" Huuuhhff...."
"Jengkel sekali rasanya,tinggal sedikit saja? aku pasti bisa mendapatkan bukti itu.Aku sangat yakin Reyna dalang dari semua ini.Bodohnya aku,harusnya aku bawa saja buku kecil itu." Ucap Nayra seraya menghembuskan nafas kasar.
Motor Nayra berbelok arah,menuju jembatan dimana adiknya ditemukan dulu.
Nayra berhenti, jantung Nayra terasa tergores senjata tajam, sakit bukan main kala mengingat keadaan saat Nayma ditemukan dengan kondisi baju compang camping.
Mata Nayra terus memangdang dibawah jembatan ,tak terasa buliran bening menetes dengan derasnya. Nayra gadis yang tegar serta murah senyum dan Bar-bar. Tapi tidak sebenarnya Nayra sama seperti gadis lainnya akan menangis jika sedang dirundung masalah. akan mencari tempat sandaran yang nyaman untuk berada disisinya.
"Mbak ngapain disini" seseorang menepuk Nayra dari belakang.
Sontak Nayra yang berada diatas motor kaget dan menoleh ke asal suara.
"Eeeh..ya pak tidak apa-apa? lho bapak yang dulu ikut bantu tolongin adik saya kan.ucap Nayra.
"Ya..mbak? mbak yang sabar ya..?turut berduka cita? Ucap bapak -bapak yang memakai kaos pendek dengan celana pendek.
"Mau kemana ?atau dari mana pak hehe?" Nayra terkekeh.
"ooohh,.ini dari ikut pemakaman teman saya yang kemarin yang bantuin adek mbak itu.Kasian teman saya itu bunuh diri akibat ditinggal istri dan anaknya."
"Haah.... Astagfirullah"Nayra menutup mulut kaget dengan kabar yang baru didengar.
Seakan tidak ada celah untuk Nayra dalam mengungkap keadilan ini.Semua terasa buntu, bagaimana tidak Nayra yang mencoba datang dirumah Reyna untuk membuktikan keterlibatannya,namun nihil.Sekarang pun Nayra harus mendengar berita yang sangat tidak enak karna kunci satu-satunya adalah bapak itu.semua terlambat kunci itu telah hilang.
" Ini ada titipan buat mbak seminggu yang lalu teman saya memberikan Hp ini katanya ini milik adeknya mbak,waktu itu mau langsung diberikan ke mbak tapi keburu mbaknya pergi bersama mobil ambulans." Bapak itu merogoh HP dari dalam saku celana dan memberikan Nayra.
"Mmzz...ya pak makasih,iya ini punya adik saya?" Nayra menerima dengan senyum dibibirnya.
"Ya sama-sama mbak Mari mbak ,saya mau pulang dulu."pamit bapak itu lalu pergi.
Bagaikan mendapat setetes air digurun pasir,Nayra yang tadinya sangat putus asa sekarang menjadi lebih baik dengan mendapatkan kembali Hp Adiknya kembali Nayra yakin diHp Nayma Ada rahasia.
"Aah..sial pakai mati segala nih hp" Aku harus bawa ke counter hp nih"Ucap Nayra seraya memasukkan hp kedalam tasnya lalu melajukan motor ke salah satu counter Hp.
**"
"Gimana Bang apanya yang Rusak?" Ucap Nayra pada pemilik counter Hp.
"Oh.. ini cuma ganti Lcdnya saja mbak?"
"Bisa saya tunggu Bang?"
" Bisa mbak,silahkan duduk disana?" Abang-abang itu menunjuk kursi yang ada dipojok yang menghadap langsung dengan jalan raya.
"Dreett.."
Dreett"
"WISNU" Nayra membaca nama penelfon.
"Ya Wis...ada apa? '"
"Nay bisa bantu aku?"
"Ya bantu apa Wis?"
"Ini tolong kamu kerumahku,tolong kamu antar dokumen tentang cafe kita ke Bos Besar.soalnya saya lagi demam" ucap Wisnu diujung telvon.
"Oke ,Bisa kok langsung meluncur " Nayra mematikan telvon secara sepihak.
" Bang saya tinggal dulu ya? Ada urusan ,Ini kartu nama saya Bang kalau sudah selesai langsung hubungi nomor ini " Ucap Nayra kepada Abang Counter Hp seraya menyerahkan kartu nama.
"Sip Mbak "
motor Scoopy Nayra melaju cepat menuju, rumah Wisnu. Tak berselang lama Nayra pun telah sampai di depan rumah Wisnu.Wisnu Tinggal bersama 2 pembantu. Orang tua Wisnu yang sibuk dengan kerjaan Kantor membuat rumah nampak sepi.
" Assalamualaikum"
"Toook"
"Tookk." Nayra mengetuk pintu Wisnu.
"Iya sebentar " terdengar suara dari dalam rumah.
"kriiieett" Suara pintu terbuka.
"waalaikumsallam " Akhirnya kamu datang Nay"
"katanya lagi sakit juga, buka pintu sendiri,pembantu kemna semua?" Nayra yang celingukan melihat sekeliling.
"Hehe...ada didalam. ya sakit tapi kalau cuma buka pintu mah masih bisa? jangankan buka pintu angkat batu itu juga masih kuat?"Wisnu terkekeh menunjuk batu yang ada depan, dengan bersender dipintu.
"Heemmmzz... iya- iya percaya hehe? " Nayrapun ikut terkekeh dengan mengangguk-anggukkan kepala.
" Ayok..Mari masuk, tidak capek apa berdiri terus?"
"Sudah saya duduk disini saja biar cepet" Nayra duduk dikursi depan.
" Sabar kalau gitu aku ambil dulu ya dokumennya? mau minum apa??"
"Oke aku tunggu,Emmzz..Tidak usah lagi gak haus makasih" Ucap Nayra seraya melempar senyum.
Wisnu masuk kedalam rumah,selang berapa menit kembali dengan membawa map berwarna hijau ditangannya.
"Ini Nay dokumen sama Alamat Rumahnya?" Wisnu menyodorkan Map berwarna hijau tersebut.
"Ya,sudah aku langsung saja ya ?" Nayrapun langsung menerima map tersebut lalu berpamitan.
"Ya..Hati-hati dijalan ya?" Wisnu melambaikan tangan ke Nayra.
***
Sedangkan di rumah Bos besar sudah menunggu didepan rumah.Melihat jalan raya yang padat akan kendaraan lalu lalang.Bos besar mengedarkan kesekeliling jalan raya kekanan kekiri namun yang ditunggu belum juga datang.Dokumen itu sangat penting dan akan langsung dibawa pada pertemuan penting.
"Halo...Wisnu sudah sampai mana? " Ucap bos besar.
" Sudah jalan bentar lagi juga sampai" terdengar suara dari sebrang sana.
"Lama sekali" gerutu bos besar.
"sabar" hanya kata itu yang terdengar dari sebrang sana.
"Oke sudah dulu kalau gitu?"
"Tuuuttt..." telvon diakhiri.
"Permisi pak, Apa benar ini rumah Bagas Narendra?" Nayra berdiri dibekang laki- laki tinggi berpakaian rapi.
"Ya saya sendiri" dengan membalik badan dan menatap lekat Nayra.
"Kamu?" Nayra sontak kaget.
"Kenapa?biasa saja kaliii "Mana dokumennya ? Bagas Narendra mengulurkan tangan.
"I-iini " Nayra memegang erat dokumen itu .Nayra gugup kala melihat Bos besarnya.
"Sini lama amat ini tuh.. penting ?" Tanpa buang- buang waktu Narendra mengambil dokomen ditangan Nayra,melangkah cepat ke mobil dan berlalu begitu saja.
"Dasar Bos Aneh bin ajaib, kemaren ketemu senyum-senyum ini sekarang marah-marah enggak jelas?Tau gini males aku antar tuh dokumen" Ucap Nayra kala melihat tingkah laku bosnya.
Nayra masih berdiri didepan rumah itu.mengedarkan mata kesekeliling,kemudian pergi meninggalkan rumah itu.
Belum jauh dari rumah itu terlihat Reyna bersama Om-om sedang mengobrol serius,seperti anak muda yang gak mau kehilangan pasangannya.mereka tarik-tarikkan dan Reyna mencoba melepas tanganya.
Nayra memarkir motor dirumah kosong dekat jalan raya dan bersembunyi dibalik pohon untuk mendengar percakapan mereka.
"Sudah Om aku gak mau lagi ?" dengan mencoba melepas tangannya dipegang erat oleh Om itu.
"Tenang Rayna tidak ada yang tau kamu gak usah khawatir.Kamu cukup diam semua akan beres "Ucap Om itu memohon.
"Beres kata Om aku takut jika semua ini terungkap Om? bagimana jika kita masuk penjara?.
"Om tidak sengaja melakukan itu tadi Ray?Om hilaf? "Ucap Om yang terus memohon.
"Om sudah melibatkan aku dalam hal sulit ini,Om sudah membunuh perempuan itu dan
Nayma juga harus Mati Akibat Ulah Om dan aku."
"Apa, aku tak percaya ?"ucap Nayra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments