BAB 13- Sebatang Kara

"Sejak kecil, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Karena dia terlahir sebagai anak perempuan. Ayahnya sangat menginginkan anak laki-laki. Karena itulah dia tidak pernah mau menerima Chika. Padahal Chika sudah melakukan berbagai macam cara, agar ayahnya bisa menyayanginya,namun semuanya nihil.

Apalagi setelah tau dia sakit kanker. Beliau semakin membencinya. Sudah terlahir sebagai anak perempuan, penyakitan lagi. Itulah anggapannya. Sampai akhirnya dia meninggalkan Chika dan ibunya, dan pergi bersama wanita lain. Tidak lama setelah itu ibunya meninggal. Tidak ada pihak keluarga yang mau merawat Chika. Mereka semua memutuskan untuk menitipkannya dipanti asuhan"

"Ya Tuhan, kok bisa ya ada ayah seperti itu didunia ini! memang apa salah Chika jika dia terlahir sebagai perempuan? itukan bukan keinginannya!" Rahul tersulut emosi mendengarnya.

"Ya, itulah yang namanya kehidupan. Tidak semua hal akan terjadi sesuai dengan keinginan kita. Dan itulah yang ingin aku jelaskan padamu tempo hari. Kalau bukan kamu satu-satunya orang didunia ini, dengan problem hidup terberat. Masih ada orang lain yang jauh lebih sengsara darimu. Tapi mereka tidak pernah mengeluh.

Itulah yang aku lihat dari Chika. Ditengah ujian hidupnya yang bertubi tubi, dia masih tetap bisa memperlihatkan senyum cerianya. Dia selalu mengatakan padaku, kalau dia percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur. Hidup itu seperti roda yang berputar. Ada saatnya kita diatas, ada saatnya juga dibawah. Kuncinya hanya satu, tetap bersyukur dalam situasi apapun. Maka hidup ini pasti akan terasa indah"

"Aku minta maaf sekali lagi soal itu. Aku benar-benar malu dengan sikapku yang kekanak-kanakan..." kata Rahul lirih sembari menundukkan wajah. Merasa malu dengan sikapnya tempo hari.

"Aku sudah bilangkan? aku sudah memaafkanmu..."

Percakapan mereka pun terhenti kala Chika menghampiri.

"Kak Zahra, Kak Rahul. Ayo kita kesana (menunjuk dekorasi balon yang berada ditengah-tengah taman). Temani aku tiup lilin dan potog kue"

"Iya sayang" kata Zahra lalu melirik Rahul

"Ayo Hul"

"Iya-iya" Rahul beranjak dari tempat duduknya pun dengan Zahra. Ketiganya melangkah menuju meja diantara dekorasi balon warna warni itu. Ketiga teman laki-laki dan satu teman wanita Chika serta seorang wanita paruh baya, dengan penampilan sederhana dan berhijab sudah ada disana.

"Eh Suster Zahra" wanita itu tersenyum ramah menyapa Zahra.

"Apa kabar Bu?" Zahra membalas senyum ramah dan menyalami tangan wanita itu. Tampaknya kedua wanita beda generasi itu sudah saling mengenal satu sama lain.

"Alhamdulillah baik" wanita paruh baya itu lalu melirik Rahul yang berdiri disebelah Zahra.

"Oh, jadi ini yang namanya Rahul?"

"Iy-iya" jawab Rahul gugup.

"Saya Restu, pengurus panti asuhan tempat Chika dan teman-temannya tinggal"

"Senang berkanalan denganmu Bu" kata Rahul basa basi.

"Aku juga. Benar kata anak-anak ini, wajahmu sangat tampan. Semoga hatimu sama tampannya dengan wajahmu" Bu Restu juga melempar senyum ramahnya kala memuji Rahul.

"Terima kasih" Rahul tampak salah tingkah dengan pujian yang dilontarkan Bu Restu. Dia begitu bingung harus bersikap seperti apa. Meskipun dia merasakan adanya ketulusan yang mengandung dari ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Namun tetap saja, mereka masih orang asing baginya.

"Bu, Kak, udah dong ngomongnya. Ayo potong kuenya, perutku sudah sangat lapar nih" rengek Doddy, salah satu teman Chika yang bertubuh agak gemuk.

HUUUH....!!" sorak keempat temannya.

"Dasar bulat, tukang makan" cela Ronny.

"Iri bilang boss" sungut Doddy dengan tampang masam.

"HUUU...!!" Doddy kembali mendapat sorakan ledekan dari teman-temannya.

Rahul dan Zahra hanya senyum sembari geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak-anak itu.

"Sudah-sudah, kalian ini kerjanya ribut terus. Gak malu sama Kak Rahul dan Kak Zahra?" lerai Bu Restu lalu melirik Rahul dan Zahra.

"Rahul, Zahra... maaf ya atas kelakuan mereka"

"Iya Bu, namanya juga anak-anak" jawab Rahul mengerti.

"Ya sudah kalau begitu, ayo kita mulai"ajak Zahra.

"Ya, ayo"

Dengan riang gembira semua orang menyanyikan lagu happy birthday untuk Chika. Yang terlihat sangat ceria dengan

wajah manisnya yang terus memancarkan senyum lebar, saat meniup lilin berbentuk huruf yang sama dengan usianya. Yakni 13 tahun, dan memotong kue.

Chika menyodorkan potongan kue pertama dengan bentuk segitiga yang itu kepada Rahul dan Zahra dengan kedua tangannya.

"Ini potongan pertama buat Kak Rahul dan Kak Zahra"

"Buat aku dan Zahra?" tanya Rahul bingung.

"Iya. Sebagai ucapan terima kasih, karena selama ini Kak Zahra sudah merawatku. Selain itu, dia juga sudah banyak membantuku. Buat Kak Rahul yang sudah bernyanyi di acara ulang tahunku. Suara Kakak sangat merdu. Ditambah lagi wajah Kakak sangat tampan, seperti Salman Khan"

"Salman Khan?" Rahul tampak semakin bingung mendengar nama pria yang disebutkan Chika itu.

"Aktor kesukaan Chika. Diakan suka sekali drama bollywood. Bahkan kami suka nonton bareng di YouTube melalui ponselku. Iya kan cantik?" timpal Zahra bersama seuntai senyuman diwajah cantiknya.

"Iya dong Kak" jawab Chika dengan antusiasnya.

"Toss dulu" Zahra mengacungkan telapak tangannya pada Chika, yang dengan semangatnya menghentakkan telapak tangannya ketelapak tangan Zahra.

"Yeaayy!"

"Chik, potongan pertamakan sudah diberikan untuk Kak Zahra dan Kak Rahul. Yang kedua buat aku ya. Kan kita sahabat" Doddy tersenyum merayu.

"Iya Chik. Buruan potong kuenya lagi. Lalu berikan untuk Doddy, sekalian sama piring dan balon-balonnya. Biar dia tambah bundar" ledek Rere yang disambut dengan gelak tawa semua orang.

"Hahahaha!!"

**********

"Kemarin itu benar-benar sangat menyenangkan ya"

"Apa yang membuatnya menjadi sangat menyenangkan? Anak-anak itu? kebagian potongan kue pertama? Atau, antusiasme kaum hawa yang kepincut dengan ketampananmu saat bernyanyi?" tanya Zahra setengah bercanda.

"Euuu.... kenapa ya? Kok aku seperti mencium aroma kecemburuan ya disini?" goda Rahul.

"Oh.... kamu menyindirku?" gerutu Zahra. Sedangkan tangannya asik bekerja mengelap dan mengoles luka yang hampir kering dikening Rahul dengan kapas yang sudah ditetesi obat antiseptic.

"Jadi kamu mengakuinya? Atau jangan-jangan firasatku benar"

"Firasat apa?"

"Kamu memiliki perasaan lebih terhadapku"

"Oh.... seorang pria dingin dan temperamen, dalam sekejap bisa berubah drastis menjadi pria humoris dan tengil ya. Aku rasa kamu punya kelainan ya" Zahra tersenyum geram. Tangannya sedang menempelkan plester pada kasa untuk menutupi luka dikening sebelah kiri Rahul.

"Kelainan, maksudnya?" Rahul mengernyitkan keningnya.

"Ya, sepertinya kamu memiliki kepribadian ganda"

"Kalau kataku sih. Itu efek bertemu dan berteman dengan seorang gadis yang sengklek dan cerewet. Jadi aku ikut tertular virusnya" Rahul berkata dengan tengilnya.

"Ya, terus saja menyindirku. Kamu pikir aku penyakit yang virusnya akan menular pada orang lain? Aku tidak menyangka, ternyata kamu jauh lebih menyebalkan dari yang kupikirkan" sungut Zahra.

"Tentu saja. Untuk menghadapi wanita bawel dan menyebalkan, aku harus bisa membuat diriku sejajar dengannya" Rahul masih tidak mau kalah dari candaan itu. Dia sangat menikmati menggoda Zahra. Andai dia bisa melihat, pasti mimik wajah gadis itu akan membuatnya gemas saking lucunya.

"Ya sudahlah, terserah apa katamu. Oh ya, ada kabar gembira untukmu" Zahra mulai penat dengan gurauan itu dan memilih untuk mengalihkan pembicaraan saja.

"Kabar gembira apa? Aku jadi penasaran, apa kamu mau bilang, kalau aku habis menang lotre?"

"Apakah kepalamu itu isinya hanya uang saja? Apakah tidak ada hal lain yang bisa membuatmu gembira?"

"Tentu saja ada"

"Apa?"

"Kamu" ujar Rahul seketika. Entah sengaja atau tidak, Entah itu murni gurauan atau memang isi hatinya. Namun tampaknya Zahra tidak terpengaruh dengan ucapannya. Mungkin dia menanggapi itu hanya bagian dari lelucon saja.

"Waw, sepertinya menggombal merupakan salah satu keahlianmu selain bernyanyi. Katakan padaku, sudah berapa banyak wanita yang jadi korban gombalanmu?" cemooh Zahra.

"Euuu... entahlah, aku juga sudah sudah tidak ingat. Lagipula aku juga masih ingat perkataan seseorang yang mengatakan, lupakan kemarin dan fokus pada hari ini dan esok. Oh ya, ngomong-ngomong, apa kabar baik yang tadi ingin kamu sampaikan?"

"Oh, jadi kamu penasaran?"

"Euum... lumayan"

"Kamu memaksaku untuk memberitahu?"

"Kurang lebih"

"Baiklah kalau kamu memaksa. Aku juga tidak ingin membuatmu mati penasaran. Jadi tadi Dokter yang selama ini merawatmu disini memberitahuku, kalau hari ini kamu sudah bisa keluar dari rumah sakit ini. Kamu pasti sangat gembira kan? Aku masih ingat, seperti apa keras kepalamu kemarin saat ingin meninggalkan tempat ini. Sekarang kamu bisa keluar dari sini tanpa perlu berdebat dengan perawat disini. Hehehe"

Zahra terkekeh. Masih sangat segar dikepalanya, memory beberapa hari yang lalu. Saat keduanya masih bersitegang. Rahul bersikeras untuk meninggalkan tempat itu, ditengah-tengah kondisinya yang masih belum pulih pasca terjaga dari tidur panjangnya.

Beda dengan Rahul yang tampaknya tidak bergairah, mendengar pernyataan Zahra barusan. Raut wajah yang sebelumnya tampak sumringah, penuh candaan dan terkesan tengil mendadak berubah muram.

"Hey, ada apa? Kenapa tiba-tiba wajahmu berubah cemberut begitu? Bukankah seharusnya kamu senang, bisa keluar dari sini?Kok kamu terlihat kecewa? Apa ada masalah?" cecar Zahra pelan dengan tatapan menyelidik.

"Aku... aku"

"Kenapa?"

"Jika aku keluar dari sini, aku pasti harus membayar semua biaya perawatan selama aku dirawat disini. Aku tidak punya uang sepeserpun" jelas Rahul sendu.

"Kamu bisa menghubungi keluargamu, dan meminta mereka, untuk melunasi biaya rumah sakitmu. Mereka pasti..." saran Zahra berempati.

"Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Aku sebatang kara. Semua keluargaku sudah mati" Tukas Rahul dengan wajah memerah.

"Apa keluargamu juga menjadi korban dalam kecelakaan itu?" tanya Zahra lirih.

"Iy-ya, semua keluargaku sudah mati sejak kecelakaan itu. Dan sekarang aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini. Aku juga tidak tau harus kemana, saat meninggalkan tempat ini nantinya. Aku tidak punya apapun dan siapapun"

Jawab Rahul. Hatinya merasa ragu dan bersalah, karena telah mengarang cerita buruk mengenai keluarganya sendiri.

Episodes
1 BAB 1-Perdebatan Keluarga
2 Bab2-Dimana Rahul?!
3 BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4 BAB 4-Dimana Aku?!
5 BAB 5- Serasa Mendapat Support
6 BAB 6- Kemarahan Zahra
7 BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8 BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9 BAB 9- Beauty And The Beast
10 BAB 10- Meminta Maaf
11 BAB 11- Surprise
12 BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13 BAB 13- Sebatang Kara
14 BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15 BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16 BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17 BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18 BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19 BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20 BAB 20- Sholat Maghrib?!
21 BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22 BAB 22- Menepati Janji
23 BAB 23- Alergi??
24 BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25 BAB 25- Pameran festival
26 BAB 26- Kenekatan Rahul
27 BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28 BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29 BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30 BAB 30- Honeymoon
31 BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32 BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33 BAB 33- Operasi
34 BAB 34- Melepasmu
35 BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36 BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37 BAB 37- Penyelamatan Zahra
38 BAB 38- Kondisi Zahra
39 BAB 39- Kesedihan Rahul
40 BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41 BAB 41- Penolakan Rahul
42 BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43 BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44 BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45 BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46 BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47 BAB 47- Perkenalan
48 BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49 BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50 BAB 50- Suami Istri??
51 BAB 51- Tinggal Berdua??!
52 BAB 52- Kecelakaan!!
53 BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54 BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55 BAB 55- Kencan
56 BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57 BAB 57- Ngidam??!!
58 BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59 BAB 59- Rasa Bersalah
60 BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61 BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62 BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63 BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64 BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65 BAB 65- Berhalusinasi
66 BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67 BAB 67- Permintaan Shreya
68 BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69 BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70 BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71 BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72 BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73 BAB 73- Kacang Almond?!!
74 BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75 BAB 75- Salad dan jus strawberry
76 BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77 BAB 77- Aku Akan Pergi
78 BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79 BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80 BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81 BAB 81- Menyelidiki
82 BAB 82- Menemukan Bukti!!
83 BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84 BAB 84- Akulah Suaminya!!
85 BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86 BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87 BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88 BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89 BAB 89- Tinggal Bersama??
90 BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91 BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92 BAB 92- Keisengan Rahul
93 BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94 BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95 BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96 BAB 96- Kencan Kita
97 BAB 97- Kencan Kita Part 2
98 BAB 98- Kencan Kita Part 3
99 BAB 99- Ciuman??
100 BAB 100- Jebakan Rahul
101 BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102 BAB 102- Rasa Yang Sama
103 BAB 103- Rencana Amora
104 BAB 104- Ancaman Amora
105 BAB 105- Saling Mengancam
106 BAB 106- Kedatangan Fajar
107 BAB 107- Mengetahui Rahasia
108 BAB 108- Memprovokasi Zahra
109 BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110 BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111 BAB 111- Kegelisahan Zahra
112 BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113 BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114 BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115 BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116 BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117 BAB 117- Operasi Caesar
118 BAB 118- Penerus Dirgantara
119 BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120 BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121 BAB 121- Tuduhan Rahul
122 BAB 122- Menangkap Pelakunya
123 BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124 BAB 124- Acara Penyambutan
125 BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126 BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127 BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128 BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129 BAB 129- Nifas??!!
130 BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131 BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132 BAB 132- Aqiqah
133 BAB 133- Undangan Pernikahan
134 BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135 PROMO NOVEL BARU
136 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 136 Episodes

1
BAB 1-Perdebatan Keluarga
2
Bab2-Dimana Rahul?!
3
BAB 3- Pengorbananku Tak Dianggap
4
BAB 4-Dimana Aku?!
5
BAB 5- Serasa Mendapat Support
6
BAB 6- Kemarahan Zahra
7
BAB 7- Perasaan Tak Menentu
8
BAB 8- Pernyataanmu Membuatku Terharu
9
BAB 9- Beauty And The Beast
10
BAB 10- Meminta Maaf
11
BAB 11- Surprise
12
BAB 12- Mau Berteman Denganku?
13
BAB 13- Sebatang Kara
14
BAB 14- Tinggal Dirumah Belakang
15
BAB 15- Ibu Dan Anak Sama Saja
16
BAB 16- Tindakan Tak Terduga
17
BAB 17- Berdamai Dengan Takdir
18
BAB 18- Kamu Mataku, Dan Aku Kakimu
19
BAB 19- Lolos Masa Percobaan
20
BAB 20- Sholat Maghrib?!
21
BAB 21- Terpaksa Meminta Maaf
22
BAB 22- Menepati Janji
23
BAB 23- Alergi??
24
BAB 24- Ancaman Sang Rentenir
25
BAB 25- Pameran festival
26
BAB 26- Kenekatan Rahul
27
BAB 27- Kamu Adalah Sumber Kekuatanku
28
BAB 28- Sikap Ketus Zahra
29
BAB 29- Hari Bahagia Pernikahan Kita
30
BAB 30- Honeymoon
31
BAB 31- Aku Akan Bisa Melihat Lagi??!
32
BAB 32- Demi Aku Dan Calon Anak Kita
33
BAB 33- Operasi
34
BAB 34- Melepasmu
35
BAB 35- Apa Yang Terjadi Pada Istriku??!!
36
BAB 36- Duniaku Terasa Runtuh Kembali!!
37
BAB 37- Penyelamatan Zahra
38
BAB 38- Kondisi Zahra
39
BAB 39- Kesedihan Rahul
40
BAB 40- Benarkah Kamu Suamiku??
41
BAB 41- Penolakan Rahul
42
BAB 42- Kehidupan Seorang Fajar
43
BAB 43- Mengapa Aku Tidak Merasa Nyaman??
44
BAB 44- Benarkah Aku Sudah Jatuh Cinta??
45
BAB 45- Aku Mohon Kembalikan Istriku!!!
46
BAB 46- Perasaan Apakah Ini??!
47
BAB 47- Perkenalan
48
BAB 48- Kenapa Rasanya Sama Persis??
49
BAB 49- Andai Kalian Milikku!
50
BAB 50- Suami Istri??
51
BAB 51- Tinggal Berdua??!
52
BAB 52- Kecelakaan!!
53
BAB 53- Apakah Aku Terlalu Jahat??!
54
BAB 54- Aku Tidak Bisa Menjauhimu!!
55
BAB 55- Kencan
56
BAB 56- Apakah Kebersamaan Ini Akan Berakhir??!
57
BAB 57- Ngidam??!!
58
BAB 58- Aku Ingin Disuapi
59
BAB 59- Rasa Bersalah
60
BAB 60- Apakah Sudah Saatnya Aku Menjauhimu??!
61
BAB 61- Hanya Bisa Menatapmu Dari Jauh!!
62
BAB 62- Meratapi Kepergianmu
63
BAB 63- Akan Berusaha Melupakanmu
64
BAB 64- Aku Tidak Bisa Berhenti Memikirkanmu!
65
BAB 65- Berhalusinasi
66
BAB 66- Rencana Bu Zaitun
67
BAB 67- Permintaan Shreya
68
BAB 68- Sangat Ingin Bertemu
69
BAB 69- Akhirnya Kita Bertemu
70
BAB 70- Aku Sangat Merindukanmu
71
BAB 71- Memintamu Untuk Menjauhiku
72
BAB 72- Ada Apa Denganmu?!!
73
BAB 73- Kacang Almond?!!
74
BAB 74- Kecemburuan Rahul!!
75
BAB 75- Salad dan jus strawberry
76
BAB 76- Aku Harus Mengecewakanmu!
77
BAB 77- Aku Akan Pergi
78
BAB 78- Bertemu Di Acara Meeting
79
BAB 79- Dia Adalah Zahra??!!
80
BAB 80- Siapa Kamu Sebenarnya??!!
81
BAB 81- Menyelidiki
82
BAB 82- Menemukan Bukti!!
83
BAB 83- Bukti Sudah Jelas!!
84
BAB 84- Akulah Suaminya!!
85
BAB 85- Menjelaskan Segalanya
86
BAB 86- Melanjutkan Sandiwara!!
87
BAB 87- Aku Akan Membawamu Bersamaku!!
88
BAB 88- Jujur atau Tidak ya??
89
BAB 89- Tinggal Bersama??
90
BAB 90- Dia Bukan Milikku!!
91
BAB 91- Terima Kasih Sudah Kembali Padaku
92
BAB 92- Keisengan Rahul
93
BAB 93- Aku Sangat Bahagia!!
94
BAB 94- Momen Yang Kurindukan
95
BAB 95- Menghabiskan Waktu Denganmu
96
BAB 96- Kencan Kita
97
BAB 97- Kencan Kita Part 2
98
BAB 98- Kencan Kita Part 3
99
BAB 99- Ciuman??
100
BAB 100- Jebakan Rahul
101
BAB 101- Aku Bahagia Bersamamu
102
BAB 102- Rasa Yang Sama
103
BAB 103- Rencana Amora
104
BAB 104- Ancaman Amora
105
BAB 105- Saling Mengancam
106
BAB 106- Kedatangan Fajar
107
BAB 107- Mengetahui Rahasia
108
BAB 108- Memprovokasi Zahra
109
BAB 109- Siapa Aku Sebenarnya??!!
110
BAB 110- Siapa Suamiku Yang Sesungguhnya??!!
111
BAB 111- Kegelisahan Zahra
112
BAB 112- Apa Yang Harus Aku Lakukan??!!
113
BAB 113- Video Yang Menghebohkan!!
114
BAB 114- Fakta Yang Mengejutkan!!
115
BAB 115- Istri Atau Anak??!!
116
BAB 116- Keputusan Yang Sangat Sulit!!
117
BAB 117- Operasi Caesar
118
BAB 118- Penerus Dirgantara
119
BAB 119- Aku Adalah Zahramu!!
120
BAB 120- Chand Aditya Dirgantara
121
BAB 121- Tuduhan Rahul
122
BAB 122- Menangkap Pelakunya
123
BAB 123- Mengambil Tindakan!!
124
BAB 124- Acara Penyambutan
125
BAB 125- Benarkah Kamu Telah Mengkhianatiku??!!
126
BAB 126- Terkuaknya Rahasia Masa Lalu!!
127
BAB 127- Memperjelas Segalanya!!
128
BAB 128- Surat Gugatan Cerai!!
129
BAB 129- Nifas??!!
130
BAB 130- Nasib Gala Dan Amora
131
BAB 131- Melepas Kepergian Gala
132
BAB 132- Aqiqah
133
BAB 133- Undangan Pernikahan
134
BAB 134- Segalanya Untukmu (END)
135
PROMO NOVEL BARU
136
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!