" Apa yang mama katakan itu semua tidak benar kan ma?" ucap Rayna seraya menangis.
Betapa hancurnya hati Rayna mendengar berita ini, sungguh akupun tak kuasa melihatnya.aku hanya menggigit kuku jariku.dadaku kini kurasa makin sesak.
"Ma jawab ma?"ucap Rayna dengan nada lemas.
Tante Ninda hanya diam,terduduk menutup wajahnya dengan kedua tangan menangis terisak.
Hening sesaat.
"Rayna sebaiknya kamu istirahat dulu demi kesembuhanmu setelah kondisimu membaik baru kamu bisa mendengar apapun."ucap dokter yang membaringkan tubuh Rayna diranjang.
" Tapi dok,aku mau bicara dengan mama?" balas Rayna yang menolak berbaring.
" Ya tapi tidak sekarang,kamu harus sembuh dulu.Jangan berfikir yang berat-berat dulu ya"
"Ya dok" ucap Rayna seraya mengikuti perintah dokter,membaringkan tubuhnya diranjang.
"Sebaiknya kita semua keluar dari kamar ini,biarkan Rayna istirahat. Dan untuk ibu Ninda ada hal penting yang harus saya bicarakan pada anda" ucap dokter kepada kami.
***
Setelah diluar dokter pun menutup pintu.kami masih berdiri didepan pintu kamar Rayna .
" Dok apa yang mau anda sampaikan ke saya?" ucap Tante Ninda
aku hanya ikut menyimak membicaraan mereka .
" Begini Bu Ninda sebaiknya ibu jangan bicara hal sensitif dulu dengan Rayna. Melihat kondisi Rayna belum stabil seutuhnya.Tadi sebelum ibu datang kemari dan Rayna berbicara dengan Nayra.Rayna mulai menunjukkan pemulihan yang luar biasa ,dimana sebelumnya Rayna tidak mau bicara dengan siapa pun bahkan dengan ibu sendiri tapi tadi Rayna sudah mau berbicara.Rayna sangat butuh kenyamanan bu bukan beban fikiran. Ibu boleh berbicara dengan anak ibu tapi saya ingatkan sekali lagi bicara yang ringan -ringan dulu.misalnya sudah enakan nak ? sudah makan nak? apa ada yang perlu ibu bantu? serta menguatkannya dengan hal positif. .Aku harap ibu mengerti yang saya maksud ini. " ucap dokter menjelaskan
" Tapi bagaimana dok saya tadi sudah terlanjur bilang soal papanya.yang sudah pergi.Bagaimana saya menjelaskan ini semua dok?" jawab Tante Ninda dengan kawatir.
"Tante ,maaf sebelumnya kalau saya ikut campur dalam masalah ini. kalau tante berkenan saya yang akan menjelaskan ke Rayna tentang kematian papanya."
" Kamu itu pembawa sial,apa kamu tidak ingat ini semua terjadi karna ulahmu,ulahmulah yang membuat dunia kami menjadi buruk.Dan sekarang kamu mau menjadi pahlawan kesiangan untuk keluargaku. Tidak akan aku biarkan,aku tidak butuh belas kasihmu sedikitpun! cuuuiiihh ."ucap Tante Ninda seraya melud*hi wajahku.
Aku terdiam seraya mengelap wajahku dengan sapu tangan yang kubawa.
"Maaf Ibu Ninda saya harus ikut berbicara.Usul Nayra ada benarnya, cobalah ibu mengennyampingkan ego ibu demi kesembuhan anak ibu.jika dilihat Rayna sangat nyaman ketika berbicara dengan Nayra.Apa salahnya jika kita coba? " ucap dokter
" Tapi dok,ini anak yang sudah memenjarakan anak saya"
" Iya saya tau, tapi tadi saya mendengar sendiri dari mulut Nayra bahwa kedatangannya kesini untuk mencabut tuntutan anak ibu dan membebaskan Rayna hari ini juga"
" Apa ?"Tante Ninda memangdangku dengan tatapan sinis
Aku hanya mengangguk.setelah itu menundukkan kepala. rasanya takut ingin berucap.
" Baiklah saya setuju dengan usul dokter.tapi ingat Nayra jangan sekali-kali kamu sakiti anak aku lagi ingat itu! "
" Ya Tante"
"Silahkan temui Rayna semoga berhasil,aku yakin kamu pasti bisa menyemangati Rayna?" Ucap dokter seraya membukakan pintu untukku masuk kedalam kamar Rayna.
