BAB 5- Serasa Mendapat Support

"Pacarmu pasti meninggalkanmu, dan lebih memilih laki-laki lain kan?" tebak Zahra disertai dengan seulas senyum jahil.

Tebakan Zahra sedikit membuat Rahul terkejut hingga sepasang kelopak matanya terbuka. Tanpa sadar, tangannya kembali terkepal. Mulutnya terkatup rapat, berusaha meredam emosinya yang mulai kembali meradang.

Meskipun tebakan wanita disampingnya ini sedikit banyak memang benar adanya. Namun tetap saja, darahnya selalu naik jika ada orang, khususnya orang asing yang turut campur dalam masalah pribadinya. Apalagi ucapan wanita itu laksana membuka luka lamanya yang belum sedikitpun mengering.

Apa gadis ini memang sedang menghinanya?

sama seperti orang-orang yang selama ini menghina dan mencemoohnya lantaran dia buta?

Zahra kembali menghela nafas berat. pria itu masih saja mengacuhkannya

"Heuuuh..... ya sudahlah, kalau masih tidak mau cerita. Aku tidak akan memaksa. Lagipula aku juga masih banyak kerjaan. Jangan sampai aku terkena teguran dari kepala perawat karena terlalu sibuk denganmu disini, dan mengabaikan pasien yang lain. Istirahatlah agar kondisimu kembali vit. Aku akan mengambil peralatan kebersihan untuk membersihkan pecahan gelas ini. Baiklah tampan,selamat istirahat semoga harimu menyenang....." cerocos Zahra pasrah dan nyaris beranjak

"Jadi kamu perawat disini?" tukas Rahul datar.

"Iya" jawab Zahra antusias. Akhirnya si pasien tampan mengindahkannya juga.

"Jadi aku sedang berada di rumah sakit sekarang?"

"Tidak, kamu sedang berada dihotel sekarang. Hehe......tampan, tampan. Memangnya kamu tidak bisa melihat kalau ini rumah sakit? Apa matamu buta? Hehehe" Zahra bergurau lalu terkekeh.

Dia tidak sadar kalau perkataannya menyinggung perasaan Rahul. Membuat emosinya kembali memuncak lantaran kata-kata hinaan dan cemoohan yang diterimanya dari Amora serta keluarganya kembali terngiang-ngiang dibenaknya.

Tawa Zahra yang sedang berderai tiba-tiba saja terhenti tatkala matanya melirik dan menatap mata Rahul. Tampaknya dia baru menyadari bahwa pasien tampannya itu buta.

"Ya Tuhan, ma-matamu? ti-tidak bi-bisa? me-meli.....?" ujar Zahra lirih dan terbata-bata sembari mengibas-ngibaskan tangannya kedepan wajah Rahul.

"Kenapa?! Masih belum puas menghina dan merendahkan ku?! Masih ingin diteruskan lagi?!" sergah Rahul sembari berdiri. Wajahnya tampak memerah, dan matanya membulat.

"A-aku tidak tau ka...."

Rahul mencekal pundak Zahra "Lalu apa yang ingin kamu ketahui? hah?! Kisah hidupku?! Baiklah, biar kuceritakan. Dengarkan ini baik-baik Nona perawat! semua yang kau katakan, termasuk tebakanmu itu memang benar adanya! Aku memang buta dan tidak bisa apa-apa. Tidak berguna! Bahkan gadis yang aku cintai meninggalkanku demi pria lain! tidak hanya itu, dia bahkan merendahkan dan mengolok-olok kondisiku! Dia bilang masa depannya akan hancur jika dia bersama laki-laki buta sepertiku! tidak berhenti sampai disitu! Cemoohan demi cemoohan selalu aku dapatkan setiap saat dari orang-orang terdekatku! Sudah puas Nona? atau masih ada lagi yang ingin kamu dengar?!"

tutur Rahul dengan intonasi tinggi, meluapkan emosinya.

Zahra bisa merasakan getaran yang berasal dari tubuh pria itu. Terlihat jelas dari raut wajahnya, bahwa hidup pria selalu dirundung pilu. Tertekan oleh kegelapan yang membelenggu kebahagiaannya.

Rasa iba disertai rasa bersalah menjadi satu dan menghantam sanubari Zahra, yang secara tidak sengaja telah menabur garam keatas luka laki-laki itu.

"Aku minta maaf. Aku tau kata-kataku sudah menyinggung perasaanmu. Meskipun aku tidak bermaksud begitu, tapi tetap saja itu salah. Aku benar-benar tidak tau kondisi serta masalahmu. Aku memang tidak berhak ikut campur, karena itu bukan urusanku. Aku benar-benar minta maaf" ujar Zahra lirih dan datar. Nada bicaranya yang sebelumnya terdengar riang, santai dan penuh candaan hingga terkesan cerewet kini terdengar serius dan sedih.

Rahul terpaku mendengar permintaan maaf wanita itu. Entah mengapa dia merasa adanya ketulusan dalam suaranya. Perlahan-lahan Rahul melepaskan cekalan tangannya dari bahu Zahra.

"Keluarlah dari sini, tinggalkan aku sendiri. tolong jangan menguji kesabaranmu lagi" titah Rahul dengan suara rendah dan bergetar. Berusaha meredam emosinya agar tidak kembali meledak.

Kemarahan yang dia sendiri tidak tau tertuju untuk siapa. Untuk wanita yang sedang berada dihadapannya saat ini? Untuk wanita yang sudah mencampakkannya? Keluarganya yang sudah membuangnya? Atau dirinya sendiri yang tidak berguna ini? Hah, entahlah. Yang jelas saat ini dia hanya butuh sendiri.

Tak ingin menambah konfrontasi yang bisa membuat pria itu semakin kalut perasaannya, Zahra hanya bisa menurut. Dengan membawa perasaan iba, gadis itu melangkah menuju pintu keluar. Dia berhenti diambang pintu, lalu membalikkan badannya kembali menghadap Rahul"

"Aku tidak tau ujian hidup apa yang sedang kamu hadapi. Karna aku tidak pernah berada diposisimu. Tapi aku bisa melihat dari matamu..... ada kekecewaan, kesedihan, kekalahan dan kemarahan yang tidak bisa kamu bagi dengan siapapun. Mungkin karena saat ini kamu merasa, tidak ada bahu yang bisa kamu jadikan tempat untuk bersandar. Tapi ingatlah satu hal ini, masih ada sajadah yang bisa kamu jadikan tempat untuk bersujud. Kata ibuku, tidak ada yang kekal didunia ini, kecuali Allah. Manusia mungkin saja akan meninggalkan kita suatu saat. Entah itu karena kehendaknya sendiri, atau kehendak Allah. Tapi Allah tidak akan pernah meninggalkan hambaNya yang mau mendekatkan diri, dan tunduk padaNya"

dan dia pun berlalu seraya tersenyum setelah memberikan ceramahnya. Meninggalkan Rahul yang berdiri mematung dan terkesima dengan kata-kata bijak yang dia lontarkan.

Entah mengapa sejak buta, baru kali ini dia merasa tenang mendengar seseorang bicara padanya. Baru kali ini dia merasa mendapatkan sebuah support. Dukungan yang selama ini dia butuhkan, namun tidak pernah dia dapatkan dari orang-orang terdekatnya.

******

"Bu! Ibu dimana?!" seru Zahra memanggil-manggil ibunya dari ruang tengah.

"Ibu disini Nak!" sahut ibunya dari dapur. Zahra bergegas kedapur begitu mendengar suara sahutan ibunya yang berasal dari sana. Didapur dia menemukan ibunya sedang memasukkan dan menata kue-kue basah kedalam box-box plastik.

"Eh, sudah mau berangkat Nak?" wanita paruh baya yang duduk di kursi roda itu menengadah begitu melihat kehadiran anaknya yang baru saja memasuki dapur. Senyum hangat merekah diwajahnya.

"Iya Bu, kuenya sudah siap Bu? Sini, Zahra bawain sekalian. Buat dititipin diwarung-warung" tawar Zahra melirik ketiga box plastik berisikan kue-kue basah buatan ibunya.

"Iya Nak, semuanya sudah siap. Ini tolong ya kamu bawa" wanita bernama Sakinah itu mengambil box-box berukuran 20x10 cm dimeja dan menyerahkannya pada Zahra.

"Iya Bu, sini"

"Uhuk.....uhuk..." Ibu Sakinah mengepalkan tangannya dengan longgar dan meletakkannya didepan mulutnya yang sedang terbatuk-batuk.

"Bu, Ibu sakit lagi?" Zahra langsung meletakkan box-box kue itu kembali kemeja dan mengusap-usap bahu ibunya. Raut wajahnya tampak panik melihat wanita yang telah melahirkannya itu tiba-tiba saja batuk.

"Tidak Ra, mungkin Ibu hanya kecapekan saja. Istirahat sebentar juga baikan lagi" Ibu Sakinah tersenyum tipis. Berusaha memperlihatkan pada anaknya, kalau dirinya baik-baik saja. Tangan kirinya mengelus-elus tangan Zahra dipundaknya.

"Ibu yakin gak apa-apa?" tanya Zahra ragu.

"Iya sayang, Ibu tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir"

"Bagaimana Zahra tidak khawatir Bu? sudah berulangkali aku meminta Ibu agar berhenti saja membuat kue. Supaya Ibu bisa istirahat saja. Tapi Ibu selalu ngeyel" bantah Zahra dengan wajah cemberut.

"Ibu bukannya ngeyel Nak. Tapi Ibu tidak mau hanya duduk diam saja, tidak melakukan apapun. Yang ada badan Ibu malah sakit dan pegal-pegal semua. Lagupula kalau hanya sekedar membuat kue saja, Ibu masih kuat kok. Memangnya Ibu anak kecil yang yang kerjanya hanya duduk manis dan bermalas-malasan? Ibu kan juga butuh kesibukan, supaya Ibu tidak bosan" Bu Sakinah berkelit.

Zahra menghela nafas berat, rasanya percuma saja berdebat dengan Ibunya.

"Ya sudahlah, terserah Ibu saja. Tapi ingat ya, setelah ini langsung istirahat. Jangan sampai kecapekan lagi" titah Zahra dengan tatapan tajam dan serius. Seolah-olah dia lah ibunya dan sedang mengatur anaknya.

"Siap tuan putri, laksanakan euuh....."canda Bu Sakinah seraya mencubit pipi chubby putrinya dengan gemas.

"Auuww! Ibu! sakit tau" keluh Zahra merengut.

"Habisnya kamu bikin Ibu gemes. Sebenarnya disini itu yang Ibunya siapa, yang anaknya siapa sih? Sikap kamu itu ya, persis ibu-ibu yang sedang mengomeli anaknya" Bu Sakinah cekikikan.

"Ibu, aku serius. Ibu sih seperti anak kecil. disuruh istirahat saja susahnya minta ampun. aku kan khawatir dengan kesehatan Ibu. didunia ini hanya Ibu yang aku miliki, setelah kepergian Ayah" Zahra berkata dengan sedih.

"Makanya, kamu cepat cari pendamping hidup sana. Jadi, kalau seandainya nanti Ibu menyusul Ayahmu, masih ada orang yang akan menemani dan menjagamu"

"Ibu! Ibu bicara apa sih? Kok jadi melantur kemana-mana?" Zahra kembali jengkel dengan ucapan Ibunya.

"Ibu hanya berpikir realistis sayang. Karna yang namanya rejeki, jodoh, maut....kita tidak ada yang tau. Karna itu, sebelum Ibu menutup mata, Ibu ingin melihat putri semata wayang Ibu ini menemukan tambatan hatinya. Dengan begitu Ibu bisa pergi dengan tenang"

"Hah....bicara Ibu itu terlalu dramatis. Aku malas membahasnya. Aku berangkat dulu, nanti telat lagi. Kasiankan para dokter dan pasien yang membutuhkanku" Zahra mengambil kembali box-box kue dimeja. Dia memilih mengakhiri percakapan yang menjenuhkan itu.

"Bilang saja mau mengalihkan pembicaraan" Bu Sakinah masih saja menggoda anaknya.

"Ih...Ibu!" seru Zahra geram.

"Hehehe....ya sudah berangkat sana. Oh ya, ini Ibu juga sudah siapkan kue untuk pasienmu. Jangan lupa nanti diberikan. Sekalian juga sampaikan pada pasien yang kamu berikan kue ini, semoga cepat sembuh" Bu Sakinah mengambil beberapa box mika yang telah diisi dengan kue-kue basah buatannya dan menyerahkannya pada Zahra.

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!