong berenang selalu saja muncul di waktu yang tidak tepat. Dengan penuh kemalasan, Fais akhirnya menggeser log hijau.

"Hallo is, lagi apa?" tanya Akmal Maulana. Sobat yang katanya dari jaman purba.

"Lagi sibuk"

"Sibuk ngapain?"

"Sibuk berubah menjadi orang yang lebih baik."

"Ceileeh.. Emangnya selama ini lu nggak baik? tumbenan banget otak lu bener. Oh iya is gua cuma mau kasih tau, kalau hari ini gua ulang tahun."

"Idih. Lu nelpon gua cuma mau bilang kalau lu lagi ulang tahun doang nih?"

"Hehehe becanda kawan et dah. Eh gua cuma mau mastiin, lu beneran mau deketin Nabila nggak? "

"Emang kenapa?"

"Lu kalau kelamaan gak bergerak nanti dia diambil orang duluan. Soalnya tadi.."

"Wah gak bisa dibiarin!"

Tut...Tut ..Tut.. sambungan terputus secara sepihak. Fais semena-mena menutup teleponnya tanpa memikirkan ocehan Akmal disana. Berita yang di bawakan sepertinya tidak menarik minat Fais untuk sekedar mengulik tentang gadis tersebut.

Gak bisa di biarin Akmal gangguin gua lama-lama. Kagak kelar-kelar nanti project gua.

Fais meneruskan kegiatannya.

Disamping itu dengan waktu yang bersamaan. Akmal terhenyak tidak menyangka, bahwa Fais begitu antusias dengan berita yang dia bawa. Kesalah pahamannya membuat Akmal menyunggingkan senyum tinggi-tinggi. Laki-laki itu senangnya bukan main karena telah mengira Fais sedang memanas dengan api cemburunya. Api cemburu yang mana wahai Akmal?

Akhirnya is, dunia lu bisa teralihkan juga. Gua kira lu cuma mau bercumbu sama hp doang. Ternyata lu juga punya rasa cemburu yang begitu dalam pada seorang perempuan. Cihuuy... patut dirayakan ini.

...............

"Is"

"Hemm"

"Katanya sekarang mau ambilin baju mamah di Bu nur."

"Oh ya, yaudah Fais pergi dulu. Jagain hp Fais baik-baik ya mah."

"Emang nggak di bawa?"

"Gak Mah, dia lelah butuh energi baru."

"Dih, bilang aja hpnya lowbatt. Kalau nggak gitu kan nggak bakal di lepas sama kamu is."

"Hehehe"

Fais menyeret langkah keluar, membuka garasi rumah dengan gerakan lambat. Alih-alih mengeluarkan beat warna putih, anak itu masuk ke dalam mobil merahnya dengan senyum jumawa ke arah Mamah.

"Is, mau kemana?"

"Tadi kata mamah suruh ambil baju"

Mamah terperangah mendapati Fais akan mengendarai Mobil. Dia kira, Fais bakal menaiki sepeda motor mengingat jarak yang di tempuh tidak terlalu jauh. Cuaca pun cukup mendukung hari ini. Tidak hujan dan juga tidak terlalu terik.

"Waduh, ngambil jahitan baju pake mobil. Gaya banget" ledek Mamah dengan memasang wajah antagonis.

"Iya dong, biar keren"

"Biar woow amazing ya haha.. apa kamu lagi effort buat ketemu sama Maya?" Mamah menambahkan, lalu mereka tergelak bersama dengan Fais yang terus-terusan bilang "apaan sih". Mulut memang bicara seperti itu, namun hatinya bicara "Iya sih".

.............

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam, eh siapa ya?" tanya Bu Nur. Dahinya berkerut berusaha memeras otak dengan mengingat-ingat siapa yang datang bertamu.

"Saya Fais, anak Bu Imah. Mau ngambil baju mamah disini buat di pakai kondangan besok." Lengkap sekali pesan yang di sampaikan. Untuk apa baju itu digunakan, sesungguhnya Fais hanya mengada-ada.

"Ya ampun. Si aa udah besar ya?! mana ganteng lagi."

Saat kata "ganteng" di kumandangkan, Fais melirik kaca dan merapikan rambut.

"Nih a bajunya."

"Terimakasih Bi."

"Gak mau mampir dulu? nanti di buatkan minum sama Maya. Maaay... sini dah keluar"

"Iya Bu, sebentar" sahut Maya dari dalam. Tidak lama Maya datang kontan berjingkat kaget bukan kepalang mendapati lelaki yang idamkan berada di teras rumahnya. Tahu kan rasanya kalau sedang mengagumi seseorang dan orangnya muncul di depan rumah? rasanya cenat-cenut antara kepala, perut dan dengkul.

"May, ini Aa Fais. Bikinin minum sana!"

"Gak usah Bi, saya habis ini mau ke kampus. Lain kali saja. Hai Maya apa kabar?" Fais tersenyum melihat Maya salah tingkah. Pemuda itu over confident hingga berasumsi bahwa Maya telah terhipnotis oleh ketampanannya.

"Baik a" Maya menunduk malu dengan tangan yang terus memilin baju. Wahai Maya, jika dirimu tahu keseharian Fais, pasti sudah menyesal salah tingkah seperti ini. Anak muda yang kesehariannya tak lepas dari ponsel dan menjadi kaum rebahan.

"Saya pulang dulu ya May" pamit Fais dengan keren.

"Saya pamit dulu ya Bu."

"Iya a Fais" Jawab Bu Nur dan Maya bersamaan.

