BAB 12- Mau Berteman Denganku?

"Sangat.... sangat menyukainya! Terima kasih ya Re, kalian memang sahabatku yang terbaik" Chika menjawab dengan antusiasnya. Keduanya pun kembali berpelukan.

Zahra tersenyum terharu melihat persahabatan dua gadis belia itu.

"Selamat ulang tahun ya Chik"

"Makasih Re"

"Oh ya Re, siapa laki-laki tampan yang sedang bernyanyi itu? Kalian mengenalnya? Atau.... kalian membayarnya juga agar bernyanyi untukku?" Chika melirik pria yang sedang bersenandung ria diarea dekorasi balon ditengah- tengah taman itu. Rere ikut meliriknya

"Namanya Kak Rahul. Dia tidak bisa melihat. tapi lihat, suaranya sangat bagus kan?"

"Iya, suaranya merdu sekali Re"

"Tadi aku dan teman-teman bertemu dengannya diteras depan rumah sakit. Kamu kan tau sendiri diantara aku, Rony, Doddy dan Razak tidak ada yang bisa bernyanyi ataupun bermain gitar. Nah, waktu ketemu Kak Rahul, kami cerita begitu. Dia bilang dia bisa nyanyi. Jadi kami minta tolong saja padanya, agar dia mau bernyanyi di acara ulang tahunmu. Dan dia bersedia, asalkan kami juga bersedia membantunya minta maaf pada seseorang"

"Zahra, maksudnya dia ingin minta maaf pada Suster Zahra?" Chika melihat dan membaca tulisan-tulisan pada karton yang tertera dengan tinta spidol itu.

"Sepertinya begitu. Lihat, Suster Zahra sudah ada disini. Yuk" Rere menarik tangan Chika menghampiri Zahra dan kedua temannya.

"Suster Yanti, Suster Wirda. Terima kasih ya, sudah membantu kami membawa Kakak Suster Zahra kemari" kata Rere pada Wirda dan Yanti.

"Sama-sama sayang" Wirda tersenyum lembut.

Zahra mengernyitkan kening dan melirik kedua sahabatnya.

"Jadi kalian juga terlibat dalam rencana ini?"

"Mau bagaimana lagi? Kami didesak" Yanti menaikkan alisnya, menjawab apa adanya.

"Lagipula kamu juga tidak marahkan? Malah sebaliknya, kamu akan berterima kasih pada kami berdua. Aku bahkan sudah bisa menebak alur selanjutnya. Kamu akan menghampirinya, lalu kalian jadian deh. Oh.... so sweetnya" Wirda berbisik dan tersenyum usil.

"Sudah-sudah Wir, jangan menggodanya terus. Ayo kita pergi" Yanti menarik tangan Wirda, senyum usil juga merekah diwajahnya.

"Baiklah, kami berdua mau lanjut kerja lagi. Khusus untuk hari ini, kamu bebas tugas. Have fun ya bersama gebetanmu" goda Wirda lagi.

Zahra semakin geram dengan kelakuannya, hingga dia mencubit perut Wirda dengan keras.

"Auuww....! sakit" reflek Wirda mengaduh kesakitan.

"Makanya kalau punya mulut dijaga. Dasar kompor" kata Zahra ketus. Yanti dan Wirda pun berlalu dengan senyum jahil yang masih terpancar.

Namun sebelum itu, mereka terlebih dahulu membubarkan gerombolan itu. Dengan alasan para pasien harus kembali beristirahat dikamar masing-masing. Gerombolan yang terdiri dari kaum hawa itu, awalnya enggan meninggalkan taman karena mereka sedang asik cuci mata.

namun Wirda dan Yanti berhasil membujuk rayu.

Begitu tawon-tawon itu meninggalkan taman, Zahra kembali memanjakan mata dan telinganya. Menatap wajah tampan dan mendengar suara merdunya dalam bersenandung, dengan wajah yang berseri-seri. Dia merasa seperti sedang menyaksikan film atau lagu India .

Prokk... prokk..... prokk.... (tepuk tangan Chika dan Rere begitu Rahul usai dengan aksinya. Kedua gadis itu berdiri dikanan kiri Zahra, tempat Wirda dan Yanti sebelumnya.

Zahra melangkahkan kaki menghampiri Rahul dengan anggunnya. Ekspresi wajahnya sukar terbaca.

