BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu

"Permisi Pak, anda mau kemana? Biar saya bantu" tegur salah seorang perawat wanita, kala melihat Rahul berjalan sendirian di koridor dengan tangan meraba-raba di udara.

"Siapa kamu?"

"Saya perawat disini Pak"

"Oh... euum..... saya.... saya sedang.... mencari" Rahul tampak gugup dan salah tingkah. Dia bingung harus memberikan jawaban apa.

Sebenarnya dia bisa saja sih menjawab apa adanya. Atau bertanya saja pada wanita perawat itu, tentang perawat wanita bernama Zahra yang ada dirumah sakit itu. Mungkin saja dia mengenalnya, atau lebih mungkin lagi dia temannya.

Namun rasanya dia terlalu malu untuk mengakui, kalau dirinya sedang mencari wanita itu untuk meminta maaf.

"Anda sedang mencari seseorang Pak?"

"Euum... saya sedang mencari....mencari kantin. Iya mencari kantin" ditengah-tengah kegugupan dan kebingungannya dalam mengelak, akhirnya Rahul menemukan jawaban atau alasan yang tepat agar perawat itu tidak mengetahui tujuannya yang sebenarnya.

Meski sebenarnya kantin bukanlah sepenuhnya alasan atau mengada-ada. Karena kalau dipikir-pikir inikan sudah siang, Sudah saatnya makan siang. Jadi mungkin saja kan, wanita centil itu berada di kantin untuk mengisi perutnya. Walau tidak yakin seratus persen. Namun tidak ada salahnya kan untuk mencoba?

"Oh, anda mau kekantin? Mari saya antar Pak"

"Tidak, saya bisa sendiri. Kamu....kasih tau saja arahnya kemana. Biar saya berusaha sendiri"

"Anda yakin bisa sendiri, tanpa perlu saya temani?" tanya perawat itu khawatir.

"Iya saya yakin" jawab Rahul tegas.

Tak ingin berdebat lagi, wanita itu pun mengalah. Akhirnya dia hanya membantu Rahul, dengan memberikan arahan-arahan perihal jalan yang harus dilaluinya untuk sampai kekantin. Rahul pun tiba disana dengan mengikuti aba-aba wanita perawat itu.

"Hello tampan!" tegur seorang gadis dengan centilnya, saat melihat sosok pria tampan berdiri didepan pintu masuk kantin.

"Siapa kamu?"

"Aku? Kamu sendiri ingin aku menjadi siapa? Kalau kamu Ajay Devgan, aku Kajolnya. Kalau kamu Abhishek Bachchan, aku Aishwarya Rainya. Kalau kamu Salman Khan, aku Katrina Kaifnya. Kalau kamu Saif Ali Khan, aku Kareena Kapoornya. Kalau kamu Ranbir Kapoor, aku Alia Bhattnya. Kalau kamu....." celoteh wanita itu sembari bergelayut dilengan Rahul dengan genitnya.

"Aku Rahul.... " tukas Rahul sambil berusaha melepaskan tangan wanita itu yang melingkar di lengannya.

"Waw....! Kalau begitu aku Anjalinya! Semoga tidak akan pernah ada Tinna diantara kita ya. Rahul, Anjali...hehe!" wanita itu menunjuk Rahul dan dirinya sendiri.

"Kya Karu hai yeh, kuch kuch hota hai...." dia bersenandung ria, sementara kedua tangannya semakin menggelayuti lengan Rahul dengan erat. Sesekali dia menyandarkan kepalanya dibahu Rahul. Membuat pria itu semakin risih dan jengah.

Akhirnya Rahul menarik lengannya dari lilitan tangan wanita genit itu dan berbalik. Namun dia malah menubruk banner didepannya.

PRAKK!!

"Astaga, hati-hati!" seru wanita itu seraya membantu Rahul mengambil dan meletakkan banner itu ketempatnya semula.

Namun beberapa menit kemudian, dia termangu memandangi wajah Rahul. Sepertinya gadis centil itu mulai menyadari sesuatu. Untuk memastikannya, dia mengibas-ngibaskan tangannya kedepan wajah Rahul.

"OMG, jadi sedari tadi aku menggoda laki-laki buta? Oh no -no- no...... tampan sih tampan. Tapi kalau buta sih.... ilfil juga jadinya. Masak gadis secantik Ida, dapatnya sibuta dari lembah hantu" gumam wanita bernama Ida itu yang suaranya tembus ke telinga Rahul.

Merasa sakit hati dengan perkataan wanita genit itu, yang isinya merendahkan keterbatasan fisiknya, seperti yang sudah biasa diterimanya selama ini. Namun kali ini Rahul tidak ingin terpancing emosi dan membuat keributan lagi. Apalagi dia sedang berada ditempat umum. Mungkin memang sudah saatnya dia menghadapi ejekan dan cemoohan itu dengan kepala dingin. Bukan dengan emosi lagi.

Apalagi saat ini, prioritas utamanya adalah menemui perawat bernama Zahra itu. Bukan membuang-buang waktu untuk wanita edan ini.

"Apa kamu perawat disini?"

"Bukan, aku salah satu pedagang kantin disini" nada bicara Ida yang sebelumnya terdengar lembut, penuh rayu serta gombalan kini terdengar agak ketus setelah dia tau bahwa laki-laki tampan didepannya itu ternyata buta.

"Jadi tugasmu disini adalah melayani semua orang dengan makanan dan minuman yang kamu jual, atau hanya melayani para lelaki yang datang kemari dengan godaanmu? Jika jawabannya ada disoal yang pertama, bisa tolong buatkan aku minuman segar? Aku haus sekali usai menerima sambutan yang membosankan seperti barusan"

nada bicara Rahul yang santai terdengar sangat pedas ditelinga Ida. Cukup untuk membuat gadis itu merasa malu dan kesal.

"Baiklah, mau minum apa? " jawab Ida dengan wajah masam, merasa tak terima dengan olok-olokan Rahul.

"Milk tea Boba saja kalau ada"

"Baiklah, tunggu sebentar" Ida pun berbalik.

"Terima kasih" Rahul tersenyum sinis.

"Huh dasar. Sudah buta, menyebalkan lagi" gumamnya bersungut sembari berjalan.

"Auw!" tanpa sengaja dia menubruk seorang perawat wanita yang baru saja memasuki kantin.

"Maaf, maaf Ida. Aku tidak sengaja" seru perawat itu dengan ramah.

Rahul tersentak mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya.

"Iya Sus, tidak apa-apa" sahut Ida hambar.

"Zahra!!" seru salah satu wanita berseragam perawat sambil melambaikan tangannya. Wanita itu tampak sedang berkumpul bersama beberapa perawat wanita lainnya dimeja bagian tengah kantin.

"Hei!!" Zahra membalas lambaian tangan itu dan menghambur kearah rekan-rekan sejawatnya dengan sumringah.

Rahul semakin yakin bahwa suara itu milik gadis yang tengah dicarinya. Dia membalikkan badannya menghadap tembok. Berharap dengan posisi seperti itu, gadis itu tidak akan melihat dan menyadari keberadaannya.

Niat Rahul yang sebelumnya ingin menemui Zahra, kini dia urungkan. Karna sepertinya ini bukanlah waktu yang tepat. Lantaran gadis itu sedang bersama teman-temannya.

"Lama banget sih Ra? Sudah kita tungguin dari tadi" protes salah satu dari mereka.

"Iya maaf, tadi pasienku rewel sekali. Jadi aku harus menunggunya sampai benar-benar tertidur pulas dulu. Baru bisa ditinggal" Zahra menarik kursi lalu dia duduk di kursi itu.

"Iya deh Suster idaman" goda Mimi, salah satu teman sejawat Zahra.

"Apaan sih Mi. Sudah ah, aku haus dan lapar sekali. Bu Mirna!" Zahra mengangkat tangan kanannya memanggil pedagang kantin.

"Bu, jus alpukat dan mie pangsit satu ya" pesannya dengan ramah dan sopan.

"Iya Sus, tunggu sebentar ya" sahut ibu pedagang kantin kemudian berlalu.

"Iya"

"Oh ya Ra. By the way , bagaimana kabar dia?" Rahma tersenyum menggoda.

"Dia? dia siapa?" tanya Zahra dengan tampang polos. Merasa tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh temannya.

"Heuh, kayanya ada yang mau main kura-kura dalam perahu nih. Pura-pura tidak tau. Itu lho.... pasien kesayanganmu yang ketampanannya hampir sejajar dengan aktor-aktor Bollywood itu. Sudah ditembak belum?" timpal Maudy seraya tersenyum jahil.

"Buronan kali ditembak" Zahra melempar tissue yang sudah diremasnya kewajah Maudy yang dengan sigap menjadikan tangannya sebagai tameng, agar tissue itu tidak mengenai wajahnya yang masih menyunggingkan senyum usil.

"Imajinasi kalian tu terlalu jauh. Padahalkan kalian tau sendiri, bagaimana hubunganku dengannya. Hanya sebatas perawat dan pasiennya saja, tidak lebih. Jadi tidak perlu berpikiran yang aneh-aneh" gerutu Zahra menekankan.

"Seandainya dia menembakmu, bagaimana? kamu akan menerima, atau menolaknya?" Wirda ikut-ikutan kepo.

"Itu tidak akan pernah terjadi. Aku akui dia memang setampan aktor-aktor Bollywood itu. Tapi sayangnya....."

"Dia buta, itukan masalahnya? Kalau dipikir-pikir, alasanmu cukup masuk akal juga sih Ra. Hidup itukan harus realistis. Jaman sekarang ketampanan bukanlah modal utama seorang pria, untuk bisa masuk kriteria suami idaman. Seorang pria itu harus macho man. Harus bisa menjadi sayap pelindung bagi pasangan hidupnya. Jadi kalau melihat saja tidak bisa, bagaimana dia akan melindungi wanitanya? benar tidak?"

celoteh Mimi mengeluarkankan pendapatnya. Yang dijawab dengan anggukan kepala dari ketiga temannya, kecuali Zahra.

Rahul yang sedari tadi dengan jelas mendengar percakapan gadis-gadis itu, mengepalkan tangannya dengan mulut yang terkatup rapat menahan amarah. Perasaan kecewa dan marah kembali memenuhi rongga dadanya. Sepertinya niatnya untuk menemui dan meminta maaf pada perempuan itu adalah niat yang salah.

Dia sempat berpikir, kalau gadis itu berbeda dengan orang-orang yang selama ini memandang kondisinya fisiknya dengan sebelah mata. Ternyata tidak, dia sama saja dengan mereka semua.

Akh!!....mengapa dia bisa begitu naif. Hingga berpikir bahwa masih ada orang didunia ini, Yang bisa dijadikannya sebagai tempat untuk berkeluh kesah. Seharusnya dia sadar, bahwa tidak akan pernah ada tempat dari siapapun didunia ini untuk orang sepertinya. Bahkan keluarganya pun tak terkecuali.

Saat keluarganya sendiri saja tidak mau menjadikan pundak mereka sebagai tempatnya untuk bersandar, mungkin dia sudah gila jika berpikir akan mendapatkannya dari orang lain. Ini memang salahnya yang terlalu terbuai dengan kata-kata filosofi wanita itu. Rahul memejamkan mata dan menghela nafas berat.

Dengan gontai dia mengambil langkah untuk meninggalkan kantin itu. Namun seketika langkahnya terhenti oleh pernyataan yang dilontarkan Zahra.

"Sayangnya aku tidak sependapat dengan kalian. Bagiku, seorang pria idaman itu bukan berasal dari ketampanan maupun kesempurnaan fisiknya, tapi dari hatinya. Kata Ibuku, kecantikan dan ketampanan fisik tidak ada yang abadi. Suatu saat bisa saja luntur oleh waktu. Namun tidak dengan hati dan cintanya. Ibuku selalu mengatakan, laki-laki idaman adalah laki-laki yang bisa mencintai dan menghargai wanita dengan hatinya. Bisa menjadi imam yang baik bagi pasangan hidupnya. Serta mampu membimbing keluarga kecilnya untuk selalu berada dijalan yang benar. Dan dia harus bisa mencintai dan menerimaku apa adanya, begitupun sebaliknya"

Zahra berkata dengan tatapan menerawang. Ucapannya terdengar sangat mendalam. Membuat Rahul terkesima mendengarnya.

"Meskipun dia cacat?" tanya Wirda memastikan.

"Kalau dia adalah jodoh yang telah Tuhan siapkan untukku, lalu aku bisa apa? Aku yakin, Tuhan sudah merancang takdir yang indah untukku. Karna sesuatu yang terlihat buruk Dimata kita, belum tentu buruk dimata Allah. begitu juga sebaliknya" tutur Zahra dengan yakinnya.

Rahul terharu dengan filosofi gadis itu. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa perempuan itu akan memiliki sudut pandang yang begitu bijak dan tidak picik. Betapa beruntungnya laki-laki yang bisa mempersunting wanita seperti itu.

"Heuuum.....so sweeeeet...." celetuk Rahma dengan gemesnya.

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!