Ku lemparkan senyuman kedokter dan juga Tante seraya melangkah masuk. kemudian kututup pintu. kulihat Rayna masih berbaring seperti posisi tadi sebelum kami keluar. kudekati lebih dekat.
"Rayna ,maaf mengganggu." ucapku,menarik kursi yang tersimpan dibawah ranjang. kuhenyakan tubuhku dikursi ini. memegang tangan Rayna dengan erat.
" Ya kak Nayra ,tidak kak nayra tidak mengganggu kok" ucap Rayna dengan senyum .
"Kak apa benar yang dikatakan mama tadi,apa benar papa sudah pergi? " ucap Rayna dengan mata berkaca-kaca.
" Mmmm...Tapi kamu harus sabar ya. ini memang berat tapi apa yang dikatakan mama kamu benar. Papa kamu sudah pergi."ucapku seraya mengusap punggung tangan Rayna.
" hikzz...hikz..aku sungguh tidak percaya, kalau papa akan secepat ini pergi meninggalkan ku. papa....papa..Rayna sayang papa.."Buliran bening menetes dengan derasnya.tangan Rayna semakin erat memegang tanganku." Apa papa meninggal karna ku kak Nay ?apa papa kecapek'an mencari uang buat mengeluarkan aku dari sini ? Atau papa malu mempunyai anak sepertiku anak yang membuat malu keluarga?"ucap Rayna,matanya yang penuh dengan air mata menatapku.menanti sebuah jawaban.
" Tidak Ray, itu semua tidak benar papamu meninggal karna sudah takdir dari Allah.Aku yakin papamu pasti sudah bahagia berada disana, surga terindah " aku menunjuk diatas ." Rayna papamu sangat bangga denganmu,bangga karna kamu sampai saat ini detik ini masih kuat dan berjuang melawan segala cobaan yang datang silih berganti. Aku yakin orang diluar sana belum tentu kuat sepertimu.Aku saja bangga melihatmu apalagi papamu dan juga mamamu.jadi aku harap kamu harus tetap menjadi dirimu sendiri menjadi Rayna yang kuat dan hebat.Ingat masih ada mamamu yang masih butuh kamu bahagiakan." ucapku menguatkan.
"Papa.." Rayna menangis sejadi-jadinya.
"Rayna yang sabar" aku memeluk tubuh Rayna dengan erat. menyalurkan energi positif yang mungkin bisa membantu menenangkan hati Rayna." papa kamu sudah tenang Ray, papa kamu sudah bahagia" bisikku ketelinga Rayna.
Tak terasa, hampir setengah jam aku menemani Rayna dikamar ini.Hingga Rayna terlelap tidur dalam pelukkanku.Kutinggalkan kamar Rayna,lanjut mengurus semua pembebasan Rayna.
" Alhamdulillah selesai" ucapku
Maafkan aku Nayma aku harus melakukan ini, kuharap kamu sudah bahagia dengan apa yang kakak lakukan ke Rayna kemarin.Setidaknya Rayna sudah menyadari akan kesalahannya.
***
Semua selesai aku putuskan,pulang tapi sebelumnya aku mau pamit dengan Rayna dan juga Tante Ninda .
" Rayna aku pulang dulu ya,"kulempar senyum kearah rayna yang juga mengulas senyum dibibirnya."Jangan lupa istirahat,makan banyak,Oya hari ini juga kamu sudah bisa pulang kerumah."
"Makasih kak Nayra kakak sudah memberikan pelajaran yang berharga bagi hidupku. kalau saja aku tak seperti ini mungkin aku masih menjadi Rayna yang dulu."
" Sudah,lupakan semua ini anggap lah ini hanya mimpi terburuk dalam tidurmu dan jangan biarkan mimpi buruk ini datang lagi ditidurmu esok hari."ucapku memandang Rayna kemudian beralih memandang Tante Ninda yang tengah berkacak pinggang melihatku sinis."Mmm..Tante aku pulang dulu ya " ku ulurkan tangan ke Tante namun tanganku tak mendapat sambutan.
" Ingat ya ..meski kamu sudah membebaskan anakku tapi jangan harap aku memaafkanmu ingat itu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments