BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu

Rahul tidak menyangka jika alat musik jenis aerophone itu benar-benar menjadi hiburan untuknya.

Puas bermain seruling diatas jembatan, keduanya beralih kepadang rumput yang terletak diseberang sungai. Padang yang dihiasi dengan hamparan bunga-bunga liar warna warni yang terasa indah dipandang mata.

Rahul menggerayangi jejeran bunga yang sedang bermekaran itu. Lalu memetik salah satu tangkainya dan menyodorkannya pada Zahra. Membuat gadis itu terpana dengan aksi lelaki itu yang terkesan agak romantis terhadapnya. Dengan kaku Zahra menerima bunga dari tangan Rahul.

"Terima kasih" ujar Zahra ceria.

"Apa bunganya cantik?"

"Tentu saja. Sangat cantik" Zahra mencium kelopak bunga itu.

"Apa warnanya"

"Orange"

"Apa kau menyukainya?"

"Ya tentu saja"

"Mana yang lebih kamu sukai?"

"Maksudnya?" tanya Zahra bingung.

"Kau lebih menyukai bunganya, atau pemberinya?" tanya Rahul dengan raut wajah menggoda. Membuat wajah Zahra memerah oleh rasa malu.

Dengan senyum malu-malu yang menghiasi wajahnya, Zahra menyebat pelan muka Rahul dengan setangkai bunga ditangannya itu. Lalu berlari-lari kecil meninggalkannya. Rahul melepas kepergian gadis itu dengan senyum lebar yang merekah diwajahnya.

Kembali kesungai. Mereka tampak asik bermain dan saling menyemburkan air pada satu sama lain. Keduanya tampak begitu terbuai dengan kebersamaan itu hingga lupa daratan. Rahul sangat menikmati suasana yang ada. Gadis itu benar-benar bisa mengalihkan dunianya. Mampu membuatnya tertawa dengan lepas.

Padahal sudah bertahun-tahun dia lupa bagaimana caranya tertawa. Jangankan untuk tertawa, untuk tersenyum saja rasanya dia tidak bisa. Hidupnya hanya didominasi oleh dua hal. Kegelapan dan kesepian.

Namun kini kegelapan itu sepertinya bukan masalah lagi bagi hidupnya. Setelah kesepian itu membawanya kepada Zahra. Gadis resek dan bar-bar, namun memiliki hati yang lembut dan penyayang. Saat hatinya sedang lelah akan cinta, entah bagaimana gelombang rasa itu muncul?

Rahul tampak begitu sumringahnya saat mengepang rambut Zahra yang panjang hitam, dan bergelombang. Begitu pun dengan Zahra, yang dengan cerianya menikmati apa yang dilakukan lelaki itu pada mahkota kepalanya.

Begitu kepangan itu selesai, gadis itu sangat puas dengan hasilnya.

Zahra mengeluarkan alat cukur dari saku roknya. Lalu menggunakan benda kecil itu untuk mencukur brewok yang mulai tumbuh lebat diarea dagu dan rahang Rahul.

Rahul mengusap wajahnya yang terasa kasar dengan keberadaan brewok tipis yang masih tersisa. Matanya berkaca-kaca. Bayangan hidup kelam yang dialaminya beberapa tahun ini kembali melintas dibenaknya. Selama dua setengah tahun terakhir ini dirinya tidak pernah peduli akan penampilan. Baginya sama saja terlihat tampan atau jelek. Toh Dimata semua orang, dia juga tidak berharga.

Namun kini, gadis ini mematahkan keyakinan itu, dan mendesaknya untuk berubah.

Zahra menyeka air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata Rahul. Dia bisa memahami perasaan pria itu. Rahul pernah secara gamblang mengatakan padanya mengenai kekasihnya yang mencampakkannya. Bahkan mengatakan bahwa hidupnya akan hancur, jika dia bersama lelaki itu.

Baginya, pemikiran semacam itu terlalu picik. Seharusnya jika memang benar-benar mencintai seseorang, maka semestinya Bisa-bisa menerima orang itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bukan hanya kelebihannya saja.

Zahra hanya berharap agar dirinya bisa menjadi sosok yang akan membuat Rahul melupakan kekasih dan masa lampaunya yang kelam. Menjadi sosok yang akan berbagi rasa sakit dan senang dengannya. Karena dia sungguh peduli pada pria itu.

Tak terasa mereka telah menghabiskan waktu hampir seharian dibawah air terjun itu. Keduanya baru sadar saat hari sudah menjelang petang. Mau tak mau, mereka harus meninggalkan tempat itu dan kembali ketujuan semula.

Saat mereka sedang berjalan menerobos aliran air dan bebatuan granit besar itu, tiba-tiba saja Zahra merasakan kakinya kram.

"Aauw!"

"Kenapa? Kau baik-baik saja?" Rahul terlonjak panik.

"Kakiku tiba-tiba kram. Sepertinya aku tidak akan kuat berjalan dulu" Zahra membungkuk dan memijat-mijat bagian betisnya yang terasa kram dengan tangan kanan. Sedangkan tangan satu lagi memegang bebatuan disampingnya. Menjadikan batu granit besar itu sebagai tumpuan tangan, untuk menahan tubuhnya agar tidak goyah.

"Terus gimana dong? Inikan sudah sore. Tadi juga kamu bilang, ingin menemaniku mencari pekerjaan"

"Ya mau bagaimana lagi? Kan kakiku sakit. Tidak mungkinkan dipaksakan untuk berjalan?"

"Ya sudah kalau begitu" Rahul meraba-raba batu didepannya. kemudian dia duduk diatas bebatuan yang agak kecil itu.

"Kau mau apa? Ngapain duduk disitu?" tanya Zahra heran.

"Ayo naik kepunggungku"

"Hah?"

"Hah hoh, hah hoh. Kan kakimu sakit. Lalu bagaimana caranya kamu pergi dari sini? Mau ngesot-ngesot diantara air dan bebatuan?"

"Ka-kamu yakin, ingin menggendongku? Jika nanti kamu sampai jatuh bagaimana? Bukan hanya kamu saja yang akan terluka. Tapi badanku juga bisa remuk redam menimpa bebatuan" sanggah Zahra ragu-ragu.

"Kau takut karena aku buta? Itu aja diambil pusing. Kan ada kau yang bisa melihat. Jika kamu bisa menjadi mataku, lalu mengapa aku tidak bisa menjadi kakimu?"

Zahra terpana mendengar ucapan Rahul. Jantungnya terasa berdegup kencang.

"Kenapa malah diam sih? Ayo buruan naik" Desak Rahul yang membuat Zahra terlonjak.

"Mmm....mmm baiklah, jika kau memaksa" Zahra akhirnya menuruti perkataan Rahul untuk naik kepunggungnya.

Rahul bangkit dengan posisi kedua tangannya menyangga dan menahan tubuh Zahra yang berada diatas punggungnya. Dia berjalan dengan perlahan.

"Jalan terus. Awas ada batu. Kekiri sedikit. Iya udah, hati-hati" Zahra yang sedang digendong diatas punggung Rahul, terus memberi aba-aba agar lelaki itu bisa berjalan dengan benar diantara air dan bebatuan granit besar itu.

Selain itu, tongkat yang biasa dia gunakan sebagai penuntun jalannya, kini dipegang oleh Zahra dulu.

***********

"Apa?! Ini saya gak salah dengar? Kamu ingin saya menerima temanmu ini untuk bekerja dipabrik ini?" seru Pak Mahdi, manager dipabrik gitar didesa itu.

"Iya Pak"

"Astaga Zahra, Zahra. Ini pabrik, butuhnya karyawan. Bukan panti sosial yang butuh orang-orang terlantar untuk ditampung. memangnya kau tidak bisa lihat, keadaan temanmu ini seperti apa?" Pak Mahdi melirik Rahul dengan tatapan merendahkan.

"Iya Pak, saya tau, teman saya ini tidak bisa melihat. Tapi saya yakin kok, dia bisa bekerja dengan baik sebagai pengrajin dipabrik ini. Kan yang bermasalah hanya matanya saja. Sedangkan tangan, kaki dan telinganya baik-baik saja" Zahra terus membujuk pelan-pelan.

"Dengar ya Zahra, dimana-mana penglihatan itu adalah nomor satu. Apalagi untuk seorang karyawan. Mereka harus bisa melihat dan memperhatikan pekerjaan yang ditekuninya. kalau temanmu ini melihat saja tidak bisa, apa artinya kaki, tangan dan telinganya yang baik-baik saja itu?"

Pak Mahdi masih dengan tegas meragukan kondisi fisik Rahul.

"Tapi Pak...."

"Udah Ra, semua yang dikatakannya memang benar. Aku tidak bisa bekerja disini. Yang ada aku hanya bisa merepotkan saja. Sebaiknya kita pergi saja....ayo" tukas Rahul sendu. Lalu menarik tangan Zahra, mengajaknya pergi dari pabrik itu. Zahra memegang tangan Rahul dengan lembut.

"Jangan mulai terpengaruh lagi. Ingat, kamu sudah berjanji akan berusaha untuk bangkit. Sedikit lagi kamu sudah sampai diatas. Jangan biarkan dirimu terjatuh lagi kelubang yang lebih dalam. Anggap saja ucapannya hanya angin lalu, yang jangan sampai menggoyahkanmu" Nasehat Zahra lirih, lalu kembali melirik Pak Mahdi.

"Pak, saya mohon. Tolong beri dia kesempatan sekali saja. Bapak bisa memberinya masa percobaan dulu, seperti karyawan pada umumnya. Kalau dia tidak mampu, anda bisa menolaknya. Tapi sebaliknya, kalau dia memiliki kemampuan yang sejajar dengan para pengrajin lain, anda harus menerimanya bekerja disini" Tawar Zahra.

"Oh.... jadi kamu menantang saya?" Pak Mahdi menatap Zahra nyalang.

"Ya.... kalau itu yang Bapak pikirkan, apa boleh buat? Anggap saja seperti itu" jawab Zahra santai. Rasanya mulai kesal berdebat dengan lelaki berusia sekitar empat puluh tahun yang menurutnya sedikit arogan itu.

Pak Mahdi tampak berpikir sebelum menjawab.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat"

"Apa syaratnya"

"Saya akan memberikan dia masa percobaan satu hari. Jika dia bisa bekerja dengan baik seperti karyawan lainnya, sekalipun dia buta, saya akan menerimanya disini. Tapi kalau dia tidak bisa, dan justru malah membuat kerugian dipabrik ini, maka kamu harus mengganti rugi tiga kali lipat dari kerugian yang dia buat. Bagaimana? kamu setuju.....?"

Pak Mahdi menantang Zahra dengan nada tegas.

"Gak bisa begitu dong Pak! Itu namanya tidak adil" tolak Rahul kesal. Dia tidak ingin Zahra terkena masalah karena dirinya.

"Kenapa? kamu takut.....?" Tanya Pak Mahdi sinis.

"Gak kok Pak. Kami tidak takut. Justru saya sangat setuju dengan syarat yang anda ajukan" Jawab Zahra cepat.

"Ra...." Tegur Rahul.

"Tapi saya juga punya syarat" Kata Zahra lagi tanpa menghiraukan teguran Rahul.

"Apa?"

"Jika teman saya ini bisa bekerja dengan baik seperti karyawan lainnya, saya ingin dia mendapatkan gaji tiga kali lipat dari karyawan lain. Karena apa? bukankah luar biasa, jika dia bisa memiliki kemampuan yang sejajar dengan yang lain? Padahal dia buta. Ya.... anggap saja itu bonus untuknya" tantang Zahra balik dengan tenangnya.

"Baiklah, saya setuju. Deal?" Pak Mahdi mengulurkan tangannya pada Zahra.

"Deal" Zahra membalas uluran tangan itu.

Keduanya pun berjabat tangan dan saling memberikan tatapan nyalang satu sama lain. Sedangkan Rahul hanya bisa menjadi saksi dari kesepakatan itu, tanpa daya untuk menghentikannya.

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!