Zahra mengambil tangan Rahul dan meletakkan uang receh ditelapak tangannya. Lalu dia mengulurkan tangannya pada lelaki itu. tentu saja Rahul tidak bisa melihat itu. Namun dia bisa merasakan, jika sebuah tangan lembut memegang tangannya. Juga sebuah benda dingin dan bundar yang terasa seperti logam menyentuh permukaan telapak tangannya.

Tadi saat Zahra sampai, Rony, Doddy dan Razak sudah memberi kode akan kedatangannya. Apakah gadis itu berada dihadapannya saat ini?

"Maaf, hanya itu uang receh yang aku miliki. Dan aku senang, karena akhirnya kamu menunjukkan juga kelebihanmu. Dan kamu berhasil membuat semua orang terpesona, akan penampilan dan suaramu. Azzahra Alfathunnisa, mau berteman denganku?"

Rahul terkesiap mendengar suara itu. Senyum ceria langsung menghiasi wajahnya.

"Rahul Aryan. Senang berteman denganmu" Dia sengaja tidak menyebutkan Dirgantara sebagai nama lengkapnya. Karena merasa enggan, jika ada yang mengenalinya sebagai bagian dari keluarga agung itu.

Zahra menjabat tangan Rahul "Hehehe....mari kita lupakan kemarin, dan fokus pada hari ini dan besok"

*********

Rahul dan Zahra tampak sedang asik berbincang dibangku taman.

"Terima kasih"

"Untuk?"

"Karena sudah memaafkanku"

"Kapan aku mengatakan, kalau aku memaafkanmu?"

"Tapi, tadi kamu bilang ingin berteman denganku" Rahul menautkan alisnya.

"Iya, tapi kan aku tidak bilang kalau aku memaafkanmu" jawab Zahra sesantai mungkin.

"Jadi... kamu masih belum bisa melupakan insiden hari itu? Lalu apalagi yang harus aku lakukan sekarang agar kamu mau memaafkanku?" tanya Rahul lirih.

"Euuum..... apa ya?" keusilan Zahra semakin menjadi jadi kala melihat raut kecemberutan diwajah Rahul "Hehehehe...."

"Kenapa tertawa? Aku sedang serius" nada suara Rahul sedikit naik. Perasaan kesal disertai bingung bercampur aduk akibat tingkah laku Zahra.

"Bisa aku mengatakan satu hal" Zahra berusaha meredam tawanya.

"Apa?"

"Saat sedang cemberut, kau terlihat sangat lucu dan menggemaskan hihihi. Aku hanya bercanda. Lagipula hatiku tidak terbuat dari batu. Hingga bisa menyimpan dendam begitu dalam, meskipun orang itu sudah minta maaf berulangkali. Aku kan sudah bilang, lupakan kemarin, dan fokus pada hari ini dan besok"

"Jadi kamu menjahiliku?"

"Pikirkan saja sendiri"

Rahul tersenyum mendengar jawaban Zahra. Meski ada sedikit rasa keki lantaran gadis itu menjahilinya, namun perasaan senang lebih mendominasi.

"Terima kasih"

"Karena sudah memaafkanmu?"

"Bukan hanya itu saja. Tapi karena sudah mau menjadi temanku. Teman pertama sejak aku jadi orang buta" Rahul berkata dengan lirih dan menundukkan wajahnya yang terlihat sedih.

"Apa karena itu kamu jadi introver, pemarah, dan sensitif seperti sekarang? Karena kamu kecewa akan sikap orang-orang disekitarmu?" tanya Zahra pelan-pelan.

"Aku kecewa dengan semuanya. Orang-orang disekitarku, kondisiku yang buta ini. Bahkan dengan hidupku sendiri. Aku membenci semua yang ada, termasuk diriku sendiri" Rahul tampak sangat emosional mengeluarkan uneg-unegnya.

"Maaf, kalau aku boleh tau.... Sudah berapa lama kamu seperti ini?"

"hampir tiga tahun. Dua setengah tahun yang sangat menyiksa dalam hidupku. Aku dihina, direndahkan, dikucilkan, dan dianggap sampah yang tidak ada artinya. Hingga rasanya aku ingin menyerah saja, dengan mengakhiri hidupku. Namun sayang, berkali kali usahaku gagal"

"Itu artinya Tuhan masih menyayangimu. Karena itulah Dia selalu memberimu kesempatan untuk membuktikan dirimu. Justru yang aku lihat, bukan kondisimu yang menyiksa dan menghancurkan hidupmu. Tapi katidak percayaan terhadap dirimu sendirilah penyebabnya. Tidak ada keinginan dalam dirimu untuk bangkit, dan menampar orang-orang yang memandangmu rendah. Karena itulah mereka semakin yakin, kalau asumsinya terhadapmu memang adanya. Seandainya kamu memiliki sedikit saja kepercayaan terhadap dirimu sendiri, dan kamu berani mencoba untuk berdiri. Mungkin hidupmu tidak akan sesulit itu. Mungkin memang tidak mudah, aku tau itu. Karena kamu pasti akan terjatuh berulang kali. Tapi itu jauh lebih baik daripada hanya duduk diam, menunggu hinaan dan cemoohan datang"

Zahra berceramah panjang lebar. Dia berbicara selembut mungkin agar Rahul bisa mencerna nasehatnya.

"Karena itulah kenapa aku sangat ingin mengenalmu lebih jauh. Karena hanya kamulah satu-satunya orang, yang bisa membuatku merasa nyaman. Merasa dihargai sebagai manusia. Bukan sebagai hewan yang harus diasingkan" kata Rahul jujur dari hatinya.

"Bagiku kita semua sama. Lebih baik memiliki fisik yang cacat, tapi memiliki hati yang sempurna. Daripada memiliki fisik yang sempurna, tapi hatinya cacat"

Rahul sangat kagum dengan arah pikiran Zahra yang begitu bijak. Seandainya Amora bisa memiliki pikiran seperti Zahra, mungkin hidupnya tidak akan seterpuruk ini. Karena ada wanita tercinta yang setia merangkul dan memegang tangannya.

Namun sayang, Amora tidak bisa seperti itu. Buktinya dia tega meninggalkannya, dan berlari kepelukan kakaknya sendiri.

"Oh ya, aku juga mau mengucapkan terima kasih atas nama Chika. Kamu tau? apa yang kamu lakukan ini sangat berarti baginya"

"Itu semua teman-temannya yang merencanakan, dan menyiapkan segalanya. aku hanya membantu meniup balon saja. Kamu tau sendirikan? aku tidak mungkin bisa menata balon-balon itu. Aku bahkan tidak tau seperti apa bentuk dekorasinya" jawab Rahul malu-malu.

"Kamu sudah memberikan suaramu sebagai hadiah ultahnya. Chika sangat menyukai musik dan lagu Dia terlihat sangat ceria bahkan tertawa lepas hari ini. Selain teman-temannya, kamu juga turut andil dalam melukiskan senyuman diwajah manisnya. Kamu tau? bahkan dia mengatakan seperti sedang nonton konser, saat mendengarmu bernyanyi tadi"

"Benarkah? Apa suaranya semerdu itu? Apakah penyanyi-penyanyi papan atas bisa kalah dariku?" Rahul mulai menggunakan sikap humor yang selama ini sangat bertolak belakang dengan karakternya, yang dingin dan temperamen. Namun sikap Zahra membuatnya terpancing.

"Ingin jawaban jujur atau yang bohong?"

"Kalau yang bohong?"

"Suaramu sangat jelek, dan tidak enak didengar"

Rahul tersenyum "Oh ya, benarkah?"

"He em"

Rahul menggeleng kepala disertai senyuman yang mengembang diwajahnya. Obrolan ini benar-benar membuatnya terhibur. Entah mengapa dia bisa sesumringah ini. Padahal baru beberapa hari yang lalu, dia masih menjadi laki-laki menyedihkan yang meratapi nasib malangnya. Yang terbuang dari keluarganya sendiri.

Tapi sekarang, entah kemana sosok menyedihkan itu. Mungkin dia butuh Zahra untuk menghibur dan merangkulnya.

"Oh ya, ngomong soal Chika, kamu kenal baik dengannya? Kok sepertinya kamu cukup dekat dengan gadis itu?"

"Dia salah satu pasien disini. Jadi ya.... bisa dibilang dia sudah seperti adikku sendiri. Karena dia sudah lumayan lama menjadi pasienku"

"Memangnya dia sakit apa?"

"Kanker darah stadium 3"

"Kamu serius? Astaga, padahal usianya masih sangat dini lho" Rahul terlonjak mendengar pernyataan itu.

"Iya, usianya baru tiga belas tahun. Tapi ujian hidupnya sudah sangat berat dan bertubi tubi" Zahra menghela nafas panjang "Rasanya aku tidak tega melihatnya"

"Memang apalagi masalahnya?" Rahul semakin tertarik.

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!