Fais melajukan mobilnya meninggalkan kerumunan kupu-kupu yang hinggap di pipi Maya. Meskipun dia sering menjawab ketika dimintai tolong, Fais sebenarnya anak yang penurut. Hanya saja waktunya kapan jika diperintah dia yang menentukan. Mamah pun tidak tahu persis kenapa sekarang Fais mau-mau saja di suruh mengambil jahitan di rumah Maya. Yang pasti Mamah suudzon, bahwasanya anak semata wayangnya itu sedang ada maksud lain. Kalau urusan bawa nama Maya, Fais iya-iya saja tanpa debat.

Iya mah, besok!

Iya mah, nanti!

Iya mah, jangan sekarang tapi ya

Walaupun begitu dia tetap menjalankan perintah.

.

.

.

.

Bersambung...

Jangan lupa bahagia !

Terpopuler

Comments

Hafin lubi

Hafin lubi

kisahnya ringan dan asik deh

2024-12-17

1

Maya●●●

Maya●●●

aku mmpir lgi kak. udah masuk fav ya

2022-11-11

1

nowitsrain

nowitsrain

Tos dulu kita, Is. Sama kita kalau disuruh nanti nanti mulu jawabnya 😂😂

2022-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Penurut
3 Tidak Bisa Berkutik
4 Mencari buku
5 Kedatangan tamu
6 Sebuah Informasi
7 Sarapan Bersama
8 Narsis
9 Sekarang sama Maya
10 Uang Sabun
11 Namanya Juga Manusia
12 Kemelut Cincin
13 Coba Dah Lihat!
14 Semangka, Semangat Kakak
15 Sore Itu
16 Ucapan selamat pagi
17 Ke rumah Akmal
18 Ngerujak
19 Jam tangan ketinggalan
20 Fais mau bicara
21 Rencana Fais
22 Sudah saatnya
23 Rencana Ibu
24 Bertemu pelaku
25 Membahas cita-cita
26 Jam tangan Akmal
27 Fais di tembak
28 Kecemasan
29 Terungkap
30 Kemarahan Fais
31 Serumit inikah?
32 Di tengah kegalauan
33 Jangan kabur-kaburan
34 Mamah sudah tahu
35 Hujan yang mengingatkan
36 Akmal dapat tugas
37 Fais memilih pergi
38 Uji diam-diam
39 Tentang Sasmitha
40 Berdua lagi dengan Nabila
41 Apa ini?
42 Detik lembaran baru
43 Akmal nginep
44 Patah hati
45 Yang terbaik
46 Fais pergi
47 Obrolan berat
48 Mamah dan segala kekecewaannya
49 Sudah terealisasi
50 Brownies lumer
51 Selesai ya selesai aja
52 Setelah putus
53 Cerita di balik hujan
54 Perasaan sesungguhnya
55 Healing
56 Tidak terduga
57 Membantu Mamah
58 Kondangan
59 Gagal
60 Kejutan
61 Hadiah Maya
62 Teman
63 Curhatan Fais
64 Selamat Malam
65 Di warung
66 Kenapa?
67 Tidak Menyangka
68 Lelah
69 Obrolan biasa
70 Pesan dari Maya
71 Kencan
72 Berharap Ini Cuma mimpi
73 Hari Kedua
74 Yang Terberat
75 Hilang arah
76 Menuju Akhir Cerita
77 Rindu Dengannya
78 Kembali
79 Akhir Cerita
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Penurut
3
Tidak Bisa Berkutik
4
Mencari buku
5
Kedatangan tamu
6
Sebuah Informasi
7
Sarapan Bersama
8
Narsis
9
Sekarang sama Maya
10
Uang Sabun
11
Namanya Juga Manusia
12
Kemelut Cincin
13
Coba Dah Lihat!
14
Semangka, Semangat Kakak
15
Sore Itu
16
Ucapan selamat pagi
17
Ke rumah Akmal
18
Ngerujak
19
Jam tangan ketinggalan
20
Fais mau bicara
21
Rencana Fais
22
Sudah saatnya
23
Rencana Ibu
24
Bertemu pelaku
25
Membahas cita-cita
26
Jam tangan Akmal
27
Fais di tembak
28
Kecemasan
29
Terungkap
30
Kemarahan Fais
31
Serumit inikah?
32
Di tengah kegalauan
33
Jangan kabur-kaburan
34
Mamah sudah tahu
35
Hujan yang mengingatkan
36
Akmal dapat tugas
37
Fais memilih pergi
38
Uji diam-diam
39
Tentang Sasmitha
40
Berdua lagi dengan Nabila
41
Apa ini?
42
Detik lembaran baru
43
Akmal nginep
44
Patah hati
45
Yang terbaik
46
Fais pergi
47
Obrolan berat
48
Mamah dan segala kekecewaannya
49
Sudah terealisasi
50
Brownies lumer
51
Selesai ya selesai aja
52
Setelah putus
53
Cerita di balik hujan
54
Perasaan sesungguhnya
55
Healing
56
Tidak terduga
57
Membantu Mamah
58
Kondangan
59
Gagal
60
Kejutan
61
Hadiah Maya
62
Teman
63
Curhatan Fais
64
Selamat Malam
65
Di warung
66
Kenapa?
67
Tidak Menyangka
68
Lelah
69
Obrolan biasa
70
Pesan dari Maya
71
Kencan
72
Berharap Ini Cuma mimpi
73
Hari Kedua
74
Yang Terberat
75
Hilang arah
76
Menuju Akhir Cerita
77
Rindu Dengannya
78
Kembali
79
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!