BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang

Namun pikirannya sangat yakin, bahwa inilah jalan terbaik untuknya dan mereka. Karena dia sudah lelah hidup tertekan, dikucilkan oleh keluarganya sendiri. Dia ingin hidup nyaman bersama orang-orang yang bisa menghargai dan menerimanya apa adanya.

Toh dia juga tidak yakin kalau keluarganya akan bahagia jika tau dirinya masih hidup. Dia tidak yakin kalau mereka masih mengharapkan kehadirannya ditengah-tengah mereka. Mungkin bagi mereka dia sudah mati dalam kecelakaan itu. Dia juga akan seperti itu. Baginya keluarganya sudah mati dalam peristiwa itu.

Zahra menatap Rahul dengan perasaan iba. Dia bisa melihat kesedihan mendalam diwajah pria itu. Kasihan sekali laki-laki ini. Dia sudah kehilangan orang-orang terdekatnya. Ditambah lagi kondisinya yang harus berteman dengan kegelapan.

Sekarang kemana dia akan mencari tempat untuk berteduh.

**********

"Assalamualaikum Bu!" Zahra dan Rahul baru saja tiba dikediaman Zahra yang sederhana.

"Waalaikum salam" terdengar suara sahutan Ibunya dari dalam. Tak lama kemudian pintu pun terbuka dari dalam, dan tampaklah Bu Sakinah membuka pintu sembari mendorong roda kursi rodanya.

"Eh, anak Ibu sudah pulang" Bu Sakinah tersenyum lembut melihat kehadiran putri semata wayangnya.

"Iya Bu" Zahra menyalami Ibunya dengan mencium punggung tangan wanita yang telah melahirkannya itu.

Tatapan Bu Sakinah akhirnya jatuh pada Rahul yang berdiri dibelakang Zahra dengan tatapan penuh tanya. Akan siapakah sosok pria tampan, yang menggunakan tongkat yang datang bersama anaknya itu.

Mengerti akan arti tatapan Ibunya, Zahra langsung memperkenalkan pria itu pada Ibunya.

"Eum....Bu, kenalkan ini Rahul" katanya menunjuk Rahul.

"Bu, saya Rahul" Rahul mendekati Bu Sakinah dan berusaha meraih tangan wanita paruh baya itu. Zahra membantu Rahul untuk menjabat tangan Ibunya. Rahul mencium tangan Bu Sakinah.

"Saya Sakinah, ibunya Zahra" Bu Sakinah tersenyum ramah.

"Iya"jawab Rahul kikuk.

"Oh, jadi ini pasien tampan yang sering kamu ceritakan itu? Yang katanya ketampanannya mengalahkan aktor-aktorBollywood itu. Pantesan berhasil membuat hatimu meleleh. Lha wong wajahnya aja bikin ngiler" Bu Sakinah setengah berbisik pada Zahra. Sesekali dia melirik Rahul, dengan senyum menggoda yang mengembang diwajahnya.

"Ih Ibu, emang dia makanan apa bikin ngiler? Nanti kalau dia dengar bisa kegeeran lagi" gerutu Zahra menatap ibunya dan Rahul dengan perasaan campur aduk. Antara keki dan malu.

Apalagi melihat pria itu cengengesan dipuji oleh ibunya. Dasar laki-laki menyebalkan. Pasti kepedeen tingkat dewa sekarang.

"Ehem" Rahul berdehem. Sedari tadi dia hanya diam berdiri mendengarkan ibu dan anak itu menggunjingkan dirinya.

"Nak Rahul, ayo masuk. Biar nanti Ibu buatkan minuman" ajak Bu Sakinah ramah.

"Iya Bu"

************

"Oh..... Jadi kamu baru keluar dari rumah sakit. Dan sekarang gak ada tempat tinggal?" cecar Bu Sakinah saat ketiganya sudah berada diruang tamu.

"Iya Bu. Dan sekarang saya bingung harus kemana. Saya juga gak ada uang sepeserpun. Jangankan untuk cari tempat tinggal, untuk bayar biaya perawatan saya selama dirumah sakit saja, saya gak punya"ungkap Rahul lirih.

"Memangnya keluarga kamu dimana Nak? kenapa kamu tidak minta bantuan mereka saja?" tanya Bu Sakinah lagi. Namun kali ini Zahra yang menjawabnya.

"Eum.... keluarganya sudah meninggal Bu, dalam kecelakaan itu. Hanya dia saja yang selamat. Hingga ditemukan oleh warga ditepi disungai"

"Astaghfirullah hal azzim. Kamu yang sabar ya Nak. Kamu harus kuat. Ihklaskan orang tuamu. Kamu harus yakin, bisa melewati masa sulit ini" Bu Sakinah memberi semangat dengan penuh rasa empati.

"Terima kasih Bu"

"Jadi bagaimana Bu?" Zahra beradu pandang dengan ibunya.

"Eum... begini saja. Dibelakang rumah ini ada rumah kosong. Milik adik Ibu yang sekarang merantau dikota. Kalau kamu mau, untuk sementara waktu kamu bisa tinggal disana. Memang rumahnya kecil dan agak berantakan. Karena sudah lama tidak berpenghuni. Tapi lumayankan untuk tidur, dan melindungimu dari hujan dan terik matahari. Biar nanti Zahra yang membantumu membersihkannya. Bagaimana?" Tawar Bu Sakinah ramah.

"Memangnya Ibu dan Zahra tidak merasa direpotkan dengan kehadiran saya disini? Saya hanya tidak ingin, menjadi beban untuk kalian" Rahul merasa tak enak. Ada perasaan bersalah yang menerjang hatinya. Dia sudah berdusta pada orang sebaik dan setulus Zahra dan ibunya. Tapi dia benar-benar tidak mempunyai pilihan lain. Hanya mereka yang bisa dijadikannya tempat untuk bersandar saat ini.

Semoga suatu saat nanti, akan ada kesempatan baginya untuk membalas kebaikan mereka terhadapnya. Dan semoga saja, mereka tidak akan merasa kecewa, jika mengetahui kebohongannya nanti. Semoga saja.

"Kamu tidak perlu merasa seperti itu Nak Rahul. Ibu sama sekali tidak merasa direpotkan kok. Iya kan Ra?" Bu Sakinah melirik Zahra yang membalas lirikannya dengan senyuman.

"Malah Ibu senang bisa membantu. Kamu juga bisa menganggap Ibu seperti Ibumu sendiri. Jadi kamu jangan sungkan ya"

"Sekali lagi terima kasih Bu, Ra" kata Rahul dengan wajah berbinar.

"Biar nanti Zahra yang menemanimu kesana. sekarang minum dulu. Nanti minumannya keburu dingin lagi"

"Iya Bu" Rahul mengambil gelas minuman dimeja, dan meneguknya dengan perasaan lega. Setidaknya untuk saat ini dia sudah memiliki tempat untuk tinggal.

Semoga ini akan menjadi awal yang baik bagi lembaran baru hidupnya.

*****

"Sekali lagi terima kasih ya, sudah mengijinkanku, untuk numpang dirumahmu ini" kata Rahul tulus.

"Sejak kemarin kamu terus saja mengatakan terima kasih. Memangnya tidak bosan? Aku saja bosan mendengarnya setiap saat" kicau Zahra dengan tangan yang sedang asik membersihkan debu yang menempel dilukisan dinding, tanpa menoleh pada Rahul yang sedang serius bicara.

Keduanya sedang membersihkan dan merapikan rumah belakang yang akan dijadikan tempat tinggal Rahul untuk sementara waktu.

"Lalu aku harus bilang apa? Bukankah jika ada orang yang membantu kita dalam kesulitan, kita

harus mengucapkan terima kasih padanya?"

"Maaf ya, rumah ini lebih kecil dari rumah yang aku dan Ibu tempati. Mau bagaimana lagi, hanya ini yang kami punya. Secara tidak mungkinkan, kamu tinggal bersamaku dan Ibu. Apa kata tetangga nantinya. Bisa-bisa malah menimbulkan fitnah, karena kita bukan muhrim"

Ujar Zahra merasa tak enakan. Sedangkan Rahul terhenyak mendengar ucapannya. Hingga aktivitasnya yang sedang mengepel lantai terhenti sejenak.

"Iya-iya, kamu benar. Memang tidak sepantasnya laki-laki dan wanita yang bukan muhrim tinggal seatap. Bisa-bisa nanti kita malah khilaf ya" jawab Rahul gugup.

"Iya benar sekali. Dosa besar jika kita sampai berbuat zinah karena rayuan setan. Ibuku juga sering menasehati. Wanita hebat itu bukan wanita yang pandai mempercantik dan memamerkan keindahan tubuhnya, hingga membuat para pria tergiur untuk memiliki keindahan mahkotanya. Tapi wanita hebat itu, adalah wanita yang pandai menjaga dan mempertahankan harga diri dan mahkota berharganya. Yang hanya akan dia persembahkan untuk pria yang mempersuntingnya. Dan aku selalu berdoa pada Allah, agar senantiasa dijauhkan dari tatapan mata bejat. Karna aku tidak mau membuat Ibu kecewa"

Panjang lebar Zahra berfilosofi. Membuat perasaan Rahul semakin diselimuti oleh rasa malu.

Bagaimana tidak, semua ucapan yang dilontarkan gadis itu bak sebuah tamparan untuknya. Selama ini, saat matanya masih berfungsi dengan baik. Dia menggunakannya untuk melihat kemaksiatan. Melihat keindahan tubuh wanita tanpa sehelai benang, sudah hal biasa baginya. Bahkan tak jarang pula, dia melakukan perbuatan mesum itu diatas ranjang.

Sekarang dia sudah tidak bisa menggunakan mata itu untuk melihat apapun lagi. Apakah semua ini adalah bentuk teguran atau hukuman dari Tuhan?

Huh... dia benar-benar merasa malu dengan dirinya sendiri.

"Ibumu wanita yang hebat ya. Kamu pasti sangat bangga memiliki Ibu seperti beliau" Rahul tersenyum sendu.

"Ya tentu saja. Setiap anak pasti bangga dengan orang tuanya kan?"

"Tidak semua"

Zahra mendekati Rahul begitu menyadari kesedihan yang mulai kembali menyelimuti hati pria itu.

"Apa kamu kembali teringat orang tuamu?" Tanya Zahra pelan.

"Tidak. Untuk apa aku mengingat mereka? Belum tentu juga mereka mengingingatku" Rahul kembali menggerakkan sapu pel mengepel lantai dan memalingkan wajah. Dia tidak ingin Zahra membaca raut kesedihan diwajahnya.

"Bukannya orang tuamu sudah meninggal?" Zahra mengernyitkan kening.

"Mmm.... maksudku, jika mereka masih hidup, belum tentu mereka memikirkanku"poles Rahul gugup.

"Aku tidak tau apa yang terjadi antara kau dan keluargamu. Aku juga tidak ingin ikut campur dalam masalah kalian. Tapi aku hanya ingin mengatakan satu hal. Apapun kesalahan yang dilakukan orang tuamu. Sebesar apapun luka yang mereka torehkan dihatimu. Aku yakin, dilubuk hati mereka yang terdalam, tetap ada cinta untukmu. Karena tidak mungkin ada orang tua didunia ini, yang tidak mencintai anaknya. Jadi hapus amarah dihatimu dan maafkanlah mereka"

Zahra menggenggam tangan Rahul dan berkata dengan lirih.

"Terima kasih sudah menasehatiku. Tapi kalau bisa, aku tidak ingin membahas masalah itu sekarang. Karena aku hanya ingin fokus dengan hidup baruku"

"Iya, aku setuju denganmu. Tutup lembaran lama, lalu buka dan fokus pada lembaran baru" Zahra tersenyum manis.

"Oh ya, ini sudah selesai. Sekarang rumah ini sudah lumayan bersih dan apik. Mulai malam ini, kamu sudah bisa tinggal disini. Dan untuk kasur, sepray, selimut dan bantal nanti aku bawa dari rumah. Untuk makan malam, nanti akan aku bawa selepas magrib. Baiklah, aku balik dulu. Selamat istirahat"

Zahra berjalan menuju pintu. Langkahnya terhenti oleh ucapan Rahul yang terdengar lirih dan mendalam.

"Sekali lagi terima kasih untuk semuanya. Jujur aku tidak tau, apa yang akan terjadi dalam hidupku. Seandainya tidak bertemu denganmu. Kamu adalah peri yang dikirim Tuhan, untuk membantu kesulitanku. Sekali lagi terima kasih banyak"

"Heuum... filosofi yang menarik. Tapi sayangnya, aku lebih menyukai julukan sebagai bidadari ketimbang peri. Dan....aku juga sudah lelah mendengar kata terima kasih terus darimu. Daripada kamu terus-terusan mengucapkan kalimat itu. Sebaiknya kamu pikirkan saja bagaimana cara membuatku happy. Dengan begitu bisa gantian, aku yang bilang terima kasih padamu sekali-kali. Baiklah, aku pulang dulu. Selamat sore"

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!