BAB 16- Tindakan Tak Terduga

Sesuai dengan janjinya, usai sarapan Zahra pun menemani Rahul jalan-jalan keliling desa.

Namun seperti biasanya, setiap pagi Zahra akan terlebih dahulu singgah ke warung-warung, yang sudah menjadi tempat biasa Ibunya menitipkan kue-kue buatannya. Rahul yang berjalan disampingnya dengan meraba-raba dan mengetuk-ngetukan tongkatnya pun, tampak sangat menikmati petualangannya pagi ini, mampir dari satu warung kewarung-warung lainnya.

Keduanya berjalan bersisian menyusuri jalanan beraspal yang dikelilingi dengan area persawahan hingga perbukitan. ya, karena desa itu dilatar belakangi oleh area persawahan dan pegunungan. Sangat jauh dari keramaian dan kebisingan area perkotaan.

Kendati demikian, keberadaan jalan beraspal yang cukup baik, cukup memadai para warga sekitar untuk mengakses area perkotaan yang ingin dijangkaunya.

Udara didesa itu terasa sejuk dan segar, dengan kabut tipis yang tampak menyelubungi desa. Mentari bersinar cerah dari ufuk timur.

Disepanjang perjalanan, acapkali Rahul dan Zahra berpapasan dengan para warga maupun petani, yang sedang dalam perjalanan menuju kesawah. Semua menyapa mereka dengan senyum ramah.

Sementara sebagian petani lainnya, sudah tampak berada didalam area persawahan yang hijau dan menghampar luas itu. Tengah asik menggarap sawah. Mencari nafkah demi menyokong perekonomian sanak keluarganya masing-masing.

Suasana didesa itu mampu membuat hati kian tentram dengan keasrian, keindahan serta keramahan para penduduknya.

"Eh, Neng Zahra. Mau kemana nih? mau Abang temani agar pagimu menjadi lebih berwarna?" tiga orang lelaki muda berbadan kekar dengan wajah yang lumayan tampan mencegat mereka.

"Maaf, tolong jangan ganggu kami. Kami buru-buru, ayo Hul" jawab Zahra dingin lalu menarik lengan Rahul agar berjalan kembali meninggalkan tempat itu.

"Eiits, tunggu Neng. Kenapa sih galak banget?Entar cantiknya hilang loh" salah satu dari ketiga lelaki itu yang berdiri paling depan, sepertinya pimpinan dari trio itu, langsung merentangkan lengannya didepan Zahra. Mau tidak mau gadis itu harus berhenti.

"Apa kalian tuli? Aku sudah bilang, tolong jangan ganggu kami!" Zahra mulai menaikkan nada bicaranya. tampaknya kesabarannya mulai habis.

"Jangan marah-marah dong Neng, nanti cepat tua loh. Sayangkan wajah secantik ini harus luntur" alih-alih menjauh akibat kemarahan Zahra, mereka justru semakin menjadi-jadi. Terutama pria yang berdiri ditengah-tengah mereka yang bernama Amar. Dia terus menggoda Zahra tanpa ampun, dan mencolek dagu gadis itu.

"Ra, siapa mereka?" Rahul yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.

"Biasa, brandal-brandal kampung. Kerjanya hanya bisa mengganggu gadis-gadis didesa ini" ketus Zahra tanpa menoleh pada Rahul. saking kesalnya dengan ketiga lelaki yang tengah mengganggunya.

"Hey, siapa dia? Pacarmu?" Amar menatap Rahul dari bawah sampai atas dengan sinis lalu melirik Zahra.

"Bukan urusanmu!" jawab Zahra ketus.

"Apa kau tidak salah pilih? Lelaki buta seperti ini dijadikan pacar?" Amar menunjuk Rahul dengan tampang mencemooh.

"Hahahaha"mereka bertiga tertawa terbahak-bahak.

"Astaga Zahra, Zahra. Kenapa rela menyia-nyiakan kecantikanmu, hanya demi pria tidak berfungsi seperti ini....?"

"Tutup mulutmu! Ayo Hul, jangan hiraukan, anggap aja anjing menggonggong" Zahra berkata dengan gusar dan kembali menarik tangan Rahul. Khawatir jika sikap ketiga lelaki rusuh itu akan kembali menjadi beban mental yang bisa berpengaruh buruk bagi kondisi psikis Rahul.

Namun lagi-lagi Amar kembali menghadang jalannya.

"Eh tunggu-tunggu. Buru-buru amat sih. Slow napa? Wah Neng.lama tidak bertemu, tubuhmu semakin montok dan menggoda saja ya. Apalagi dadamu hahaha!" Amar menatap dada Zahra yang bulat dan montok dengan ganasnya. Dia juga meremas gunung kembar itu dengan penuh nafsu

PLAAK!!

"Dasar laki-laki kurang ajar! Beraninya kau melecehkan tubuhku!" pekik Zahra menampar Amar. Amar mendelik tajam memegang pipinya yang habis menjadi korban tamparan Zahra barusan.

"Dasar wanita sialan, beraninya kau menamparku! Kamu pikir aku tidak bisa membalasnya" Amar mengangkat tangannya hendak membalas perbuatan Zahra terhadapnya barusan. Namun tanpa diduga, Rahul menahan tangan pria itu dengan tangannya.

"Tolong jaga sikapmu. Apa kau tidak malu, melecehkan dan memukul seorang wanita?" kata Rahul dengan nada rendah.

"Wow Mar, sepertinya ada mau yang sok-sokan jadi pahlawan kesiangan nih" provokasi Zacky, salah satu teman Amar yang berdiri dibelakangnya.

"Aku rasa dia sudah bosan hidup Bro" timpal Thoriq.

"Beraninya kau mencampuri urusanku. Mau belagak jadi jagoan? ngaca sana" ujar Amar dengan angkuhnya.

"Astaga Bro, kamu suruh dia ngaca? Yang ada bukan dia yang melihat cermin, tapi cermin yang melihat dia hahahaha" Zacky tersenyum sinis. Ketiganya kembali mentertawakan Rahul.

"Silahkan hina aku sesuka hati kalian. Karena memang aku hanyalah lelaki buta yang tidak bisa apa-apa. Berbeda dengan kalian yang memiliki fisik sempurna, namun lebih memilih untuk menjadi lelaki cemen, yang beraninya dengan wanita dan lelaki buta sepertiku. Seandainya aku yang menjadi kalian, aku pasti akan sangat malu. Karena aku bisa mencari lawan yang seimbang, tapi malah memilih lawan yang lemah"

Kata Rahul santai dan tegas, membalas segala bentuk kata-kata hinaan yang mereka lontarkan terhadapnya. Ucapan yang dilontarkan Rahul berhasil memancing emosi Amar.

"Benar-benar cari perkara ini orang Bro. Udah, sikat aja mending" Thoriq kembali memprovokasi, yang membuat rahang Amar semakin mengeras dengan mata melotot.

"Besar juga nyalimu ternyata ya" Amar melayangkan tinjunya kewajah Rahul. Membuat pria itu terhuyung kebelakang dengan sudut bibirnya yang robek dan berdarah.

"Rahul!!" pekik Zahra kalut.

Belum puas, Amar kembali hendak menyerang Rahul. Namun diluar dugaan, telinga pria itu ternyata memiliki ketajaman dalam mendengar pergerakan Amar yang hendak memukulnya. Hingga dia tak tinggal diam. Dengan gerakan cepat, Rahul mengangkat dan melayangkan tongkatnya kewajah Amar. Alhasil, darah segar keluar mengalir dari hidung lelaki itu.

Zacky dan Thoriq pun tak tinggal diam. Keduanya berlari kearah Rahul, hendak menyerang lelaki itu juga. Namun sama halnya dengan Amar, serangan mereka pun berhasil ditangkis Rahul dengan mengangkat tongkatnya menghantam wajah dan perut kedua pria itu.

Melihat kedua temannya yang juga mendapatkan serangan balik dari Rahul, Amar langsung membantu mereka dengan mengangkat kakinya kearah Rahul. Hendak memberikan tendangan keras kepada lelaki itu.

"Rahul awas!!" Teriak Zahra dengan raut wajah penuh kecemasan. Gadis itu tampak tidak tenang berdiri, menjadi saksi pertarungan tidak seimbang itu.

Namun kecemasan Zahra tidak terbukti. Karena lagi-lagi Rahul dapat menangkis serangan Amar. Bahkan, dia yang berhasil memberikan tendangan keras keperut pria itu.

Zacky dan Thoriq juga masih belum menyerah. Keduanya kembali hendak menyerang Rahul dari belakang, saat lelaki itu tengah sibuk meladeni serangan Amar dari depan.

"Rahul dibelakangmu!!" Zahra kembali berteriak. Dan berhasil membuat Rahul sadar, akan keberadaan duo sahabat itu yang hendak menyerangnya dari belakang. Dengan cepat Rahul berbalik dan kembali menangkis, dan memberikan serangan balik kepada mereka.

Pertarungan tak seimbang antara tiga lawan satu itu terus berlanjut. Luar biasanya, dengan keterbatasan penglihatan dan hanya mengandalkan ketajaman indra pendengarannya saja, Rahul dapat menyeimbangi serangan dan pukulan ketiga lelaki itu.

Kendatian demikian, Zahra tak serta merta dapat bernafas dengan lega. Meski dia menyaksikan sendiri bahwa Rahul mampu menghadapi mereka, namun tetap saja, pria itu memiliki keterbatasan dalam melihat. Trio berandal itu bisa saja mencuranginya, karena Zahra tau betul sifat culas mereka. Sebelum itu terjadi, maka dia harus cepat bertindak.

"Tolong! tolong!! ada perampok! tolong! tolong!!" teriakan Zahra berhasil mengundang perhatian dari orang-orang yang lewat dijalan, maupun yang berada didalam area persawahan.

Mereka semua langsung berlari berbondong-bondong kearah sumber keributan itu. Zahra terus menjerit minta tolong tanpa henti.

"Kurang ajar!!" Amar mulai menyadari akan kehadiran orang-orang kampung, yang sedang menuju ketempat mereka akibat teriakan Zahra.

Pertarungan sengit itupun akhirnya terjeda karena itu.

"Udah Bro, lari aja yuk. Aku tidak mau dipukuli warga sekampung" Ajak Thoriq.

"Iya benar tuh. Udah ayo" timpal Zacky yang ikut merasa cemas, jika sampai harus menjadi bulan-bulanan warga. Mau tak mau, mereka bertiga pun akhirnya meninggalkan tempat itu, lantaran tak ada pilihan lain.

"Kalian baik-baik saja?" tanya salah seorang warga kala sudah sampai ditempat itu.

"Iya Pak, kami baik-baik saja. Terima kasih" jawab Zahra cepat.

"Kurang asam itu siAmar cs. Selalu aja bikin onar" rutuk salah seorang petani yang sepertinya sudah cukup hafal, tabiat Amar dan genknya.

"Yang penting kalian tidak kenapa-napa. Tenang aja, nanti kami bilang Pak RT. Biar ditindak tegas mereka" timpal warga lainnya.

"Terima kasih Pak" kata Rahul.

***********

"Awww! awww!!" Rahul meringis kesakitan kala Zahra mengusap dan menekan pelan bagian ujung bibirnya yang terluka dengan sapu tangan.

"Sakit ya" tanya Zahra lembut. Merasa prihatin dengan keadaan lelaki itu.

"Pakai nanya lagi. Yang namanya orang dipukul, ya pasti sakitlah" Rahul nyolot.

Jawaban Rahul membuat raut wajah Zahra menjadi masam. Hingga sapu tangan yang sedang digunakannya untuk mengobati luka Rahul dia tekan dengan kuat. Membuat Rahul sampai mengaduh kesakitan.

"Aaww! aaww!! Astaga, ternyata kamu sama saja ya, dengan ketiga temanmu itu. Sama-sama bar-bar"

"Apa katamu?" Zahra kembali menekan sapu tangan itu pada luka diwajah Rahul. Kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

"Aaww!aaww! iya ya, ampun-ampun. Sakit" mau tidak mau Rahul terpaksa mengalah, karena wanita itu benar-benar menggunakan tenaga ekstra menyiksanya.

"Makanya, jangan mulai. Enak aja menyebut ketiga lelaki brengsek itu temanku" sungut Zahra.

"Memangnya salah? Kan mereka teman-teman sekampungmu"

"Tapi mereka bukan temanku. Oh ya, bicara soal Amar cs, aku tidak menyangka, kalau kamu melawan mereka bertiga. Padahal kamu tidak bisa melihat. Tapi mampu menyeimbangi serangan mereka. Hebat kamu ya" Zahra tersenyum kagum.

"Aku juga tidak menyangka, kalau aku bisa melawan mereka semua. Mungkin reflek aja, saking geramnya dengan tindakan tidak senonoh yang mereka lakukan terhadapmu"

"Oh..... jadi kamu sangat khawatir padaku ya?" Zahra tersenyum menggoda.

"Lih, GR banget"

"He em?"

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!